"mina, mulai sekarang kau akan satu tim dengan Chaeyoung untuk mengawasi pembangunan gedung yayasan itu," ucap jeongyeon

Mina tersentak kaget mendengar ucapan sang bos. Dia lalu melirik Chaeyoung dengan tatapan sinis, "Kenapa aku harus satu tim dengannya? Aku bisa mengerjakan semua pekerjaanku sendiri, bahkan lebih baik."

Chaeyoung langsung mendekat pada jeongyeon dan berbisik, "Beri aku pekerjaan lain saja, Bos... Aku juga tidak mau satu tim dengan wanita mengerikan itu... "

Mina yang memiliki pendengaran super tajam itu mampu mendengar bisikan Chaeyoung. Mina pun lagi-lagi memberi Chaeyoung ancaman serius dengan menodongkan senjata, membuat Chaeyoung bergidik ngeri dan bersembunyi di belakang kursi jeongyeon

"Kau lihat kan, Bos... Betapa mengerikannya wanita itu." ucap Chaeyoung yang bersembunyi di belakang kursi jeongyeon. Chaeyoung sudah gemetaran dengan ancaman itu, sedangkan jeongyeon terlihat sangat santai.

"Kau tenang saja. Mina tidak semenakutkan yang kau pikirkan." jeongyeon lalu memberi kode pada mina agar menurunkan senjatanya, "Kau jangan menakutinya, mina! Chaeyoung adalah rekan satu tim-mu."

Mina pun menurunkan senjatanya dan memasukkan kembali ke saku blazernya.

"Kau harus bekerja dengan baik, kalau tidak, peluru dari senjataku akan menembus kepalamu!" ucap mina pada Chaeyoung dengan nada mengancam.

Tidak lama kemudian, terdengarlah suara pintu diketuk. Mina langsung membuka pintu itu. Tampak lisa berdiri di ambang pintu dengan tubuh gemetaran.

"Mina, kau pergilah bersama Chaeyoung dan rubah penampilannya. Aku ada perlu dengan lisa," titah jeongyeon kemudian.

Mina membulatkan matanya. Dia tidak percaya jeongyeon memintanya melakukan pekerjaan itu, "Kau serius? Meminta aku pergi dengannya?" tanya mina

"Lalu aku harus meminta siapa? Kau yang terbaik untuk pekerjaan itu." kata jeongyeon

Wanita itu memutar bola matanya pertanda malas, lalu memberi kode pada Chaeyoung agar ikut dengannya. Tinggallah lisa dengan jeongyeon di dalam ruangan itu berdua.

"Mendekatlah kemari dan duduklah!" titah jeongyeon dengan wajah datarnya. Lisa pun mendekat dan duduk di kursi berhadapan dengan jeongyeon

Baru melihat wajahnya saja, aku sudah gemetaran. Bagaimana aku akan menghadapi nya? batin lisa

Jeongyeon melirik lisa dengan tatapan tajam, seolah tatapan itu mampu membelah tubuh lisa menjadi dua bagian.

"Kau masih tidak mau mengatakannya padaku? Sekarang tidak ada dahyun yang bisa melindungimu," ucap jeongyeon yang terdengar seperti mengancam serius.

Lisa pun semakin gemetaran lalu berusaha menerbitkan senyumnya, "Hehe, Kakak... Aku benar-benar tidak tahu siapa dan dimana gadis itu, aku mohon percayalah padaku..."

BRAK!

Jeongyeon menggebrak meja dengan keras membuat lisa terlonjak kaget, jantungnya terasa mau lepas.

"Kau tidak mungkin tidak tahu. Cepat katakan siapa dan dimana gadis yang bermain piano di ulang tahun nala Group!" bentak jeongyeon yang mulai kehilangan kesabarannya.

Tamat riwayatku. Aku sudah berjanji pada Nayeon akan menyembunyikan identitasnya. Kalau aku membocorkannya, dahyun akan membunuhku, tapi kalau aku tidak bilang, Tuan jeonathan kaesang yesha onie ini tetap akan membunuhku di ruangan ini. batin lisa

"Aku benar-benar tidak, tahu. Aku mohon percayalah. Aku baru bertemu dengannya sore itu. Dan dia langsung pergi setelah tampil," ucap lisa berusaha meyakinkan jeongyeon dengan kebohongannya.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang