"Nih, buat jajan kakak" lelaki dengan kaos putih polos itu memberikan beberapa lembar uang biru.
"Dapet uang darimana?"
"Kerjalah, gini-gini aku punya kerja ya" balas lelaki itu sombong.
Rychell mencebikkan bibirnya, "gausah deh, uang kakak masih ada. Simpen aja buat kuliah Al nanti"
"Ck, ambil aja apa susahnya sih!"
Rychell hanya menghela ketika suaminya itu meletakkan beberapa lembar uang itu ke tangannya. "Ngegas amat dek dek"
"Bodo, udah sana pergi"
"Dih? Ngusir?"
"Lah? Kan kakak mau pergi, udah sana nanti kasian temen kakak udah pada nungguin"
Gadis itu mengangguk saja dan berjalan kearah mobilnya. Semua barang yang akan dibawa, sudah disusun dibagasi. Siapa yang nyusun? Rychell lah, yakali Ales. Lelaki itu masih ngebo tau ga, bukannya dibantu malah tidur.
Saat akan membuka pintu, ia menatap Ales yang juga menatapnya. Lelaki itu mengernyit seolah berkata "apa?"
Gadis itu kembali berjalan kearah Ales dan berdiri tepat dihadapannya. Ia sedikit berjinjit dan mencium singkat pipi suaminya.
"Jangan lasak"
Lalu ia kembali mencium pipi yang sebelah, "jangan ganjen ke tetangga apartemen"
Lalu ia sedikit tersenyum melihat wajah Ales yang tampak tegang. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Ales dan mengecup bibir Ales.
"Wait for me home, see you Again my husband."
Lalu gadis itu berbalik dan berlari segera masuk kedalam mobilnya. Lelaki itu masih bergeming dan menatap kepergian mobil istrinya. Seketika bibirnya membentuk lengkungan keatas membentuk senyum bahagia malu-malu gitu.
Ia meraih handphone dan mengetikkan sesuatu. Lalu ia kembali berlari masuk kedalam gedung apartemen dengan jatung yang terus terpompa dengan cepat.
°°°°°
"Lama banget lo Chell"
Gadis itu memutar bolamatanya, "besok-besok gausah nyuruh gue bawa mobil"
Chiko menunjukkan cengirannya dan hendak menyentuh kepala Rychell. Tapi ditahan oleh sang pemilik kepala.
"Gausah, pegang-pegang" ucap gadis itu tajam.
"Galak amat mbak, cuman mau perbaiki itu loh rambut lo"
"Gue bisa sendiri" gadis itu pun menyentuh kepalanya sendiri.
"Rychell!" keduanya menoleh dan menemukan Seryn yang berjalan kearah keduanya.
Rychell menaikkan salah satu alisnya. "Kenapa?"
"Ngapain berdua disini?"
"Gue baru dateng, udah pada ngumpul?" jawab gadis itu sambil melirik Chiko.
Gadis dengan kacamata itu mengangguk. "Udah semua, tinggal Dean aja"
Alis Rychell terangkat. "Dean kemana?"
"Gatau, katanya tadi otewe tapi belum nyampe juga"
Gadis itu mendengus, "tiga menit lagi tu"
Ketiganya berjalan memasuki rumah Rey dan melihat semua yang ikut tengah berkumpul di ruang tengah. Benar saja, tiga menit kemudian, Dean datang dengan nafas tersengal-sengal.
Cerita yang dipromosikan
Kamu akan menyukai ini
"We, sori gue telat. Sak boker pulak gue tadi"
Seryn menunjukkan wajah jijiknya. "Jorok bat sih lo"
"Apasi mbul? Jangan gitu dong, namanya juga——"
"Ya tapi ga se-frontal itu juga bego!"
"Heh heh udah, kok malah berantem sih?" sungut Kyle kesal.
Seryn memutar bolamatanya malas dan mendekati Rychell.
"Yok yok berangkat lagi" ajak Rey keluar dari kamar dengan tas selempang dibahu kirinya.
"Gasss!"
|holiday|
"Wiih, bagus banget pantainya gila!" kagum Dean dengan mata berbinar.
"Woi Dean! Bantuin napa!"
"Ogah ah, mending gue minum air kelapa!"
"Lah si goblok! Lo kalo beban, balek lagi sono!" omel Kenzo dengan dua koper ditangannya.
Dean menghela dan mendekati Rychell yang juga membawa kopernya sendiri. "Sini, gue yang bawa. Lo beliin gue air kelapa"
Rychell menunjukkan wajah datarnya, "ogah, gue mau tidur"
Gadis itu langsung melenggang pergi meninggalkan Dean yang menatap kepergiannya dengan tatapan tidak percaya. "Astaghfirullah Chell, kok lo tega sih?"
Rychell tak membalas dan tak menoleh. Ia terus berjalan menuju villa karena ia sudah lelah. Gadis itu langsung mengambil posisi duduk disofa dan memainkan handphonenya.
Terdapat beberapa notice yang belum ia buka dari beberapa orang. Bibirnya sedikit melengkung keatas dan membuka salah satunya. Ia pun segera membalasnya dan terus tersenyum tanpa sadar Raqeel melihat reaksi dirinya yang begitu bahagia.
Raqeel pun mengepalkan tangannya dan pergi memasuki salah satu kamar dengan perasaan resah. Ia sudah memikirkan kalo Rachel dan Ales pasti saling menghubungi, terbukti saat ia melihat kontak WhatsApp lelaki itu dan menandakan sedang online.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Senyum-senyum sendiri, lagi chat siapa?"
Gadis itu langsung merubah raut wajahnya dan beralih menatap sosok lelaki dengan dua kaleng soda ditangannya. Ia hanya menggeleng dan kembali fokus pada handphone. Kini bukan fokus pada chatan Ales, hanya men-scroll sosmednya aja.
"Nih, lo haus kan?" lelaki itu memberikan satu kaleng yang barusan ia buka kepada gadis itu.
Gadis itu menerimanya, "thanks" saat melihat Dean baru masuk, ia memanggil pria itu.