Bagian 21

23.8K 1.1K 4
                                    

Basmal memijat kepalanya pening, kepalanya serasa ingin pecah. Basmal menyingkap selimut yang berada ditubuhnya. Tunggu, bukankah ia semalam berada di bar milik Safir? Lalu, kenapa bisa berada dirumahnya? Ah, mungkin Safir yang membawanya kemari.

Basmal berdiri melangkah menuju kamarnya, namun matanya membelalak saat melihat Cece hanya menggunakan handuk membungkus tubuh indahnya yang selama ini tidak terlihat. Basmal menelan ludah, mendadak bagian bawahnya menegang.

Hingga Cece tersadar jika ada yang memperhatikannya, ia segera mengambil baju dasternya, menutup bagian atasnya. Namun, sayang sekali, Basmal sudah melihat belahan dada Cece yang hampir tumpah.

Basmal menggelengkan kepanya, berjalan mengambil handuk lalu menuju kamar mandi, membersihkan diri sekaligus memuaskan diri sendiri. Arhhh,, sial!.

Cece memegang dadanya bernafas lega, lalu lekas memakai dasternya dan keluar dari kamar menuju dapur memasak untuk mereka berdua. Hari ini, Cece akan memasak sop, ayam goreng dan sambal.

Suara ketokan pintu diluar membuat Cece mematikan kompor saat ia memasak ayam goreng. Cece bergegas membuka pintu.

"Hai,,," Sapa Safir ramah, jangan lupakan sosok Dion dan Arnol yang berada dibelakang Safir menatapnya tersenyum ramah. Cece memundurkan tubuhnya.

"Silahkan masuk, Basmal masih mandi". Kata Cece ramah mempersilahkan ketiganya duduk diruang tamu. Jika tidak ada Cece, mereka bertiga langsung menyelonong masuk kedalam kamar Basmal, namun tentu mereka tidak akan melakukan itu lagi sekarang.

Cece pamit undur diri menemui Basmal yang masih belum selesai dikamar mandi, ia heran, kenapa Basmal mandi dengan waktu yang lama? Dia tidak bersemedi di kamar mandi kan?

"Ada sahabat kamu didepan". Ujar Cece agak keras.

Tak ada sahutan dari dalam, tapi ia yakin Basmal mendengarnya. Setelahnya, iapun kembali menyelesaikan masakannya.

___________

"Ngapain kalian kesini?" Tanya Basmal datar saat melihat ketiga temannya menikmati kue yang biasa Cece buat saat waktu libur.

"Sewot amat pak, kita mau main-main lah". Kata Dion

Basmal duduk disofa "Gue sibuk".

"Heh bocah curut, sekarang hari libur, sibuk ngapain?" Sahut Arnold

Belum sempat Basmal menjawab, Cece lebih dulu bersuara "Mau makan??" Tanya Cece menatap Basmal.

Basmal menatap Cece yang menggunakan Daster batik berwarna coklat, sangat pas ditubuhnya, "Em,, iya boleh". Sahutnya

"Kita nga diajak?" Sahut Arnold melihat istri sahabatnya yang ia akui memang teramat cantik dan sederhana.

"Boleh, mari makan bersama". Ajak Cece berjalan lebih dahulu, sementara Basmal gondok melihat sahabatnya bersorak gembira mengikuti Cece dari belakang.

Cece mengambilkan nasi dipiring mereka berempat. "Lauknya silahkan ambil sendiri ya". Ujar Cece ramah

"Ambilin sama lauknya". Kata Basmal.

Cece mengambil lauk pauk dipiring Basmal dan piringnya.

"Manja bener lo Bas," Celetuk Arnold

Basmal memutar bola mata, lalu menyantap makanannya dengan khidmat. Masakan yang benar-benar selalu membuat nafsu makannya menjadi meningkat.

"Gila, enak banget". Ujar Dion kembali menambah nasi dan lauk.

"Hmmm, masakan kamu enak". Ujar Safir tersenyum menatap Cece.

"Terimakasih,".

"Pantesan Basmal sekarang makin gemoy, dikasi makanan enak begini pasti makan mulu gue mah." Sahut Arnold menambahkan.

"Ini paling enak sambelnya sih". Safir memberi komentar yang diangguki Dion dan Arnold.

"Oiya??" Wajah Cece berbinar

"Hem em, rasanya pas, tapi masakan lainnya juga nga kalah enak. Memang suka masak?" Tanya Safir

Cece menggeleng "Tidak terlalu, aku orang yang mager, waktu kuliah aku jarang masak, saya selalu beli, aku kurang suka aroma dapur".

Keempat laki-laki disana memandang takjub, sembari memperhatikan Cece yang menyantap makanan dengan anggun. Sekarang Dion dan Arnold tau, kenapa Xabiru memilih Cece untuk menjadi istri sahabatnya.

Karena pasalnya, kekurangan Cece tidak sebanding dengan kelebihannya. Dalam kata lain, Cece wanita luar biasa. Dion dan Arnold mendadak tidak enak hati karena sudah mengatai Cece.

Basmal melirik Cece yang berbicara dengan temannya  membuat ketiga temannya menatap Cece denga tatapan mendamba. Princess meminum air didepannya saat ia selesai makan. Sementara Basmal menatap gondok pada ketiga temannya yang tidak tahu diri menghabiskan nasi dan lauk pauk hingga tak tersisa.

"Kapan-kapan kita mau numpang makan disini lagi". Ujar Arnold antusias.

"Bol...".

"Ngak, enak aja, mending kalian beli sono". Sahut Basmal judes memotong ucapan Cece.

"Hah pelit lo". Sahut Dion

"Ngomong-ngomong makasih Princess". Kata Dion tulus, yang dijawab anggukan dan senyuman tipis oleh Cece.

______________

Basmal melirik Cece yang duduk disampingnya menikmati suasana halaman belakang dirumahnya. Sebenarnya, ia yang menghampiri Cece terlebih dahulu, entah setan apa yang merasukinya hingga ia malah berada disini duduk disamping Cece yang sangat serius menjahit. Teman-temannya sudah pulang sejak mereka bertiga selesai menghabiskan makanan dirumahnya. Hah, benar-benar tidak tahu diri.

Soal, Melisa kemarin, entahlah.. perasaannya tidak menentu, numun dibanding dirinya, ia tahu Melisa lebih sakit. Ia merenung, apakah ia akan melepaskan Melisa? Tapi, rasanya ia tidak sanggup, karena perasaannya masih tidak bisa berbohong, jika ia masih mencintai Melisa.

Namun, bercerai ditengah usia pernikahannya yang baru tiga bulan lebih akan membuat keluarganya kecewa dengan dirinya. Ia mengacak rambutnya.

"Semalam yang membawa saya kesini siapa?" Tanya Basmal menatap wajah Cece yang putih mulus.

"Safir". Kata Cece singkat

"Emm,,, saya tidak bicara aneh-aneh kan??"

Cece tertegun, "Tidak ada". Jawabnya kemudian.

Basmal bernafas lega, lalu pergi dari sana meninggalkan Cece yang terdiam kaku ditempatnya. Air mata yang ditahannya lolos begitu saja. Tidak, dia tidak baik-baik saja, dia terluka. Cece menghempaskan kain dan jarum ditangannya lalu menutup wajahnya menyembunyikan tangisnya.

Dia tidak mencintai Basmal, tapi kenapa rasanya sangat menyakitkan saat melihat Basmal meracau menyebutkan wanita lain? Dan, Basmal juga terlihat sangat mencintai wanita itu. Sedangnya dirinya, hanyalah orang pembawa kekacauan dihidup Basmal.

_______________
Jangan lupa vote dan komennya☺

'PRINCƏSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang