Pertemuan yang Menyebalkan

368 7 5
                                    

"Sial! Kenapa tidak ada yang membangunkanku?" Gumamku kesal. Aku berlari begitu kencang, ketika tengah berlari aku melihat bu Fitri berdiri tidak jauh dariku. Aku hampir menabraknya jika aku tidak segera berhenti.
"Valerie! Kau tau sekarang jam berapa?" Tanya bu Fitri, penjaga perpustakaan di sekolahku.
"Hem... tidak." Kataku pelan.
"Sekarang sudah jam 7! Dan kau masih berada di luar kelas? Pelajaran sudah mau dimulai! Ibu tidak mau tau, kamu harus bawakan semua buku yang ada di ruang guru dan taruh di perpustakaan! Mengerti?!"
"Iya." Kataku hampir tidak terdengar.
Aku segera berjalan menuju ruang guru yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempatku berdiri tadi. Aku mencari-cari dimana buku-buku itu. Akhirnya aku menemukannya.
"Yaampun banyak sekali." Keluhku. Mau tidak mau aku harus membawa buku-buku itu dengan sangat hati-hati, buku itu sangat banyak, aku sampai tidak bisa melihat kedepan karena tertutupan oleh buku buku itu.
"Awas!" Teriak seseorang, aku langsung berhenti, ada beberapa buku yang terjatuh. Yap, aku sudah menabrak seseorang. Dan aku tidak tau siapa yang kutabrak "Apa kau sudah gila?!!" Teriak lelaki itu lagi, kali ini aku tau dari mana suara itu berasal. Aku telah menabrak lelaki, yang kini telah duduk dilantai sambil memegang kepalanya seperti sedang kesakutan, dan ada beberapa buku di tubuhnya, aku hanya melihatnya sekilas. Aku segera berjongkok untuk mengambil buku2 yang berserakan kemana-mana, lalu berdiri lagi dan berjalan lebih cepat.
"Hei!! Kau mau kemana?!" Bentaknya. Aku hanya berjalan terus. Tiba-tiba ada yg menarik tasku.
"Kau tidak diajari sopan santun ya?!" Bentaknya lagi.
"Oke.." kataku, menghela nafas. "Jadi mau kamu itu apa?" Kataku kesal tanpa melihat kearahnya.
"Tentu saja aku mau kamu meminta maaf kepadaku!" Katanya.
"Oke, sorry udah membawa kamu ketabrakan maut! Puas?!" Kali ini aku memandangnya. Jantungku langsung berdetak kencang rasanya. Ya ampun, ada apa ini? Aku terus memandanginya, dan dia pun memandangku dengan senyum tipis dibibirnya. "Ma maa maaf... aku duluan." Kataku tergagap, lalu berjalan secepatnya. Setelah sudah menjauh darinya, aku mulai merasakan tanganku pegal.
"Perlu aku bantu" nada bicara lelaki itu langsung berubah hebat, suaranya terdengar ramah. Aku hanya diam memandanginya lagi. "Sini, berikan padaku" katanya sambil mengambil beberapa buku ditanganku. Aku masih terdiam "apa kau gadis kutu buku?" Tanyanya.
"Apa? Eh, emm... tentu saja tidak, aku disuruh bu Fitri untuk menaruh buku ini diperpustakaan." Jawabku
"Ohh..."
"Sudahlah tak usah membantuku. Pergi saja sana, aku tidak butuh bantuanmu!" Kataku sambil mengambil kembali buku ditangannya, aku langsung berlari menjauhinya. Kenapa jantungku terasa mau copot? Kenapa aku sangat kaget dan deg degan ketika melihatnya? "Sudahlah, tak usah memikirkannya!"
"Memikirkan siapa?" Tanyanya dengan raut muka penasaran.
"Huaa... sejak kapan kau di sini?"
"Hemm... aku baru seminggu berada disekolah ini, kenapa memang?" Tanyanya polos.
"Bodoh!! Bukan itu maksudku! Sudahlah, pergi saja. Aku muak melihat wajahmu yang terlalu tampan." Mati aku, kenapa aku bisa keceplosan? Aduhh... aku harus bagaimana?
"Eh? Apa? Barusan kau bilang apa? Bisa tolong ulangi?
"Bukan apa-apa, tidak penting kok. Sudah ya, aku buru buru. Dah..." kataku tergagap, aku langsung lari sekencang mungkin agar terjauh darinya. Akhirnya aku bisa bebas juga darinya. Hah... sangat lega.
Oh ya! Aku hampir lupa aku harus segera menaruh buku buku ini diperpustakaan, aku harus cepat, kalau tidak nanti aku bisa telat masuk kelas.
^_^ ^_^ ^_^ ^_^ ^_^
"VALERIE!!! Apa kamu tak tau kalo kamu itu benar benar sudah telat?!" Auranya sangat menyeramkan, seperti api yang berkobar kobar disekeliling tubuhnya. Ya... itu artinya dia sangat2 marah padaku.
"Ma..maa..maaf.. itu semua karena..." kataku terpotong.
"Sudahlah! Ibu tak mau mendengar alasanmu! Keluarlah dari kelas ini! Jangan mengikuti pelajaranku" kata bu Inna, guru wali kelasku, yang sama menyebalkannya dengan guru perpustakaan.
Mau tidak mau aku harus keluar dari kelas, karena tidak boleh mengikuti pelajaran. Hem.. masih ada murid2 yang berada di lapangan, sepertinya mereka sedang tidak ada kelas. Kebetulan di dekat kelasku ada bangku kayu, jadi aku bisa duduk dibangku itu.
Hem.. aku masih memikirkan pria itu. Oh ya, kalau ga salah dia kan bilang dia baru seminggu di sekolah ini, berarti dia murid baru dong. Pantas aku tidak pernah liat dia sebelumnya, tapi aku tetap saja kesal padanya, gara2 dia aku jadi telat masuk kelas, liat saja nanti. "Akan kubalas dia nanti!"gumamku kesal.
"Kau ingin membalas siapa? Oh.. aku tau pasti kamu mau membalas sms dari seseorang tapi kamu gak punya pulsa ya? Hahahah..... menyedihkan" kata seseorang yang suaranya aku kenal
"Huaa..."kali ini aku sangat kaget, benar2 kaget setengah mati. "Kenapa kau ada disini sih?!! Kenapa kau selalu ada dimana-mana? Kau memiliki banyak kembaran ya?! Pergi sana" kataku masih menahan emosi,
"Ga mau, aku mau disini aja, lagi pula aku kan lagi ga ada kelas, bosen juga kalo cuma duduk diam sendirian, kan mumpung ada yang nemenin." Katanya sambil tersenyum tipis. Senyumannya itu hampir membuat hatiku luluh, tapi cuma hampir.
"Hei! Kau pikir aku ini temanmu apa?! Aku bukan temanmu! Pergi sana!!!" Kataku dengar amarah yang berkobar-kobar
"VALERIE!! APA SIH YANG KAU LAKUKAN??!!!" Sial, itu suara guru wali kelasku. Sepertinya suaraku terdengar sampai dalam kelas, mati aku, sebaiknya aku kabur saja. Aku mulai berlari, setelah 5 langkah, aku balik lagi ke tempat pria menyebalkan itu berada, "urusan kita belum selesai! Mengerti?" Lalu aku pun berlari lagi sejauh mungkin dari kelas itu.
^_^ ^_^ ^_^ ^_^ ^_^
"Ting tong... ting tong..." suara bel sekolah yang menandakan waktu istirahat. Teman2 di kelasku sangat kegirangan ketika jam istirahat dan pulang sekolah, itu hal biasa bagiku.
"Val, ayo kekantin, makan bareng.
"Hem.. nanti aku nyusul deh, kalian duluan aja, soalnya aku lgi beres2 buku dulu"
"Yaudah, kita berdua duluan ya. Jangan lama2 ya. Dahh..." yap, mereka berdua adalah sahabatku. Melia dan Simon. Pertama kali aku masuk sekolah ini yang aku kenal adalah mereka, dan sekarangpun tetap hanya mereka. Sepertinya aku memang di takdirkan berteman dengan dua sejoli yang ga pernah bisa dipisahkan itu, kalau mereka sudah nempel, pasti sangat sulit untuk dipisahkan, mereka selalu berdua. Itu sih bukan masalah bagiku. Akhirnya aku selesai juga beres2nya. Aku segera keluar dari kelas yang sepi ini. Jika ingin kekantin aku harus berjalan memutar melewati lapangan.
"Awas...!!!" Suara itu lagi, aku kenal suara itu, itu pasti suara dia. Belum sempat aku menoleh kearah suara itu.. "bug... gludak... craannnggg...." Hanya suara itu yang aku dengar sebelum kepalaku terkena BOLA BASKET SIALAN.
"Apa kau tidak apa? Ma.. maafkan aku. Aku benar2 tidak sengaja, kumohon maafkan aku." Suara itu lgi
"Sudah kuduga, itu pasti kau yang melakukannya!! Kau memang cowok yang menyebalkan!! Pergilah dari hadapanku!!" Amarahku semakin memuncak saat aku tau ternyata dugaanku benar kalau yg melemparkan bola basket itu adalah cowok itu. Cowok yang membuatku kesal, cowok yg membuatku diomeli oleh guru, dan cowok yg sekarang sedang berada di depanku dengan tatapan bersalah. "Apa kau tau? Hari ini hari yg menyebalkan untukku! Dari tadi kau selalu membuat ulah saja! Kau sudah mengangguku, membuatku dikeluarkan dari kelas, lalu sekarang kau melempariku bola basket! Apa lagi selanjutnya?!"
"Hem.. entahlah, mungkin selanjutnya kau akan terkena cipratan air yg mengenang di jalanan depan sekolah ketika pulang sekolah nanti. Soalnyakan kemaren habis hu.."katanya terpotong.
"Dasar... kau ini, seharusnya kau tidak menjawab pertanyaanku, ketika aku sedang marah kau seharusnya diam saja!"


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Yang TerpaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang