Bernafaslah Sejenak

1.5K 83 3
                                    

~Yang berlalu Biarlah saja berlalu
Percayalah semuanya kan baik saja
Tak selalu resah mu jadi bebanmu
Duniaku tau bahwa kita tak sempurna
Bernafaslah Sejenak ~ Nyoman Paul

Pagi ini Salma bergegas mandi untuk segera berangkat kuliah, tapi saat dia membuka pintu kamar mandi, tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarnya. Dia menoleh ke arah pintu dan menghentikan langkahnya.

“Kak Wandy ketok dulu lah Kak."

"Maaf Sal lupa. Kakak buru-buru ada meeting."

"Kenapa Kak? Aku juga mau mandi. Ada kuliah.” Tangannya menutup kembali pintu kamar mandinya.

Wandy masuk ke kamar dan menarik Salma untuk duduk di kasur.

"Sal, bisa tolong Kakak?"

Salma menatapnya penasaran. Nggak biasanya minta tolong gini, pikirnya.

“Tolong apa Kak?”

“Ehm, Kakak kan udah tua. Kakak pengen nikah. Dan Kakak mau ngelamar Manda Sal Bantu ya siapin segala sesuatunya.”

Seketika Salma terkejut mendengar pernyataan kakaknya itu. Dia spontan berdiri dan langsung segera memeluk kakaknya.

“Ya ampun Kakakku yang ganteng akhirnya. Kakak pacaran udah 5 tahun. Akhirnya siap juga buat nikah. Aku pasti bantu Kakakku yang paling baik ini." Salma menebar senyumnya sampai menggenang air matanya.

“Aku mau ngelamar dia di taman belakang. Kita adain pesta kecil-kecilan. Aku juga ajak keluarga dia. Tapi aku mau suprise buat dia. Eh, kita bikin alasan pesta kamu selesai UAS? Gimana?”

“Hah? Mana ada ujian dirayain Kak. Nggak ada alasan lain apa. Gimana kalau pura-pura Kakak ada proyek luar kota gitu?? Nanti dia pasti sedih kan.” Salma memutar otaknya mencari ide-ide.

“Boleh!! Bagus juga kalau aku pura-pura ada proyek perusahan yang di Bandung ya? Gimana kalo acaranya sabtu malem. Kita omongin ke Mama sama Kevin ayo.” Wandy bersemangat sampai ingin segera bergerak. Dia menarik tangan Salma untuk segera menuju Mamanya. Badannya sudah berdiri tegap akan melangkah menuju Mamanya yang sedang memasak.

Salma menarik tangan Kakaknya, “Kak tunggu, gimana kalau Mama nggak perlu kita kasih tau. Biar jadi kejutan juga.”

Wandy tersenyum lebar, “Bener deh, nggak salah Mama ngelahirin anak perempuan satu-satunya.” Dia mengelus kepala Salma dan langsung mencium kepalanya.

***

Sabtu pagi di rumah Salma..

“Biar gue aja sama Salma yang belanja ke mall. Lo sama Bang Wandy dekorasi aja. Gimana?” Mereka berunding di halaman samping rumah. Mumpung Mamanya lagi keluar ke rumah saudaranya.

Wandy mengangguk, “Ok itu idenya, sekarang Salma tulis semua keperluannya.”

Kemudian Salma siap menulis apa saja yang perlu dibelinya. Dia mengambil pulpen dan kertas dari kamarnya.

“Tunggu, acara lamaran ini nggak pake cincin Kak?” Tanya Salma yang tiba-tiba teringat cincin.

“Udah dong kalau cincin. Urutan pertama di otakku.” Semuanya hanya tersenyum geli kerena perkataan Wandy. Tentu saja orang yang mau menikah pasti merasa bahagia dan tentunya berlebihan.

***

Salma dan Diman berada di supermarket mall. Mereka kompak membagi bahan yang harus dibeli. Meski sesekali kebingungan karena bahan yang dicari nggak ketemu. Terlihat jelas kalau mereka berdua jarang berbelanja bahan makanan.

FOREVER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang