Stubborn

109 13 6
                                    


( 23.51 )

tukk
tukk

"Kau masih disana? Aku tidak sadar sama sekali kalo dibalik ruanganku adalah ruangan mu Malina, apa kau baik-baik saja?" Tanya Khai yang duduk sambil menyenderkan punggungnya ketembok dinding di dalam kamar mandi. Ia menunggu Malina berbicara.

Disatu sisi lain Malina pun juga menyenderkan pundak kirinya ketembok, lalu menempelkan kepalanya sambil menangis. Wanita tersebut mendengar suara Khai dari balik dinding yang Malina tahu itu adalah kamar mandi. Sampai saat ini dirinya belum tahu kesalahan apa yang bisa membuatnya dikurung tanpa alasan, kemudian disiksa.

"Kau sudah sekolah kembali?" Tanya Malina dengan suara pelan namun penuh isakan.

"Ya, aku sudah sekolah kembali. Namun sekarang aku disini karena tidak mau adikku jadi korban kekerasan dari mereka," Khai.

"Apa yang membuatmu ada disini?" Malina.

Tanpa perasaan takut sama sekali, Khai mulai menarik napasnya kemudian menceritakan pada Malina apa yang sebenarnya terjadi. Disatu hari dimana Malina palsu datang kerumah membuat Khai sama sekali tidak curiga padanya. Namun, saat beberapa hari kedepan ia berusaha untuk mengeluarkan Malina palsu dari rumahnya. Wanita itu pun tiba-tiba membalas prilaku Khai yang tadinya suka mengelabui Alna, wanita itu juga sempat kelepasan membunuh satu pelayan dirumah Khai yaitu Ayumi. Dia jahat, dia terlihat seolah-olah baik tapi ternyata busuk. Khai terbawa suasana sampai menceritakan kecemburuan nya pada Zayden waktu itu.

Malina palsu bilang bahwa dia bisa menjadikan Khai menjadi nomor satu di hati bundanya, namun ternyata itu tidak akan pernah terjadi. Ini adalah cara yang salah dan Khai mengaku kalau dirinya telah mendekati Malina. Khai melakukan itu karena ia tidak ingin terlihat lemah didepan mata siapapun.

"Tapi ada bagusnya kau tidak datang kerumah ku saat itu menjadi Malina asli, aku bersyukur" Ucap Khai setelah bercerita tadi.

"Kenapa bicara begitu?" Tanya Malina.

"Karena aku sering melakukan hal tidak pantas sebagai anak-anak, dan aku melakukan itu pada Malina palsu" Ujar Khai.

"Kau tidak akan melakukannya jika aku benar-benar datang saat itu Khai," Malina.

"Mungkin," Jawab Khai.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Malina.

"Aku baik, kau bagaimana?" Tanya Khai.

"Aku sangat lapar sekarang," Balas Malina.

Saat Malina bicara seperti itu, Khai pun tiba-tiba melihat ke sekeliling. Ia tak sadar kalo diatas tembok sana ada ventilasi untuk Malina di ruangannya. Dan mungkin itu juga bisa jadi jalur Khai memberikan makanan pada wanita tersebut. Tanpa aba-aba, Khai keluar dari dalam kamar mandi. Ia menarik sebuah kursi yang sering diduduki Malina palsu jika datang. Khai menumpukan beberapa benda agar bisa sampai ke ventilasi diatas. Setelah merasa tercapai, barulah Khai mengambil beberapa makanan yang malas untuk dia makan lagi.

"Malina... Aku akan memberimu makan dari atas sini. Lihat tangan ku," Ucap Khai yang memasukan satu tangan kirinya agar Malina bisa melihat keatas dinding tembok sekarang.

"Apa kau serius? Itu terlalu tinggi? Apa kau menggunakan tangga?" Tanya Malina kaget.

"Aku menggunakan kursi, disini ada kursi. Aku akan memberimu buah-buahan yang tidak aku makan, tangkaplah.." Balas Khai sambil menjatuhkan apel juga dua buah pisang.

"Kau butuh minum? Ini ambillah," Lanjut Khai yang menjatuhkan satu botol pada Malina.

"Terima kasih Khai," Ucap Malina.

DZAI (BROTHERS ENEMY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang