13. Two lines

13K 1.2K 35
                                    

100 votes for unlock next chapter!~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

100 votes for unlock next chapter!~

***

Siang hari yang terik. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas lewat, masih tersisa lima belas menit lagi untuk Wonwoo sampai di tempat tujuan. Setelah turun dari bus ia melangkah menyusuri pinggir jalan, matanya mengintai setiap bangunan yang ia lewati. Mencari tempat dimana ia sudah membuat janji untuk bertemu dengan temannya, Hong Jisoo.

Nama cafe yang ditujunya telah terpampang di depan mata. Tanpa berlama-lama Wonwoo masuk ke dalam cafe tersebut dan kembali mengedarkan atensinya, mencari keberadaan kawan nya itu. Wonwoo menghela nafas lega setelah melihat lambaian tangan kecil dari ujung sudut cafe.

"Maaf, aku sedikit terlambat."

Jisoo hanya menganggukan kepalanya singkat. Netra kucingnya menatap Wonwoo penuh selidik, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Entah perasaannya saja atau bukan, namun aura Wonwoo terasa cukup berbeda. Ada perubahan yang tidak terlalu signifikan dari pancaran wajah datarnya itu. Namun, tetap saja langka terlihat.

Lelaki bermanik rubah itu pun mengernyit alisnya bingung, tatapan dari Jisoo sedikit banyak membuat Wonwoo terintimidasi.

"Jelaskan."

"Menjelaskan?" alis Wonwoo makin bertaut. "Aku baru saja duduk, apa yang harus aku jelaskan padamu?"

"Jelaskan, Jeon Wonwoo." Jisoo menatap tepat di mata sang lawan bicara. "Kau yang bersembunyi hampir berbulan-bulan, kau yang menghindariku, dan kau yang tiba-tiba menghilang seperti ditelan bumi akhir-akhir ini. Kau ini sebenarnya kenapa? Kau tahu, aku sangat mengkhawatirkanmu!" Ujarnya panjang lebar.

Wonwoo mulai paham arah pembicaraan temannya ini. Ia memejamkan matanya sejenak, mengambil nafas dalam untuk menghindari perasaan tak karuan di dadanya.

"Semenjak kau lebih banyak mengambil kelas online dan datang ke kampus pada saat waktu penting saja, itu sudah membuat banyak pertanyaan bersarang dalam benakku, Wonwoo."

"Jadi, sebenarnya sudah sejauh mana hubungan kau dengan alpha yang menandaimu itu?" tambah Jisoo.

"Jisoo hyung... pertama aku ingin meminta maaf. Akuㅡsama sekali tidak bermaksud ingin menjauhimu, aku hanya butuh waktu hingga aku siap bercerita padamu." Wonwoo bisa melihat jelas iris mata Jisoo yang tersorot cemas.

"Dan tentang alpha itu..," kepalanya merunduk samar, Wonwoo menggeleng pelan. "Aku pun tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Seluruh kehidupanku seolah telah diambil alih olehnya, ikatan ini sudah membuat hidupku cukup berantakan. Serasa hilang arah, aku benar-benar tidak mengerti."

"Wonwoo, dengarkan aku." Jisoo mengusap pelan pergelangan tangan Wonwoo sehingga kini omega tersebut kembali bersitatap dengannya.

"Statusmu sekarang bukanlah penghalang sebuah kebahagiaan. Semesta mungkin mengirimkan alpha itu padamu agar kau tidak lelah terus bersembunyi di status beta palsumu selama ini. Jika kau takut dengan masa depan nanti, maka bergantunglah pada mate-mu. Dunia ini terlalu kejam untukmu yang naif, Wonwoo."

DISGUISE » Meanie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang