Chapter 5

1K 144 10
                                    

Original Story by © Diana Palmer

.

"Aku tidak punya gaun." sahut Sakura beralasan.

"Beli saja satu," kata Sai.

Sakura ragu-ragu.

"Aku akan melindungimu darinya," kata Sai beberapa menit kemudian, setelah menyadari Sasuke sangat mungkin hadir dalam pesta itu. "Aku bersumpah atas Jenni Hypersport-ku yang seksi itu, selama di sana aku tidak akan pergi dari sisimu bahkan untuk sekejap pun."

Sakura menatap Sai. Semua orang tahu kegilaan Sai pada mobil merahnya itu. Dia bahkan tidak mempercayakan mobilnya kepada tempat cuci mobil. Dia mencuci dan mengilapkan mobilnya sendiri dengan penuh perhatian, sentimeter demi sentimeter, dan menyebutnya "Sexy Red".

"Karena kau berani bersumpah demi mobilmu," Sakura menyetujuinya.

Sai menyeringai. "Kau boleh menyetirnya."

"Aku tersanjung!" Sakura mengatupkan kedua tangannya di dada, seolah-olah terharu. Mereka tertawa bersama.

"Aku akan suka pergi ke pesta itu denganmu. Mungkin Dokter akan memperbolehkan aku keluar dari sini hari ini. Maukah kau mengantar aku pulang?" lanjut Sakura.

"Tentu saja!" Sai sungguh bersemangat.

Dokter masuk ke ruangan Sakura, Sakura meminta izin untuk pulang setelah berhasil meyakinkan Dokter Tayuya.

"Baiklah. Kau boleh pulang hari ini," Dokter Tayuya akhirnya mengizinkan. Sai lantas bergegas memindahkan mobilnya ke dekat pintu masuk rumah sakit. Kini hanya ada Dokter Tayuya dan Sakura di ruang rawat tersebut.

Dokter Tayuya menatap Sakura lekat, "Sakura, apa pun yang dikatakan Sasuke, kau tidak membunuh Naruto. Tidak seorang pun, tidak seorang wanita pun dapat mencegah apa yang terjadi. Dia memang tidak seharusnya menikahimu dari awal."

"Sasuke terus mendorong kami berdua untuk menikah," sahut Sakura. "Menurutnya kami pasangan yang cocok," lanjutnya getir.

"Sasuke tidak pernah tahu," kata Tayuya. "Aku yakin Naruto tidak bilang padanya dan kau sendiri memendamnya."

Sakura memalingkan wajahnya. "Naruto adalah sahabat terbaik Sasuke di dunia ini. Jika dia ingin Sasuketahu, pasti dia sudah memberitahunya sejak lama. Dan aku tidak pernah merasa berhak untuk memberitahu Sasuke mengenai hal itu." Sakura memandang Tayuya sendu. "Sampai sekarang aku masih merasa tidak berhak. Dan kau juga jangan mengatakan apapun padanya. Sasuke pantas mendapatkan sedikit ketenangan setelah kecelakaan itu. Hidupnya juga tidak begitu baik sejauh ini. Dia kehilangan salah satu tangannya dan masih berkabung atas kematian Shion."

"Hanya Tuhan yang tahu mengapa dia masih berkabung," lanjut Dokter Tayuya, karena dia mengetahui semuanya tentang nyonya Shion yang glamor itu, hal-hal yang bahkan Sakura pun tidak tahu.

"Sasuke mencintainya," kata Sakura pendek.

"Kita tidak bisa terlalu mencintai seseorang."

Sakura memandang Dokter Tayuya dengan kesedihan yang terpancar jelas di wajahnya. "Ya, kita bisa." katanya pelan. "Tapi aku akan belajar bagaimana menghentikannya."

.

Ketika tiba di rumah, Sakura sudah ditunggu di depan pintu oleh bibi Min yang tampak cemas.

"Botol obat tidur itu sudah lama kosong!" kata Sakura kepada wanita tua yang baik hati itu. "Dan pistol itu bukan untukku, tapi untuk tikus yang tidak bisa kita tangkap di dapur itu!" Sakura menjelaskan, sambil merebahkan dirinya di kursi ruang tengah.

"Tikus itu?" bibi Min terlihat kaget.

"kita gagal menjebak dia atau menarik dia keluar, kan?" tanya Sakura.

BELOVED (remake) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang