20. Kebar-baran Ezra

2.5K 231 3
                                    


.
.
.
.
.
Setelah fakta tentang Ezra terbuka di sekolah, semua tidak ada lagi yang berani membicarakan tentang Ezra, terutama setelah mengetahui bahwa Erin di keluarkan dari sekolah, juga hukuman yang di terima siswi yang pernah membully Ezra. Orang tua mereka bahkan hampir dinyatakan bangkrut karena perusahaan milik keluarga Hazard, keluarga Prawira juga keluarga Pradipa dan Mahesa, membatalkan kerja sama mereka. Ezra bukan lah remaja tanpa dukungan seperti sebelumnya, saat ini dia sudah menjadi ratu di keluarga Hazard.

Saat ini Ezra tengah memperhatikan guru perempuan yang menerangkan pelajaran kimia padanya, memang sejak dua bulan lalu Ezra menyetujui untuk homeschooling terlebih Adelio akan dengan senang hati menemaninya. Tapi ada yang membuat Ezra harus menahan amarah nya setiap guru nya datang, guru perempuan bernama Karina itu selalu menatap Adelio dengan tatapan genit, bahkan sering kali mencoba menggoda Adelio.

"Ezra bisa perhatikan saya dengan benar?!" Ezra mengernyit, sejak tadi dia sudah memperhatikan Karina dengan benar, mau seperti apa lagi.

"Saya sudah memperhatikan." Karina yang mendengar jawaban Ezra justru geram dan dengan sengaja melayangkan pukulan pada kepala Ezra.

Plak

"YA APA MASALAH MU?!" Ezra yang memang sedang sangat sensitif tentu saja marah, dia tidak suka ada yang memukul kepalanya.

"Ada apa ini?" Ezra dan Karina menoleh saat mendengar suara Adelio. Karina langsung memasang wajah sedih, sedangkan Ezra hanya mendengus kasar.

"M-maaf kan saya pak Adelio, tapi Ezra baru saja mendorong saya karena saya mengingatkan dia untuk memperhatikan saya." Adelio menghela nafas dan menatap lekat pada Ezra.

"Apa?" Adelio menggeleng saat mendengar ucapan ketus Ezra.

"Saya tanya ada apa Ezra?" Ezra menghentakan kaki nya kesal.

"Aku mau dia diganti, aku tidak mau dia menjadi guru ku lagi! Aku lebih memilih guru yang sudah tua seperti bu Ambar, dari pada guru muda yang bisa nya mencoba menggoda suami orang!" Adelio masih menatap lekat pada Ezra yang sudah berucap marah sambil menunjuk ke arah Karina.

"Apa maksud kamu menggoda suami orang? Jangan kurang ajar!" Karina tentu marah mendengar tuduhan Ezra.

"Kamu menggoda Adelio sialan! Kamu selalu mengerling genit, bersikap seolah aku selalu membuatmu susah padahal yang kau lakukan hanya memainkan ponsel mu setiap Adelio tidak ada, kamu juga selalu membentak bahkan memukul kepala ku setiap kali kamu kesal, padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun!" Karina berubah pucat saat Ezra selesai mengatakan semua itu.

"S-saya tidak melakukan hal itu tuan Adelio, percaya pada saya. Ezra hanya tidak suka pada saya. Dia bahkan menuduh saya menggoda suami orang." Ezra yang kesal langsung saya menjambak rambut panjang Karina.

"Kau menggoda Adelio sialan!!" Ezra tidak menghiraukan teriakan kesakitan Karina, dia sudah terlanjur kesal pada perempuan itu.

"Ezra sudah hentikan, kamu menyakitinya." Ezra melepaskan jambakannya karena kesal, terutama saat mendengar ucapan Adelio. Sedangkan Karina sudah tersenyum senang, dia merasa menang karena mendapat pembelaan dari Adelio.

"T-tuan Adelio, anda lihat sendiri bagaimana Ezra kan. Adik anda sangat mengerikan." Adelio menatap Karina datar.

"Adik?" Karina mengangguk, wajahnya sengaja di buat kesakitan saat berhadapan dengan Adelio.

"Saya tidak pernah mengatakan Ezra adik saya. Lebih baik mulai besok kamu tidak perlu datang lagi ke sini, saya juga akan meminta lembaga tempat mu bekerja untuk memberimu peringatan juga hukuman karena melakukan kekerasan pada murid mu, sekarang silakan pergi dari rumah ini." Karina mematung mendengar ucapan Adelio.

Bangau Kertas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang