Wonderland - Chapter 3

177 9 0
                                    

"Wonderful" gumamku.

"Dimana kita ? Dan tempat apa ini?" tanyaku.

Tunggu-tunggu apa ini mimpi? tapi mengapa aku bisa merasakan setiap tetes salju dan dinginnya tempat ini. tapi bagaimana bisa aku ketempat ini hanya dengan membuka sebuah pintu?

"kurasa kita tidak di New york"kata John.

"sure, New york sedang tidak bersalju"balasku.

"kalau begitu kita harus kembali Sam"katanya.

Aku melirik ke arah John, dan sejujurnya aku masih sangat penasaran dengan tempat ini.
"apa kau tidak lihat betapa indahnya tempat ini? Apa kau tidak ingin berkeliling dulu?"tanyaku.

John mengernyit ke arahku.
"kita bahkan tak tau tempat apa ini kan? Apa kau mau kita tersesat?"kata John.

"ayolah, aku penasaran John"pintaku.

John menggeleng
"tidak sam, apa kau tidak melihat keanehan disini, kita masuk ke tempat ini hanya karna sebuah pintu tua peninggalan kakekku"kata John.

"kau memang benar John, tapi aku penasaran apa tempat ini ada penghuninya?" Tanyaku.

"mungkin penghuninya beruang kutub atau serigala atau makhluk astral? sudahlah tempat ini dingin, kau dan aku hanya pakai baju kaus Sam kita bisa kedinginan nanti"kata John.

"wait John, kau tunggu disini okay?"kataku
belum sempat John menjawab, aku langsung masuk ke pintu tua itu lagi, lalu aku mengambil 2 mantel berbentuk jubah yang ada di gudang john, kemudian aku kembali memasuki pintu itu lagi.

"darimana saja kau sam? Lalu mengapa kau suruh aku tunggu disini?"tanya John sambil mengernyitkan dahi melihat yang kubawa.

"ini kau pakai ini John, kita tidak akan kedinginan"kataku sambil menyerahkan mantel yang kubawa tadi .

"jadi kau masuk pintu itu untuk mengambil mantel?"tanya John.

"sure John, kau harus temani aku melihat tempat ini, aku kan sudah membantumu mencari biola itu" kataku seolah meminta John membalas budi, sebenarnya aku berkata seperti itu agar John mau menemaniku melihat tempat ini.

"oh astaga Sam jadi kau memintaku untuk membalas kebaikan mu? baiklah kau tunggu disini aku akan ambil biola ku dulu"kata John.

Aku mengernyitkan dahi.
"kau mau bawa biola? Yasudah cepat kau ambil John"kataku.

"oke, jangan kemana mana Sam"kata John.

"pasti"jawabku menyakinkan.

John memasuki pintu tua itu, dan aku mulai melihat kesekeliling tempat ini.

"apa tidak ada orang yang tinggal di tempat sebagus ini?" pikirku.

Tapi tunggu, sepertinya aku mendengar sesuatu, seperti suara ranting jatuh yang cukup keras suaranya, apa aku datangi saja asal suara itu. tapi John? Ah sudahlah dia pasti bisa mencariku.

Aku memutuskan melangkahkan kakiku menelusuri darimana asal suara itu, aku melangkah dengan pelan, supaya bisa melihat keindahan tempat ini.

"oh god, mengapa bisa kau ciptakan tempat seindah ini" gumamku.

Aku berpikir mengapa aku bisa seberani ini maksudku aku tidak pernah berkeliling sendiri di tempat yang bahkan belum pernah aku kunjungi sebelumnya, mungkin karna aku penasaran dengan tempat ini atau entahlah, lagian mengapa aku bodoh mendatangi suara ranting jatuh, bisa saja kan rantingnya sudah tua atau mati hingga jatuh ah aku ini tapi ya sudahlah, aku berhenti di bawah pohon yang ditutupi oleh salju tebal, kemudian aku melihat kebalik pohon itu, dan astaga ternyata di tempat ini ada orang!

John's POV

Aku masih terus berpikir bagaimana bisa pintu yang kutemukan digudang itu bisa begitu ajaibnya, aku harus menyelidikinya lagian ini adalah pintu tua peninggalan kakek.
aku mengambil biola ku, lalu segera memasuki pintu tua itu lagi

"ayo Sam"kataku.

Tapi saat aku berbalik. Astaga Sam dimana? Mengapa dia tidak ada, dia pasti langsung pergi berkeliling tanpa aku, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya? Ah aku ceroboh sekali. Harusnya aku tidak meninggalkannya apalagi menyuruhnya menunggu, "SAMMM!!!"teriakku oh astaga bagaimana ini "SAMANTHA!!!" teriakku berulang-ulang sambil menelusuri tempat ini

Sam's POV

Aku memperhatikan orang itu, dia sekarang sedang memunggungiku dan aku tidak tau apa yang di lakukannya, tapi tunggu kurasa dia sedang.....oh iya memanah, dia sedang memanah.

Aku memperhatikan bagaimana caranya memanah, aku jadi penasaran ingin melihat wajahnya. Kemudian anak panah itu diluncurkan olehnya dan mengenai ranting pohon, mungkin sekarang dia hanya sedang latihan, disaat aku sedang memperhatikannya dia menoleh ke arahku untungnya aku langsung bersembunyi dibalik pohon.

Kemudian aku melirik lagi, wajahnya yang sedang menghadap kesamping, dan oh astaga dia tampan sekali ini tidak mungkin, dia benar-benar tampan dan memukau, disaat aku sedang terpukau oleh ketampanannya, ada anak panah yang melesat ke arahku, untungnya anak panah itu hanya mengenai pohon yang menjadi tempat persembunyianku, tapi tunggu.....oh shit! berarti dia sudah tau jika aku bersembunyi disini, aku langsung bergegas berlari meninggalkan tempat itu. 

"TUNGGU!"teriaknya.

Ah bagaimana ini aku berusaha lari secepat mungkin tapi tiba-tiba.....
ada anak panah yang mengenai kaki kiri ku dan detik itu pun aku langsung terjatuh.

Aku tetap berusaha bangun dan berlari dengan kaki sebelah kiri yang pincang, darah segar mengalir dari kakiku saat aku mencoba mencabut panahnya, "oh tuhan ini salahku, please help me god" kataku dalam hati.

tapi kurasa ini sudah terlambat aku menabrak orang yang aku tidak tau siapa, tapi kurasa dia seorang laki-laki.

----
apa gak ada yang baca cerita gue? cian ya gue wkwk gapapa deng yang penting ngepost, pokoknya yang baca vote ya^^

WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang