Chapter 10

153 16 0
                                    

"Kak Junnnn" teriaknya sembari menarik cepat lembaran gorden kamar milik Junkyu.

"Apaan si dek, berisik ah"

"Ayookkkk... katanya mau ajakin Runa jalan-jalan.." rengeknya sembari menarik selimut yang masih membalut tubuh besar milik Junkyu.

"15 menit"

"Kelamaan ih.. 5 menit" tawar Aruna.

"10 menit"

"Ck.. kakkk... ah.. 5 menit ato sekarang!" tegasnya.

"Yaudah 5 menit, bawel lu dek" putusnya seraya menarik cepat lengan Aruna.

"Kak.. ih.. Runa dah mandi juga, minggiran ih.. ntar ketularan asemnya"

"Bentar, katanya 5 menit, salah sendiri berisik"

"Ck.."

"1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, sep-"

"Diem sih dek, mau tidur 5 menit aja susah banget" ucapnya seraya membekap mulut kecil Aruna dengan sebelah tangannya.

"Aawww..!" rintih Junkyu.

"Yaudah.. yaudah kakak bangun nih, heran.. punya adek kalo nggak diturutin reognya keluar" sambung Junkyu.

"Hehe.. gitu dong" ringis Runa.

*****

Hampir dua puluh menit berlalu dengan begitu cepat, tapi tidak bagi seorang Aruna. Dua puluh menit menunggu merupakan suatu hal yang begitu lama dan membosankan, lihat saja saat kakaknya baru saja selesai dengan aktivitas bersiap-siapnya. Bibir mungil gadis itu sudah mengerucut ditambah lagi dengan wajah kusutnya, membuat sang kakak terbahak karenanya.

"Muka kamu lama-lama 11 12 sama bebek thu kalo gitu" ledeknya.

"Ck.. udah lama, ditungguin dari tadi nggak selesai-selesai, giliran keluar ngeledek" protes Runa, dan benar saja, bibirnya semakin dikerucutkan karena merasa begitu kesal.

"Terus aja thu bibir kamu dimajuin gitu, kakak cium nanti"

Sontak membuat kedua tangan gadis itu bergerak cepat menutup bibir miliknya, ditatapnya tajam sang kakak olehnya.

"Canda kali dek, makanya jangan ngambek gitu, udah ayok" ucapnya seraya mengacak sembarang surai hitam Runa yang sudah tertata rapi.

"KAKKKK JUUNNNNNN....HISHHH..."

*****

Dilajukannya mobil yang sedang mereka kendarai dengan kecepatan sedang, tidak ada pembicaraan yang terdengar di sana, hanya alunan musik dari radio yang terdengar, itupun hanya samar-samar saja.

"Mau kemana si kak?"

"Nanti kamu juga tau, pokonya tempat ini dulu sering kamu datengin"

"Hah?"

Laju mobil milik Junkyu berhenti di depan kedai mie langganannya dulu, menengok sekilas gadis di sampingnya.

"Inget nggak? dulu kamu sering banget ajakin kakak ke sini"

Hanya gelengan kepala yang Junkyu lihat, serta tatapan kebingungan yang terlihat di wajahnya. Namun, gadis itu tampak berusaha mengingat tempat yang sedang ia singgahi sekarang.

"Shsss... aww.." rintihnya.

"Run? masih sakit? udah.. jangan dipaksain buat nginget kalo nggak kuat"

"Atau mau balik aja ke rumah? nanti kapan-kapan kakak ajak ke sini lagi"

"Kakk... kok gitu..." rengeknya seraya mengerucutkan kembali bibirnya.

"Iya.. iya.., gemes banget si, lama-lama kakak makan nanti pipi kamu" gemasnya seraya mencubit pelan kedua pipi Runa.

BLOOD & SWEAT | Choi Hyunsuk • Park Jihoon • Kim JunkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang