2

21 3 1
                                    

5 tahun kemudian.

Suara gelak tawa riang anak-anak yang sedang bermain siang itu membuat para guru yang menjaga mereka ikut tertawa. Anak-anak bermain seperti tidak pernah ada beban, mereka tertawa karena ada hal yang menggembirakan dan menangis karena diganggu oleh temannya. Menjadi seorang guru di taman kanak-kanak tidaklah mudah. Pada masa tertentu para guru harus sabar menghadapi anak-anak yang aktif dan agresif dan terkadang para guru juga harus tahu bagaimana merayu anak yang menangis untuk diam.

Sibuk. Itulah yang membuat Jira menyukai pekerjaan ini karena ia bisa melupakan bayangan Taehyung dari pikirannya. Seseorang yang ia sukai selama bertahun-tahun lamanya. Gila? Tentu saja. Jira sendiri pun tidak menyangka akan tetap memiliki perasaan itu meskipun ia telah ditinggalkan dengan kejam saat dulu.

Jika jam sekolah berakhir, Jira akan dihadapkan pada kenyataan yang menyesakkan dadanya. Bukan karena ia tidak bahagia. oh, ia sungguh bahagia karena memiliki kedua orang tua yang sangat menyayanginya. Ia memiliki banyak sekali teman, tapi itu juga tetap tidak cukup. Hatinya merasa hampa dan kosong. Anehnya, hal ini ia rasakan setelah ia ditinggalkan oleh Kim Taehyung.

"Haahh...." Jira mengembuskan napasnya dengan berat.

Membuat rekan kerjanya yang duduk di sebelahnya menoleh padanya. "Jira-ssi, kau kenapa? Kau terlihat banyak pikiran?" tanya wanita itu seraya menyusun kembali mainan anak-anak ke tempatnya. Jira menoleh pada wanita itu dan sekali lagi mendesah.

"Aah... andai kisah cintaku seberuntung orang lain."

Hana tersenyum mendengar kalimat putus asa itu. "Semangatlah, Jira-ssi."

Diwaktu yang sama, seorang anak lelaki berumur 4 tahun menghampiri Jira. "Eonnie.."panggil anak lelaki itu sedih.

"Eoh, Junho-aa? Ada apa hm? Apakah belum ada yang menjemputmu?" tanya Jira panik karena anak itu seperti akan menangis.

"Oo, bicakah temani aku dicana sampai camchon datang menjemputku?" tanya anak itu.

"Nee, tentu saja." Ujar Jira tersenyum lalu menggandeng tangan mungil Junho.

"Maaf jika aku menanyakan hal ini Junho-aa, apa yang terjadi pada kakek Kim yang biasa menjemputmu?" tanya Jira penasaran.

"Halabeoji cedang cakit, makanya Camchon yang akan datang menjemputku," jawab Junho dengan cemberut.

"Benarkah? Semoga Harabeoji segera sembuh agar bisa menjemput dan bermain Bersama Junho lagi," ujar Jira lalu dibalas kekehan dari Junho.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya mobil Porsche Panamera GTS hitam terparkir di depan taman kanak-kanak. Junho yang mengenali mobil milik pamannya itu mulai tersenyum dan melompat-lompat senang saat sang paman keluar dari mobilnya dan menghampiri mereka berdua.

"Jin Camchon!" Junho menyambut kedatangan pamannya dengan langsung berlari memeluk pria itu dan sang paman langsung menangkapnya gemas.

"Mianhae (Maaf), apa kau menunggu lama?" tanya Seokjin pada Junho yang memeluknya, dan anak kecil itu menggelengkan kepalanya.

"Un, Gwenchana, Jira Eonni menemaniku." Jawab Junho. Mendengar hal itu, Seokjin mengalihkan pandangannya pada Jira.

"Anyeong haseyo, Kim Seokjin imnida. Maaf jika keponakanku menyusahkanmu, oo.. nuguseyo?" tanya Seokjin sopan.

"Eoh, Song Jira imnida. Ah, keponakanmu sama sekali tidak menyusahkanku Seokjin-ssi, kami bersenang-senang selama menunggumu." Jawan Jira tulus. Namun nyatanya senyuman itu membuat sesuatu dalam diri Pria yang dihadapannya tertegun karena merasakan perasaan yang asing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Enchanted - Kim seokjin (M) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang