"Tapi-"
"Syazwa," panggil Syafira.
"Astaghfirullah!" lirih Syazwa terbangun dari tidurnya. Syafira yang melihat itupun mengernyitkan dahinya bingung.
"Kamu kenapa Wa?"
"Eh, Mba? Hehehe gak pa-pa Mba," alibi Syazwa yang sebenarnya agak ngerasa gelisah.
"Pasti habis mimpi buruk, ya?" tebak Syafira yang malah membuat Syazwa tersenyum canggung.
"Udah hapal doanya, kan?" Syazwa pun mengangguk dan langsung melafalkan doa tersebut. Setelahnya, dia pun kembali menatap Syafira.
"Mba kenapa ke sini?"
"Oh iya, Mba sampai lupa. Ini, tadi Ehan nitip ini ke Mba. Katanya, tolong kasihin ke kamu."
"Loh, kenapa dia ngasih aku ini, Mba? Kan aku gak lagi ulang tahun," heran Syazwa tetap menerima bingkisan itu.
"Em ... Mba juga kurang tau. Mungkin kamu bisa langsung tanya ke orangnya langsung."
"Gimana caranya Mba?"
"Besok kan kalian akan bertemu di sekolah. Jadi, temui saja dia di sekolah."
"Baiklah kalau begitu, Mba. Btw, makasih ya, Mba."
"Iya, sama-sama."
Setelahnya, Syafira meninggalkan Syazwa sendirian di dalam kamarnya. Membuat Syazwa yang penasaran langsung membuka hadiah itu. Yang ternyata isinya adalah sebuah handphone yang motifkan apel digigit di belakangnya.
"IPhone?" terkejut Syazwa.
Pink! Pink!
Zauji❤️
|Assalamualaikum!
|Saya rasa, kamu sudah mendapatkan bingkisan itu. Dan kamu juga sudah melihat apa isinya.
|Ini adalah hadiah pertama saya untuk kamu. Semoga kamu suka, ya."Zauji? Lah siapa? Ini gak salah hadiahkan?" bingung Syazwa yang malah takut untuk membalas pesan tersebut. Alhasil, dia hanya membacanya dan malah mengabaikannya begitu saja.
Beda halnya dengan Syazwa, Ehan saat ini malah sibuk memperhatikan ponselnya. Dari wajahnya yang awalnya senang, akhirnya beringsut menjadi bingung.
"Loh, kenapa tiba-tiba off?"
"Apakah ketikan saya ada yang salah, ya?"
"Enggak kok, ini udah betul semua, kok. Tapi, kenapa ya?"
"Ah, sudahlah. Mungkin dia capek, sampai ketiduran lagi."
...
Pagi ini, Syazwa kembali siap dengan penampilannya yang serba tertutup. Baru juga dia membuka pintu rumah Syafira, namun malah menemukan Ehan yang sedang menatapnya di kepala mobil.
"Lama banget!" keluh Ehan, membuat Syazwa mengerutkan keningnya heran.
"Lagian, siapa suruh Bapak nungguin saya?"
"Emang saya nungguin kamu?
"Aih, tau ah!"
"Ya sudah, ayo naik!"
"Enggak Deh, Pak. Aku bakalan naik angkot aja di depan." Syazwa pun mulai melangkahkan kakinya untuk pergi.
"Ooh ... kamu mau nilaimu merah?" tantang Ehan, membuat Syazwa menghentikan langkahnya.
"What? Kenapa harus nilai saya terus sih, Pak?"
"Ya, karena saya tau bagaimana nilaimu selama ini."
"Tap-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Exploring Love (End)
SpiritualSyazwa Analisa Syafa Maher. Gadis keturunan arab dan mesir. Anak perempuan satu-satunya dari keluarga Maher yang terpandang seorang pembisnis. Namun, walaupun Syazwa terlahir dari keluarga yang sangat berkecukupan, tetap saja gadis itu tidak pernah...