Kecil namun rapi itulah yang Serina rasakan saat memasuki ruangan bercat hijau dengan alas kayu itu. Tidak ada kursi hanya sebatas tikar berukuran sedang yang mengisi kekosongan rumah ini, jangan lupakan dengan satu ruangan tertutup yang bila Serina tebak sepertinya kamar dari tentara yang sekarang entah kemana wujudnya itu.
Telah berdiri cukup lama akhirnya Kapten Dirga, kembali memunculkan siluetnya kehadapan Serina.
"Saya tidak menyimpan baju perempuan untuk sementara waktu kamu pakai ini saja, walau saya yakin ukurannya agak kebesaran ditubuhmu. Tapi sepertinya itu lebih baik dari pada kamu harus memakai baju kotor itu" lirih Kapten Dirga yang rupanya tadi berada didalam ruangan tertutup itu anehnya Serina tidak melihat Kapten Dirga masuk ruangan itu tadi, sudahlah lebih baik dia mengambil 3 buah kaos, 2 buah celana training serta 1 buah celana pdl ditangan Kapten Dirga, benar kata tentara laki-laki didepannya baju yang ia pakai sekarang sudah sangat kotor sekali.
"Kalo kamu mau ganti baju atau mandi kamu bisa berjalan kebelakang disana letak kamar mandinya"
Kapten Dirga menunjuk sebuah pintu belakang, 3 meter diluarnya terdapat 1 ruangan terbuat dari papan tua yang Serina tebak adalah kamar mandi.
Dengan Segera Serina berjalan kebelakang untuk membersihkan dirinya. Baru saja Serina akan menutup pintu belakang, panggilan Kapten Dirga menghentikan gerakannya.
"Apakah kamu tidak takut? mau saya antar?"
Mendengar itu lantas Serina menghela nafas kasar dan meniupkan poninya keatas
"Ayolah pak saya bukan anak kecil lagian saya juga sudah sering bermalam digunung jadi tenang saja kalau ada hantu yang menampakan diri saya tinggal getok pake gayung saja" dengusnya kesal yang justru mendapat kekehan kecil dari Kapten Dirga.
Untuk berjaga Kapten Dirga kini duduk menselonjorkan kakinya di dekat pintu dapur jaga-jaga gadis itu berteriak takut akan gelapnya kamar mandi. Namun, 10 menit dirinya menunggu tidak ada tanda tanda kembalinya Serina yang merengek takut atau minta ditemani
"Sepertinya dia memang tidak takut" lirih Kapten Dirga akhirnya lebih memilih berjalan keluar untuk membawa obat luka dimedical.
"Lah kapan bapak menyiapkan makanan ini?"
Mendengar suara perempuan, Kapten Dirga langsung menolehkan kepalanya ke asal suara dan terlihat siluit gadis yang sekarang telah memakai kaos kebesaran miliknya.
"Saat kamu mandi, Serina saya hanya memasak tumis jamur dan prekedel saja tidak papa kan?"
"Saya makan apa saja, jangkrik dan biyawak saja saya makan" canda Serina yang lagi dan lagi mendapat kekehan dari Kapten Dirga
"Saya lupa kamu anak mapala yasudah ayo makan keburu makanannya dingin"
Ditengah rembulan malam dengan beralaskan tikar mereka mengisi perut mereka dengan 2 menu makanan yang dimasak Kapten Dirga.
Sederhana namun lezat itulah yang Serina dan Kapten Dirga rasakan, entah karna memang makanan kali ini sangat enak atau mungkin karna adanya kehangatan makan bersama.
"Bapak sudah menikah?" dikala menikmati makan malam sederhananya, Serina mulai mencoba membuka suara dengan menanyakan sesuatu yang dari tadi mengganggu pikirannya
"Belum, kenapa kamu mau mendaftar menjadi calon istri saya?"
Sontak jawaban itu mendapat delikan spontan dari mata Serina
"Dih geer banget"
"Lalu kenapa kamu menanyakan itu?"
"Saya merasa aneh saja bukannya setau saya TNI yang masih lajang itu tinggal dibarak ya bukan di rumah dinas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Paralayang Love You (on going)
Teen FictionDi medan perang aku bertarung tegar, Namun dalam hutan, kutemukanmu yang sabar. Tatapanmu hangat di tengah pekat, Mengubah segalanya, membuatku terikat. Hatiku sekeras baja Namun, hadirmu runtuhkan semua tanpa cela. Kau adalah badai yang d...