5

7 0 0
                                    

"Tapi ini astagaaa Lo tuh ya" Aruna masih tidak mau ngalah ia menatap Lamat lawan bicaranya.

Friska. Anak osis kelas 10 yang gayanya minta ditampol

"Lo tuh ya jadi adek kelas ga ada sopan sopannya apa hah?"

Friska tampang tenang menanggapi Kakak kelasnya "Ini kan aturan sekolah kak, ya program OSIS emang gini"

Aruna mendekat "Lo paham kan aturan sekolah kita apa? junior harus tunduk sama senior?"

"ya gue sih ga gila hormat ya, tapi minimal Lo ga usah seenaknya lah" Aruna berjalan mendekati Priska. tidak ada niatan untuk mundur.

bahkan sekarang Priska sudah menatap tembok

"Gue kasih penawaran, Lo balikin semua alat makeup gue atau Lo gue jadiin perkedel hah?" Aruna tidak benar benar akan menjadikan Priska perkedel itu hanya gertakan saja.

Priska menggeleng "maaf kak, tapi ini aturan seharusnya kakak terima resikonya. lagian Kakak juga bukan sekali ini cari masalah"

Aruna yang mendengarnya pun tak terima "hey prisma segitiga Lo banyak bacot juga ya dari tadi gue udah sabar loh ngadepin Lo"

"sikatt arunaa" teriakan heboh teman temannya yang mengompori membuat Aruna nambah panas.

"Adek kelas sekarang memang ga tau diajar"

"Apa Lo mau ngadu ke dekengan Lo anak kelas 12?" Lili mendekati Priska "Lo lupa kalo anak kelas 12 udah selesai ujian jadi ga sekolah lagi?"

"atau Lo amnesia?"

satu hal yang harus diingat disekolah mereka menjunjung tinggi senioritas tanpa batas.

jadi ya gini.

"Gue tau Lo kayak gini itu karna akhtar kan?" bisikan lili membuat Priska merinding, Aruna hanya menyimak melipat tangannya didada.

"Gue ga mau bersaing sama Lo, gue tau Lo lagi nyari nyari kesalahan gue."

"tapi asal Lo tau gaya Lo itu ga cocok tau ga bersiang sama gue" Aruna bersedekap dada.

Bahkan tidak peduli jika banyak dari murid disitu yang mengambil videonya.

karna sekarang mereka sedang ada di koridor. tadi siang saat Aruna dan Lili sedang makan dikantin, ia mendapat kabar semua alat make up yang ia punya disita tanpa tersisa apapun

"gila gue pegang Aruna sih"

"Aruna ga ad lawan"

"tapi si priska kan OSIS cuy"

"percaya ga abis ini pasti bakalan banyak yang jadi pahlawan kesiangan Aruna"

"Aruna pacarnya Rey bukan sih?"

"ih bukan tau, mereka mah cuman sahabatan"

"lah terus siapa pacarnya?"

Begitu kita kira komentar dari penonton saat itu.

salah satu penontonnya adalah Rhys dan Arga salah satu teman sekelasnya Akhtar

"Gila Rhys ini Lo percaya deh sama gue pasti abis ini tuh Kanjeng mami bakalan turun misahin mereka" Arga berdecak heran "berani banget sih tuh cewe bar bar gitu"

"Aruna kebanyakan makan micin ga sih?" Rhys juga menatap takjub Aruna saat merampas pouch ditangan Priska dan mengeluarkan liptinny kemudian mencoretnya di wajah Priska.

"Astaga ini ga bisa dibiarin " Rhys langsung teringat sesuatu "Lo tunggu disini kabarin perkembangannya"

Rhys memanggil seseorang yang harus tau apa yang sedang gadis ini alami.

Just Need TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang