3. Different, But Not At All

111 6 0
                                    

Doyoung menggeram kesal. Ia langsung mengambil makanan milik siswa lain, dan melemparnya ke wajah Jennie, membuat wajah Jennie langsung kotor.

Setelah melemparkan makanan ke wajah Jennie, Doyoung membuka baju seragamnya, menyisahkan kaos dalam yang ia pakai, lalu melemparkannya ke wajah Jennie lagi. Setelahnya, ia melemparkan  dua lembar uang kertas 50.000 won tepat di wajah perempuan itu.

"Cucikan bajuku. Ini belum seberapa?! Kalau sampai aku melihat dirimu seperti ini lagi? Aku tidak akan segan-segan melakukan hal lebih dari ini." Seru Doyoung, lalu pergi.

Baru selangkah ia pergi, dirinya sudah di tarik, dan di hempaskan ke belakang begitu saja. Siapa lagi kalau bukan Kim Jennie. Bukan hanya menarik dirinya sampai terjatuh. Wanita itu juga membuang baju miliknya tepat di wajahnya.

Doyoung yang di perlakukan seperti itu pun tidak terima. Ia langsung meremat bajunya, di hentakan bajunya, lalu menendang tulang kering Jennie. Membuat dia langsung terjatuh, dan kemungkinan kakinya patah karena tendangan yang dirinya lakukan.

Setelah dia jatuh, ia langsung beranjak dan menghampiri Jennie. Menginjak kedua tangannya, dan Mencengkram rambutnya, agar dirinya bisa bertatapan langsung dengan mata wanita yang saat ini sedang meringis kesakitan.

Doyoung langsung mengeluarkan gunting sedang yang selalu ia bawa, dan ia taruh di saku roknya, lalu mulai menggunting rambut Jennie.

Sedangkan Jennie langsung membelalak, ingin membalas perbuatan Doyoung, tapi ia tidak bisa. Kaki Doyoung yang ada di tangannya, sukses membuat dirinya tidak bisa menggerakkan tangannya.

Doyoung langsung tersenyum senang, begitu ia melihat rambut wanita yang ada di hadapannya terus berjatuhan karena karyanya. Sedangkan Jennie, ia terus meringis, dan mengeluarkan air matanya karena merasakan perih di tangannya, juga karena rambutnya yang terus jatuh.

*grep* Seseorang memegang tangan Doyoung, dan menarik dia dari Jennie. Doyoung hanya bisa memutarkan kedua bola matanya jengah, ketika ia melihat Taeyong yang memberhentikan kegiatannya.

Taeyong juga langsung menarik dirinya pergi dari kantin. Dia yang di tarik pun hanya bisa mengikuti kemana langkah pria ini membawa dirinya.

"Kau kenapa sih, Doy?" Tanya Taeyong kepada teman wanitanya ini, yang saat ini sedang berada di rooftop sekolah.

"Kenapa apanya?" Tanya Doyoung, yang sangat jengah mendengar pertanyaan teman prianya ini.

"Kau kenapa berubah? Kau yang dulu tidak seperti ini. Kau anak yang manis, periang dan tidak pernah melakukan hal ini. Kenapa kau jadi seperti ini?" Tanya Taeyong, menatap temannya penuh prihatin.

"Kau sendiri kenapa berubah?" Tanya balik Doyoung, yang sukses membuat Taeyong mengerutkan dahinya bingung.

"Berubah? Apanya yang berubah?" Tanya Taeyong.

"Kau dan Yuta. Kenapa hubungan kalian berubah? Kenapa kalian tidak seakrab dulu? Kenapa?!" Tanya balik Doyoung, diiringi seringaian di wajahnya.

Taeyong terdiam. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan temannya ini. Lidahnya terasa kelu ketika mendengar balasan sang teman. Sementara Doyoung terkekeh melihat kebisuan Taeyong. Ia langsung menepuk pundak teman prianya ini.

"Semua orang pasti berubah, Tae. Kau, Yuta dan aku pun berubah. Jangan pernah bertanya kepada seseorang kenapa dia berubah. Kalau kau tidak suka dengan perubahaanku sekarang? Kau cukup tidak usah melihat diriku. Aku bukan lagi Kim Doyoung yang kau kenal dulu, Taeyong." Ucap Doyoung lalu pergi meninggalkan Taeyong sendiri.

Taeyong terus menatap kepergian Doyoung yang terus menjauh dari tatapannya. "Kau kenapa, Doyoung-ah?" Gumam Taeyong di sertai tatapan sedih.

Doyoung-nya telah berubah drastis. Ia tidak tau hal apa yang telah di lalui temannya ini, sehingga temannya menjadi seperti ini. Sedangkan Doyoung? Ia tengah menyesap rokok di tangannya, di dalam gudang sekolah.

Pikirannya menerawang jauh di sana. Di keluarkannya asap dari rokoknya, di sertai helaan nafas panjang."Hah~~~" Helaan nafas yang keluar dari mulutnya.

Baru saja ia ingin mengisap rokok-nya lagi, seseorang datang dan merampas rokoknya. Doyoung langsumg menghela nafasnya kasar. Inilah alasan mengapa dirinya malas datang ke sekolah, dirinya tidak akan pernah tenang. Ada saja seseorang yang mengganggu ketenangannya.

"Yut, balikin." Pinta Doyoung dengan nada malasnya. Sungguh, ia sudah cukup lelah dengan permasalahan sekolah hari ini.

Bukannya mengembalikan, Yuta juga menjatuhkan rokoknya ke tanah, dan menginjaknya. Membuat rokok-nya mati dan hancur seketika.

Sementara Doyoung yang melihat itu sih biasa saja. Ia langsung merogoh saku roknya, dan mulai mengeluarkan sebungkus rokok yang isinya sudah berkurang.

Baru saja ia ingin mengeluarkan sebatang rokok untuk dirinya hisap, bungkusan rokoknya malah di rampas lagi oleh Yuta, dan di hancurkan kembali. "Gak kayak gini Doy caranya." Ucap Yuta.

"Ya ya ya." Balas Doyoung dengan malas. Sungguh! Ia sudah lelah mendengar ceramahan dari berbagai macam orang.

"Kenapa jadi perokok, heum?" Tanya Yuta, yang langsung mengambil duduk di sebelah Doyoung.

"Karena enak. Bukannya kau perokok juga? Enak bukan?" Jawab Doyoung, dan menanyai balik Yuta.

"Tapi kau perempuan, Doy. Gak pantes perempuan merokok kayak gini." Ujar Yuta, memberikan sedikit nasihat kepada teman wanitnya ini.

"Ck. Selalu saja perbedaan gender. Emangnya kenapa sih kalau perempuan? Gak baik? Gak pantes? Terus pantesnya perempuan di mata lelaki itu kayak gimana?!" Sentak Doyoung, menatap Yuta nyalang.

"Gak dengan cara kayak gini, Doy." Ucap Yuta.

"Terus aku harus kayak gimana?" Tanya Doyoung jengah.

"Kalau ada masalah ya cerita. Jangan melampiaskannya ke rokok." Ujar Yuta.

Doyoung mendecak kesal. "Kau kenapa merokok?" Tanya Doyoung.

"Karena awalnya coba-coba, dan jadi kecanduan kayak gini." Jawab Yuta.

"Apakah kau mempunyai masalah?" Tanya Doyoung lagi.

"Tidak." Balas Yuta.

"Kau dengar, dan lihat sendiri bukan? Tidak semuanya perokok itu mempunyai masalah. Jangan karena aku merokok, kau menganggap diriku punya masalah yang besar." Balas Doyoung, yang membuat Yuta terdiam.

"Kau mau ke mana?" Tanya Yuta bingung, menatap Doyoung yang sudah beranjak dari duduknya dan ingin pergi.

"Aku mau ke kelas." Balas Doyoung.

"Bukan kah kau sedang membolos?" Tanya Yuta lagi.

"Habis ini pelajaran matematika. Bagaimana bisa aku bolos." Jawab Doyoung, lalu pergi meninggalkan temannya.

Yuta tersenyum mendengar jawaban Doyoung. Walaupun sikap dan tingkah temannya sudah berubah, tapi kebiasaan dan kesukaannya tetap sama. Temannya sangat menyukai pelajaran matematika. Dia tidak akan membolos di pelajaran matematika. Temannya juga kalau masuk sekolah itu ya kalau ada pelajaran matematikanya saja. Kalau tidak ada ya dia membolos.

"Doy, tunggu!" Teriak Yuta, dan mulai menyusul Doyoung.

Sampai di dalam kelas, Doyoung langsung di tanyai oleh guru yang tengah mengajar. "Habis darimana saja kamu, Kim Doyoung?" Tanya Kyuhyun, guru matematika Doyoung.

Baru saja ia menjawab, Yuta datang dengan tergesa, dan langsung berdiri di sampingnya. "Habis dari Toilet, Seonsaengnim." Jawab Doyoung.

"Kau juga?" Tanya Kyuhyun yang menunjuk Yuta. Yuta menganggukkan kepala-nya sebagai jawaban, dan langsung di balas dengusan kasar oleh Kyuhyun. "Duduk." Titah Kyuhyun yang langsung di laksanakan oleh keduanya.

BESTFRIEND? IT'S BULLSHIT! - TAEDOYUTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang