- chapter 13

1 0 0
                                    


[Malam]

°°°

Siang telah berganti menjadi malam, badai salju semakin ganas, tidak ada tanda tanda badai itu akan berhenti.

Di malam dingin ini semua orang memilih untuk tidur dan menghangatkan diri di dalam rumah mereka masing masing. tapi tidak dengan dua orang yang sekarang sedang melangkah dan terus melangkah menaiki tangga.

"Yire, apakah kau tahu kita sudah sejauh mana?" Tanya Wilder dengan bernafas terengah engah. Suhu dingin seperti ini bisa saja membunuh mereka, tubuh mereka tidak terbalut kain yang tebal, jika mereka berhenti berjalan bahkan hanya beberapa saat, bisa saat itu juga mereka mati kedinginan, di naikan tangga tangga ini tidak ada obor satupun, mereka sekarang hanya mengandalkan cahaya bulan yang masuk menyelinap melewati celah celah dinding.

"Ini.. tangga ke enam, sebentar lagi... akan sampai ke tangga yang ketujuh..," jawab Yire gemetaran. Saat ini tubuh nya seperti ingin beku, tapi ia tidak bisa berhenti melangkah, jika berhenti jantung nya akan ikut mendingin.

Wilder berhenti sejenak, "kau bisa bertahan?" Tanya Wilder. Nafas nya mengeluarkan asap dingin, sungguh keadaan yang sangat buruk.

"T-tentu.." jawab Yire. "Jangan, jangan berhenti..," lanjut Yire lagi.

Wilder kembali melangkah, tapi dengan membiarkan Yire terlebih dahulu.

"Wilder, kau begitu bodoh, tidak ada persiapan apapun, kau dengan beraninya menaiki tangga dengan panjang tidak tahu akhir ini!" Gerutu Wilder pelan.

"Dan juga, kau malah membawakan seorang wani-- Yire!" belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, Yire terjatuh dengan sendirinya. Untung tubuh nya cukup kuat untuk menahan wanita itu, jika tidak mereka akan jatuh terguling bersama ke bawah.

Wilder mendudukkan Yire dan menyandarkan nya di dinding tangga, ia langsung memegang telapak tangan wanita itu. Terasa sangat dingin dan kaku.

"Ayolah, bagaimana ini Tuhan," Wilder terus menggosok tangan Yire menggunakan tangannya.

"J-jangan.. b-berhenti..," ucap Yire berbisik.

"Diam lah, seharusnya kau memikirkan dirimu sendiri!" Gerutu Wilder.

Wilder terus menggosok kan tangan nya, tapi sebenarnya cara itu tidak terlalu berguna, tapi tidak ada cara lain selain ini.

Yire perlahan bergerak, ia menarik Wilder dengan pelan dan memeluk nya. Wilder hanya diam, ia tahu bahwa saat ini untuk menghangatkan diri hanya dengan berpelukan, tidak ada sesuatu yang bisa di gunakan.

"Pelindung baja mu... Lebih dingin.." ucap Yire tapi malah mempererat pelukan itu.

Wilder melepaskan pelukan itu sejenak, "tunggu sebentar," Wilder melepaskan pelindung baja yang membaluti tubuh nya. Setelah itu ia hendak mendekat ke arah Yire, tapi terhenti karna sebuah sesuatu yang terlintas di pikiran nya.

"Berpelukan? Bukankah itu hal konyol? Dan juga, bukan kah ini bisa di bilang mencari sebuah kesempatan? Tidak Wilder, kau tidak bisa melakukan itu!" Batin Wilder.

"Apa yang kau pikirkan Wilder? Bisa jadi ia akan mati kedinginan bukan? Bodoh, cepat lakukan sesuatu!" Maki Wilder pada dirinya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

decisive timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang