| 42

656 105 61
                                    

Aku berharap setelah semua ini, aku akan terbangun dari tidurku. Namun ternyata aku salah, rasa pedih ini benar-benar nyata.

 Namun ternyata aku salah, rasa pedih ini benar-benar nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!!

Jisoo dan Taehyung masih berada di mall Mereka berniat untuk membeli parfum yang tadi sudah Jisoo katakan, karena parfum yang biasanya gadis itu pakai sudah tandas pagi tadi.

Jisoo sesekali tertawa mendengar celotehan Taehyung. Pemuda itu menceritakan hukuman yang diberikan sang Bunda kepadanya dan Suga, karena mereka berkelahi di sekolah waktu itu.

"Terus sekarang masih tidur bareng?" sahut Jisoo penasaran.

Bibir Taehyung mengerucut dengan tangan yang masih hinggap di bahu Jisoo, mereka tampak seperti sepasang kekasih. "Iya."

Jisoo kembali tertawa. "Aku kira kamu berangkat bareng Kak Suga atas kemauan kalian. Eh ternyata dipaksa sama tante Nela."

Mata Taehyung sontak membulat. "Kamu tau nama Bunda? Padahal aku belum pernah cerita."

"Iya. Aku sering chatting-an sama Bunda kamu," sahut Jisoo.

"Beneran?" tanya Taehyung tak percaya.

"Iyaa ih. Malah Bunda kamu nyuruh aku buat main ke rumah," timpal Jisoo sungguh-sungguh.

"Kapan mau ke rumah aku?" cecar Taehyung dengan mata berbinar.

"Kapan-kapan," balas Jisoo bercanda.

Taehyung mendengus, lalu selanjutnya berubah mesem-mesem sendiri. Hal itu tentu saja membuat Jisoo menatap Taehyung bingung.

"Kenapa?"

"Seneng aja. Bunda udah akrab sama calon mantunya." Taehyung tersenyum menggoda.

Mau tak mau Jisoo ikut mengangkat sudut bibirnya. "Ihhh apa sih..." Jisoo jadi malu sendiri.

Selanjutnya mereka kembali berjalan dengan sesekali saling melempar tawa.

Jisoo yang sedang asik tertawa tiba-tiba langsung memfokuskan penglihatannya pada objek yang ada di depan. Tubuh gadis itu tiba-tiba menegang, terlebih dengan pikiran buruk yang hinggap di kepalanya. Jisoo takut mimpi buruk yang selama ini menghantuinya menjadi kenyataan.

"Kenapa, Chu?" tanya Taehyung melihat gestur gelisah Jisoo.

Jisoo tidak menjawab, gadis itu malah semakin mempercepat langkahnya sehingga membuat rangkulan Taehyung di bahunya terlepas.

Kamu akan menyukai ini

          

Jisoo berhenti tak jauh dari objek yang sedari tadi ia perhatikan. Hatinya seperti di remas kuat, nafasnya naik turun, air matanya menetes membasahi pipi. Jisoo menangis.

Taehyung yang melihat itu langsung menghampiri Jisoo dengan tergesa-gesa. "Ada apa, Chu?" tanya Taehyung dengan nada khawatir.

"Papa sama selingkuhannya lagi. Papa bohongin aku lagi, Tae." Jisoo menunjuk objek di depannya, yang masih tidak menyadari kehadiran Jisoo.

Taehyung mengelus punggung Jisoo, lantas ikut melihat objek yang membuat gadis yang disukainya dari jaman SMP menangis. Mata Taehyung sontak membulat. Pemuda itu mengenal betul pasangan yang kini tengah asik bercengkrama.

Taehyung dibuat terkejut karena nyatanya keluarga Jisoo tak seharmonis seperti yang dipikirannya. Yang lebih membuat Taehyung terkejut adalah ia mengenal pria itu di klinik tempat Nela memeriksa kandungan, sebagai pasangan dari wanita yang Jisoo sebut sebagai selingkuhan papanya.

⚠️👉🏻 Flashback 👈🏻⚠️

Hari itu Taehyung tengah sibuk bersiap untuk datang ke acara ulang tahun Jisoo. Saking antusiasnya, bahkan Taehyung tak menanggapi panggilan dari Naeun yang sedari tadi meneror ponselnya. Gadis itu memaksa untuk ikut ke pesta ulang tahun Jisoo.

Saat tengah asik memilih baju terbaik yang akan dipakainya. Pintu kamar Taehyung diketuk secara bruntal dan membuat pemuda itu berdecak kesal.

Ternyata orang yang menggedor pintunya adalah sang Bunda yang sekarang tampak meringis memegangi perutnya.

Taehyung yang melihat itu pun jadi panik.

Meski pun tidak ingin mempunyai adik, tapi jika Bunda dan calon adiknya kenapa-napa Taehyung juga merasa sedih.

"Bunda kenapa? Ada yang sakit?" cecar Taehyung terlihat sangat panik, jantungnya berdetak cepat saking paniknya.

"Perut bunda sakit. Anterin bunda ke klinik dokter Nina, Tae, kakakmu udah berangkat ke rumah temennya."

Akhirnya Taehyung duduk di kursi tunggu yang ada di klinik tempat bundanya chek up. Setelah tadi dengan panik memesan taksi dan menelpon sang ayah sepanjang jalan, Taehyung sekarang merasa jadi malu karena tanpa sadar ia masih memakai kolor.

Mau pulang juga tak bisa karena tidak memawa uang, maka dari itu Taehyung lebih memilih untuk menunggu kedua orang tuanya.

Cowok itu menatap pria paruh baya yang duduk di dekatnya. Taehyung sudah sangat familiar dengan pria ini karena selalu bertemu di sini. Pria itu tampak selalu hadir mendampingi sang istri.

"Istrinya mana, Om?"

"Ke toilet. Nganterin bundanya? Tumben gak ikut masuk."

"Iya, Om. Bunda perutnya sakit, saya panik dan langsung ke sini makanya penampilan saya begini. Udah ditungguin sama Ayah kok di dalam, Om."

Pria itu mangut-mangut mengerti.

"Om tuh suami dan calon ayah yang baik ya, selalu nemenin tante kalo ke sini. Ayah saya mah boro-boro, sibuk banget kerjanya, Makannya yang nganter selalu saya atau kakak saya," curhat Taehyung.

Pria itu tersenyum masam. "Sayangnya saya bukan ayah yang baik."

"Loh?"

Memilih Kamu || VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang