Seorang siswi tengah berlari tergesa-gesa menuruni tangga, ia diikuti seseorang berjaket hitam dengan tudung yang menutupi wajahnya. Siswi itu terus berlari, sesekali ia menengok ke belakang untuk mengetahui apakah seseorang itu masih mengikutinya atau tidak. Saat mendekati pintu tiba-tiba ada yang membekap mulutnya dari belakang. Iapun berusaha untuk menyelamatkan diri dengan memukul keras tangan yang tengah membekapnya itu.
"Diamlah ini aku, Jo Yi Hyun," bisiknya.
Mendengar suara itu ia seketika tenang. Kemudian ia membalikkan badan untuk memastikan dan ternyata benar dia adalah temannya, Jo Yi Hyun. Tak lama kemudian, suara hentakkan kaki yang sedang menuruni tangga terdengar, merekapun segera bersembunyi dibalik bawah tangga. Mereka terdiam selama beberapa saat, seseorang itu terus mencari keberadaan orang yang diincarnya. Kemudian seseorang itu pergi ke arah lain, merekapun menghela nafas.
"Yi Hyun-a, ada mayat!" paniknya.
"Mayat? Eodiseo?" Jawabnya seraya terkejut.
"Disamping apartemenku, aku melihat orang itu telah membununhya!" Ia tidak menyangka bahwa ia akan melihat langsung peristiwa tragis itu.
"Apa? Maksudmu orang yang mengejarmu tadi? " Yi Hyun menyipitkan mata. Siswi itu mengangguk.
Yi Hyun terdiam dengan rasa gelisahnya, "Jika itu benar, kita harus segera memanggil polisi. " Ia segera mengambil ponsel yang tersimpan didalam saku almamater sekolahnya, dan menekan tombol nomor untuk segera memanggil polisi.
Setelah Yi Hyun memanggil polisi, dan menunggu beberapa saat merekapun datang bersama tim forensik. Tim forensik mulai melakukan tugasnya, mereka mencatat perihal kematian dan penyebab atas kematian korban serta mendokumentasikannya sebagai tanda bukti bagi mereka. Sementara diluar apartemen polisi temgah menanyai siswi itu serta Jo Yi Hyun sebagai saksi atas pembunuhan tersebut.
"Nak, apa kamu melihat wajah pelaku?" Seorang polisi wanita menanyai siswi itu dengan lembut.
Siswi itu terdiam dengan badan yang sedikit gemetar. Melihatnya sang polisi wanita menenangkannya.
"Tenanglah nak, kami semua ada bersamamu. Tidak usah takut lagi." Ia memegangi pundak siswi itu.
"Aku tidak melihatnya, aku hanya melihat bagaimana dia membunuhnya. " Matanya berair.
"Apa yang pelaku lakukan? "
Siswi itu meremas pakaiannya. Jo Yi Hyun melihat ada rasa takut serta hawatir pada temannya. Ia kemudian menyentuh pundaknya.
"Gwaencana Sae Kyung-a, aku ada disini. Bicaralah, supaya polisi dapat segera menangkap pelakunya. " Ia berusaha menenangkan temannya. Polisi wanita tersenyum sat mendengar perkataannya.
Sae Kyung memberanikan diri untuk bicara, " Dia mencekik paman Tae Kyu dengan cengkraman yang kuat, dan paman Tae Kyu berusaha untuk menyelamatkan diri. Tapi pelaku itu menembaknya dengan pistol. Setelah itu .... " Sae Kyung terdiam dan gelisah.
"Setelah itu? Apa yang terjadi selanjutnya? " ucap polisi lainnya.
"Dia mengambil tongkat golf yang terletak disamping lemari kecil, lalu memukul kepala paman Tae Kyu dengan tongkat itu secara berulang, hingga akhirnya kepalanya pecah dan memuncratkan banyak darah. " Ia semakin mengeratkan remasan tangan pada pakainya.
Jo Yi Hyun yang mengetahui perasaan temannya, langsung memegang dan mengenggam tangan Sae Kyung dengan maksud untuk menenangkannya. Polisi wanita itupun mengerti dan menghentikan interogasinya. Polisi wanita itu mengambil kartu nama didalam saku belakang jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
Mystery / ThrillerJo Yi Hyun kehilangan orang yang dicintainya, menjadi salah satu korban pembunuhan berantai. Ia sama sekali tidak terima atas kepergian orang yang dicintainya. Hingga suatu saat, ia tertidur dan bermimpi bertemu dengan seorang kakek yang mengetahui...