lima

267 36 10
                                    



















































Don't Look Back in anger - oasis

menemani gelap gulitanya malam seorang jeno, indahnya langit malam dan semilir angin menembus tubuhnya membuat nya sedikit terbawa.

dia menyukainya.

menyukai indahnya langit malam,hujan dan ketenangan.

- dan jeno membenci keluarganya

jika diingat lagi itu akan menyesakkan relung hatinya.

balik ke satu jam yang lalu.

flashback.

"terima kasih jae hyung"

"sudah kewajibanku sayang"

senyum tampan seorang jaehyun di beri kepada jeno, jeno hanya mendengus kesal.

"kau sangat menjengkelkan! enyahlah."

"tapi kau suka bukan?"

sialnya fakta itu tidak bisa jeno tepis.

dia menyukai jaehyun, ralat. dia mencintai pemuda berlesung pipi itu semenjak dia memasuki jenjang sma.

senyuman yang mempesona selalu di perlihatkan jaehyun kepada jeno, love language - act of service nya membuat jeno terperengah semakin jatuh dalam ke pesona seorang jaehyun.

hingga saat itu, jaemin mengakui kepadanya dengan lantang.

'aku menyukai jaehyun hyung, kumohon kau menjauh lah darinya.'

demi! jeno seperti ingin memukul jaemin dengan ganas nya saat itu tapi apa daya yang ada dia sendiri yang kena.

"hey! jangan melamun, aku tidak mau ada setan yang berkeliaran di sekitar ku sebab melihat kau sering sekali melamun"

jeno tersentak, mendengar penuturan jaehyun membuat ia geram

puk!!

"enak saja kau!"

"hey kenapa memukul! aku hanya bercanda tau!"

"kau menyebalkan! dasar!!"

"lee jeno."

panggilan itu membuat jeno tersentak, membalikkan badannya mendapati sang ayah menatapnya dengan pandangan sulit di artikan, dia menghela nafas kembali menatap jaehyun.

"pulanglah jae hyung, sudah mau malam"

jaehyun yang mengerti pun mengamgguk, menatap ayah jeno sekilas lalu beralih menatap jeno.

sedikit menunduk menyamakan tubuhnya ke dekat telinga jeno sembari berbisik.

"jika terjadi sesuatu hubungi aku cepat. atau tidak datanglah ke rumahku, pintu rumahku terbuka lebar hanya untukmu sayang"

jeno tersenyum kecil, ini juga salah satu alasan dia semakin jatuh kepada jaehyun.

"uhm"

"aku pergi"

menatap tubuh tegap itu perlahan menjauhi nya dengan sendu, menghela nafas pelan sembari berbalik badan menatap sang ayah.

tanpa memerdulikan sang ayah jeno melangkah cepat masuk ke dalam rumah nya, dia lelah jika hanya untuk mendengar petuah pria tua itu.

"kau menyukai dia ehh?"

memberhentikan langkahnya, jeno hanya diam menunggu lanjut kata yang akan keluar dari mulut itu.

"bukannya ayah sudah menyuruh mu menjauhi nya? dan mendekatkan dia dengan kakakmu?"

lagi lagi jaemin, jaemin dan jaemin. dia muak sungguh!

"tidak ada gunanya jika jaehyun hyung sendiri tidak ingin dekat dengan dia, apakah aku harus memaksa dia untuk dengan jaemin terus menerus eh? gila"

mendengar itu siwon menggeram, kurang ajar.

"aku tau kau tidak bodoh jeno"

"siapa bilang aku pintar? bukannya kau selalu meneriaku ku anak bodoh setiap hari? tidakkah kau lupakan satu fakta itu? aku muak! jika kau ingin menyuruhku untuk menjauji jaehyun hyung, maaf. aku tidak bisa sama sekali."

siwon kalah telak, dia terdiam mendengar penuturan jeno.

flashback end.


dia memang tidak mendapat kekerasan tadi, tapi mendengar sang ayah menuturkan kata kata yang sama berulang kali membuat ia muak.

ayolah jika di dunia ini tidak ada hukum mungkin sekarang pria tua itu sudah masuk ke rumah sakit dari lama!.

pria tua menyebalkan, enyahlah.

huh, mungkin kali ini dia ingin sendiri lagi.

dia merindukan sang ibu.











































TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

langit dan hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang