Gelap.
Langit yang tadinya cerah menjadi mendung seketika.
Angin malam berhembus semakin kencang dan dingin. Dinginnya hampir membuat getar tubuh laki-laki yang berada di tepi sumur. Ia berdiri tegap dengan tatapan kosong tertuju kearah mayat perempuan yang sudah jelas ia mati karena di tusuk oleh pedang tepat di dada kirinya.
Laki-laki yang masih memandangi mayat itu. Ia memejamkan kedua matanya kuat-kuat dan mengeratkan kedua tangannya erat-erat. Rasa sakit bercampur kecewa kini sedang menghujani dasar di dalam hatinya.
Segalanya sudah musnah tak tersisa.
Semua kebahagiaan yang tadinya menyelimuti hatinya sekarang sudah hilang dan menjadi kelam yang menyiksa.
Ia sudah tidak memiliki harapan yang besar lagi, karena harapannya sudah lenyap di hadapannya sendiri.
Sebutir air mata kini bergulir di kedua pipinya.
"Aku terlambat... "
END.
"Udah tau lo ngerasa ada firasat yang nggak enak! Malah di anggap gak penting. Mati kan tu. " Celoteh nya sarkas ketika ia sudah selesai membaca beberapa chapter dari novelnya.
"Terus kenapa juga nama gue malah sama kayak nama antagonis nya sih kampret? Ni Author emang udah kehabisan ide nama gitu? " Protes Atsumu sambil memukul pelan novel yang dia genggam di tangan sebelahnya.
"Tapi semoga nasib gue nggak sama kaya Atsumu di novel ini. " Desahnya sambil mengusap sampul depan novel itu, lalu dia menyimpan novelnya di atas kasur dengan sembarang, diikuti oleh gerak tubuhnya yang merebahkan diri.
Sudah semalaman Atsumu membaca novel ini tanpa henti. Akhirnya setelah jam menunjukkan pukul 23.07 perlahan kedua kelopak mata milik Atsumu terpejam.
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
Laki-laki berkulit kuning langsat membuka matanya perlahan ketika cahaya matahari masuk dari celah tirai jendela kamarnya dan mengenai wajahnya. Dia menyipit dengan sebelah tangan terangkat menutupi wajahnya, berusaha untuk menghalangi jalur cahaya pagi yang menusuk matanya.
"Selamat pagi Pangeran, apa anda tidur dengan nyenyak? "
Atsumu hanya mengangguk kecil untuk membalas sahutan nya. Pikir Atsumu kenapa ibunya menjadi seramah ini untuk membangunkannya? Dan kenapa hari ini juga Atsumu tertidur sangat nyenyak, seolah dalam tidurnya tidak ada bunga mimpi.
"Kalau begitu Pangeran silahkan anda bangun, anda harus bersiap-siap sekarang. "
Atsumu masih setengah tersadar dari tidurnya. Dia menghisap oksigen dalam-dalam, lalu menghembuskan nya secara perlahan. Matanya terbuka sepenuhnya namun tiba-tiba kembali menyipit ketika menyadari ada sesuatu yang berbeda.
Langit-langit kamar yang sama sekali tidak Atsumu kenali. Dia menautkan alisnya lalu menyapu pandangannya ke seluruh sisi kamar yang begitu luas.
Sekali lagi Atsumu tidak mengenali kamar ini.
Dimana dia sekarang?
Dengan posisi yang masih terbaring, Atsumu langsung terbangun dengan ekspresi wajahnya yang penuh keterkejutan. Matanya terus mengitari seisi ruangan. Hingga akhirnya dia mendapati seorang Pemuda bertubuh ramping dan mungil dengan pakaian khas pelayan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anytime Anywhere [Masa Percobaan]
FantasyAtsumu turun dari kasur besar itu menghampiri sebuah cermin yang terpasang di dinding dan di kelilingi oleh bingkai emas perak yang indah. Namun bukan itu yang membuat Atsumu terkejut saat ini, tapi apa yang terpantul dari dalam cermin itu benar-ben...