71

44 3 0
                                    


Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.

Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.

Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.

Kalo ada boleh langsung komen di samping.

Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.

Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.

Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.











Karena sebenarnya tempat manusia itu ya buruk, nggak ada yang benar benar baik, mau sebaik apapun manusia tetap aja di pandang buruk oleh orang lain. Tugas manusia itu satu, cukup untuk terus memperbaiki diri nya tanpa perlu mendengarkan perkataan orang lain.

Author.


















KYH











Sejak keluar dari tempat jahit tadi raut kesal Arsen belum berkurang sedikit pun membuat Maria seketika bingung, berbanding terbalik dengan Bulan yang berusaha menahan tawa nya agar tak keluar dan membuat Arsen semakin kesal.

Maria memilih untuk membuka botol Aqua yang masih di segel membuka segel nya dan menyerahkan kepada Arsen.

"Minum dulu. Aku nggak mau perjalan aku di temani sama orang yang wajah nya nggak beda jauh sama lemon yang udah berapa hari di kulkas," ucap Maria.

Perkataan Maria barusan membuat Bulan tak bisa lagi menahan tawa nya. Hingga lirikan tajam dari Arsen, membuat Bulan berusaha meredam tawa nya.

"Maaf," ucap Bulan tanpa suara.

Arsen memilih untuk menepikan mobil nya pada bahu jalan, meminum air yang di berikan Maria, sebelum kembali memberikan kepada Maria, membuka pintu mobil kemudi nya dan turun dari mobil.

"Ikut aja Mbak, Arsen perlu untuk di pahami sekarang," saran Bulan. Membuat Maria memilih untuk keluar dari mobil dan duduk di halte yang kebetulan sepi ini.

"Senang kah? Setelah tadi mutar mutar nggak jelas," ujar Arsen dengan raut dingin. Aura sekitar tiba tiba saja berubah tidak nyaman begitu mendengar penuturan Arsen. Bulan pun berusaha mencuri dengar atas pembicaraan Arsen dan Maria.

Syukurlah Arsen memilih untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dengan Maria di luar mobil. Kalo tidak, Bulan pasti akan memilih keluar dari pada melihat aura mengintimidasi Arsen yang benar benar tidak di sukai oleh diri nya. Gawat, kalo tau begini seharusnya diri nya tidak menyarankan Maria untuk memilih model tadi, dan juga turut menghentikan Maria untuk berputar putar. Sekarang tanduk Arsen sudah keluar diri nya tidak bisa berbuat apalagi.

"Maksudnya?" tanya Maria bingung.

"Apa maksudnya pilih model baju kaya gitu, sambil mutar mutar di depan cermin biar orang orang bisa liat bentuk badan lo Terang." Arsen mengucapkan nya dengan intonasi tenang. Tapi, siapun pun bisa tau kalo Arsen sedang berusaha meredam kemarahan nya.

Maria menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan pelan. Kalo diri nya ikutan marah pada akhirnya permasalahan ini tidak akan menemukan ujung nya, "Arsen," panggil Maria pelan, "Aku suka model nya, sebelum itu aku juga udah lihat dulu pada model yang di berikan sama aku dulu, kalo itu nggak akan terlalu membentuk badan si pemakai nya."

JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang