35.| Di kurung

61 8 5
                                    

Senyum di bibir Anin belum luntur meskipun sudah sampai pintu rumahnya. Tangannya terjulur membuka pintu depan bertepatan dengan jambakan di rambutnya dan sebuah tamparan melayang keras di pipi Anin.

Mulut Anin menganga kecil dengan wajah yang tertoleh ke samping, pipinya perih sampai merah keunguan.

"Dasar Anak kurang ajar, gak tahu malu!!" Bentak Bibinya membuat Anin mengernyit, menatap heran.

Gara yang di sebelahnya menunduk membuka ponsel dan menunjukan postingan Instagram Anin yang menunjukan foto tadi di pantai. Memang, tadi Anin sempat posting saat menunggu hujan reda. Dia tidak pernah tahu Gara mengetahui akun Instagramnya.

"Bukannya kerjain tugas rumah yang bener, malah main dan pacaran sana-sini!! Elo itu disini tugasnya jadi pembantu di rumah ini, kerjain tugas elo dengan baik!" Bentak Bibinya kesal sambil melipat tangan. "Harusnya elo cukup sadar diri, kita kasih makan dan tempat tinggal, seharusnya elo fokus kerja jadi pembantu buat bayar semua utang orang tua elo! Bukan keluyuran jadi jalang!"

Anin mengepalkan tangan dengan napas memburu. "Gue udah jadi pembantu kalian dari dua tahun lalu, semua mau kalian, perintah gak masuk akal, hinaan, bullyan, kekerasan, udah gue terima." Anin memejamkan matanya menahan emosi dan tangis. "Terus gue harus gimana lagi?"

Bibinya menggertakan gigi kesal. "ANAK GAK PUNYA SOPAN SANTUN! MALAH NGEJAWAB! HARUSNYA ELO BERTERIMAKASIH KARENA GUE BAIK HATI UDAH NAMPUNG DAN NGASIH MAKAN ELO YANG YATIM PIATU!!"

"TANPA KALIAN PUN GUE BISA NYARI UANG DAN TINGGAL BARENG NENEK!! GAK USAH SOK PALING MERASA BAIK!" Bentak Anin kehilangan kesabaran membuat Bibinya menggeram marah.

Anin memekik saat rambutnya dijambak dan ditarik membuat tubuhnya limbung dan kulit kepalanya perih seakan rambutnya rontok semua. Bibinya menarik Anin yang tengah meronta dan mendorongnya masuk ke dalam kamar Anin sampai tersungkur menabrak barang bekas.

"Jalang kayak elo harus dikasih pelajaran biar gak kurang ajar, lo gue kurung disini! Gak usah sekolah!" Ujar Bibinya seraya menutup pintu gudang sampa dindingnya bergetar dengan Anin yang segera menggedor pintu yang sudah di kunci di luar.

**

Cowok tinggi dengan kemeja yang dibuka semua kancingnya membuat bajunya berkibar ke belakang dengan kaos dalaman putih berjalan di lapangan depan dengan tas gendong yang di sampirkan menyamping dan satu tangan membawa Skateboard.

Tangan satunya memegang ponsel yang sedari malam terus berdering menampilkan notifikasi, alis Raja sampai menukik membaca semua pesan yang dia dapat.

Semuanya menanyakan hubungannya dengan Anin.

Raja bingung tentu saja, langkah kaki Raja jadi terhenti saat namanya di panggil membuatnya mendongkak mendapati Fahmi yang berdiri dengan seragam rapih sambil memasukan kedua tangan ke dalam saku celana.

Alis Raja mengernyit dengan wajah heran melihat raut Fahmi mengeras.

"Paan?" Tanya Raja langsung.

"Lo ada hubungan sama Anin?" Tanya Fahmi tanpa basa-basi.

Raja mengernyit, menyugar rambutnya. "Gue bingung, kenapa semua orang nanya itu ke gue."

Fahmi berdehem, memutar bola matanya. "Gue lihat postingan Instagram Anin, foto dia di pantai. Dan ada foto selfi sama elo."

Raja membuka mulutnya kecil, jadi karena ini semua orang heboh. Dia mendengus, Raja jadi menyugar rambutnya sambil memainkan lidah dalam mulut. "Jadi?"

"Lo suka sama Anin?" Tanya Fahmi membuat Raja mengernyit.

"Gue sama Anin gak ada hubungan. Kita cuman temen sekelas." Jawab Raja menghembuskan nafas lelah sambil mengangkat bahu. "Lagipula, kayaknya Anin gak suka sama gue." Ujar Raja lagi, mengingat Anin selalu dengan raut wajah kesal jika berada di dekatnya.

Anindhita VS 2 IPS 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang