[Boxing]

217 29 25
                                    

Cast : Edgar

●●●

Edgar duduk di salah satu bangku taman sendirian, hari itu ia diizinkan untuk berjalan di luar oleh Gela dan Gaib sebagai bentuk penyegaran bagi anak asuh mereka setelah bekerja cukup serius di teater.

Orang-orang berlalu lalang sambil bercengkrama satu sama lain, sementara itu Edgar hanya memandangi sekitarnya dengan alat bantu dengarnya yang memutar musik secara acak dari daftar putarnya.

Lima belas menit pria itu duduk di bangku taman, kini saatnya ia beranjak dan menuju tempat lain yang hendak ia kunjungi.

Di sepanjang jalan Edgar menatap beberapa toko kosmetik yang berjejer rapi di salah satu sudut kota Alnizer. Sebuah hologram besar dari toko kosmetik terkemuka tampak mengundang banyak pasang mata yang lewat di depannya, model perempuan yang menjadi wajah baru kosmetik tersebut memiliki aura luar biasa dalam mereprestasikan produknya.

"Eyurina betul-betul hebat sekali menggaet banyak hati, dia bahkan menjadi Brand Ambassador dari Muldocova dalam waktu singkat." Ujar seorang perempuan di depan toko.

Edgar menoleh spontan saat nama kekasihnya itu disebut dalam percakapan itu. Satu perempuan lain mengangguk. "Sangking cepatnya aku curiga dengan permainannya, apakah dia betul-betul berusaha atau punya koneksi besar." Ujarnya sembari menikmati es krimnya.

Percakapan tidak menyenangkan itu membuat Edgar pergi dari depan toko, ia mengangkat jam tangannya sambil menggeser layar yang menunjukkan panggilan telfon. Dengan menggeser warna hijau di jamnya, Edgar pun menyambungkannya ke alat bantu dengarnya.

"Kamu di mana?" Tanya Eyu di ujung sana.

Edgar membuang sampahnya. "Kota." Jawabnya singkat sambil menunggu lampu hijau bagi pejalan di trotoar.

"Bisa ke tempat syuting tidak? Cansu akan kirimkan alamatnya, kamu langsung ke ruanganku saja." Ujar Eyu.

Lampu pejalan kaki pun berubau hijau saat lampu lalu lintas bagi kendaraan darat menjadi merah. Edgar mulai menyebrang jalan sambil melirik jam tangannya lagi, "kirim saja, nanti aku cocokkan dengan jadwal dari—"

Di tengah jalannya Edgar tanpa sengaja menyenggol bahu seorang pria muda yang nampak sebaya dengan dirinya. Edgar buru-buru meminta maaf pada pria yang langsung pergi tanpa sepatah kata pun itu. Namun di saat Edgar memohon maaf, dapat ia lihat mata pria itu seperti menatapnya cukup dalam serta nampak familiar di matanya.

Rasa penasaran Edgar memuncak saat ia dengan jelas melihat tangan pria muda itu berbalut hand wrap untuk berlatih tinju. Seolah pria itu mengalihkan semua atensinya, ia bahkan tak sadar bahwa tinggal dirinya sendiri yang berdiri di tengah-tengah jalan penyebrangan. Suara klakson kendaraan tanpa roda membuat Edgar tersadar, ia juga baru mendengar sura Eyu memanggilnya.

"Sayang, aku tutup telfonnya." Ujar Edgar buru-buru dan segera berbalik arah menuju tempat semula ia menyebrang.

Langkah kaki Edgar menjadi lebih cepat dari sebelumnya karena berusaha mencari punggung pria yang ia tabrak itu sekali lagi. Setelah berlarian cukup lama, Edgar menemukan pria itu di ujung jalan. Kini semakin menjauh dari keramaian, memasuki gang sempit dan gelap di salah satu distrik di Alnizer.

Sampailah akhirnya di sebuah gang yang nyaris gelap karena tertutup kain-kain besar yang menjadi atap tanpa bolongan. Pria itu berdiri di depan sebuah pintu sambil menempelkan wajahnya di sebuah tempat khusus pemindai wajah. Tak lama pintu itu terbuka dan ia masuk ke dalamnya. Hanya sampai di situ saja Edgar bisa mengikuti pria itu, saat di rasa sepi dan tak ada orang, Edgar maju ke depan pintu tersebut.

Vibrant | Olympus Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang