part (8)

16.3K 1.3K 58
                                    

Tadi Jisung sekarang Haechan,  ibunya Haechan sampai cengo sesaat.  Kedua putranya datang di hari yg sama dan dalam keadaan yg sama pula,  bagaimana tidak pusing.

Haechan berdecak kesal saat melihat ibunya hanya terpaku melihatnya.

"apa eomma tidak berniat mengobatiku,  aku putramu"

Itu sindiran,  bagaimana dia melihat ibunya mengkhawatirkan Jisung tadi, harusnya itu berlaku untuknya juga.

Haechan memutuskan untuk mendekati ibunya terlebih dahulu,  Jisung diam diam memperhatikan lebam di wajah Haechan.  Ayahnya Haechan tidak terlihat sama sekali,  Haechan tidak perduli soal itu.

"apa lagi ini? " tanya ibunya Haechan.

Haechan melirik Jisung "ini semua karenamu"

Ibunya Haechan menghela nafas lelah,  menarik Haechan menuju sofa, Haechan duduk tepat di samping Jisung.

Saat hendak mengambil obat,  ibunya Haechan baru sadar kalau luka diwajah Haechan sudah di obati,  terlihat ada sisa sisa salep yg masih terlihat di sana.  Haechan juga baru ingat kalau tadi Yuta sempat mengobati lukanya.

"setelah ini kau harus menghajar Mark hyung dan Jeno,  mereka yg membuatku seperti ini dan ini semua karenamu"

Jisung terkesiap mendengar penuturan Haechan,  menghajar Mark dan Jeno?  Yg benar saja.

"Haechan" tegur Ny Lee.

"eomma,  ini urusanku,  tolong jangan ikut campur"

Ibunya Haechan mengambil tempat duduk di tengah tengah antara Jisung dan Haechan.

"ceritakan pada eomma,  sekarang! "

"aku memukul Jaemin terus Mark hyung dan Jeno menghajarku,  itu saja"

Ibunya Haechan menghela nafas "tidak semua hal di selesaikan dengan kekerasan Haechan,  eomma mohon nak, jangan terus berulah"

"aku hanya ingin membuat Jaemin merasakan bagaimana rasanya di pukul"

Mata Haechan melirik Jisung "dia memukul Jisung,  apa aku harus diam saja?  tentu tidak! "

Jisung diam diam menyunggingkan senyum samar,  merasa tersentuh karena Haechan membelanya.  Padahal selama ini yg dia tau Haechan sangat membencinya.

"gomawo hyung"

Satu bantal sofa melayang hampir mengenai kepala Jisung, itu ulah Haechan,  dia muak mendengar Jisung mengucapkan kata terimakasih. Dia ingin Jisung melawan jika di sakiti,  jangan hanya diam saja,  Haechan tidak suka Jisung yg lembek saat Jaemin menyakitinya.  Bicara soal Jaemin,  Haechan masih bingung,  kenapa anak itu sangat membenci Jisung,  Haechan akan segera mencaritau.

"jangan menjadi manusia bodoh dan tidak berguna,  tanganmu tidak cacat bukan,  jika di sakiti, di lawan bodoh jangan hanya diam saja"

Setelah mengatakan itu Haechan langsung melesat ke kamarnya,  tidak mau mendengar ocehan ibunya,  dia lelah.
Jisung mencerna perkataan Haechan,  benar apa yg dikatakan Haechan tapi Jisung bisa apa,  dia tidak bisa melawan Jaemin,  apa yg Jaemin lakukan ada sebabnya,  Jisung tau itu.

Ibunya Haechan tiba tiba merangkul Jisung saat melihat anak itu melamun "jangan kau pikirkan perkataan hyungmu itu,  kau tau kan dia bagaimana"

Jisung hanya mengangguk.

###
Mark menatap Jaemin,  Mark kecewa pada Jaemin,  kenapa tidak jujur dariawal. 

Mark tiba tiba merasa penasaran,  kenapa Haechan sampai sebegitunya melindungi Jisung

"Mark hyung,  Haechan hyung datang bersama Jisung"

Mark segera keluar diikuti Jeno Chenle dan Jaemin.

Haechan menatap Jaemin "urusan kita belum selesai,  kau__

Haechan menatap Jisung "masuk ke kamarmu sekarang"

Jeno menatap Haechan "pipimu,  apa baik baik saja,?  aku minta maaf" ujar Jeno.

"brengsek,  apa orang akan baik baik saja setelah fisiknya di sakiti"  ujar Haechan tajam.

"aku memukul Jaemin karena ada sebabnya,  lain kali, sebelum melakukan sesuatu ada baiknya bertanya terlebih dahulu"

Haechan menatap Jisung kesal saat sadar kalau anak itu tidak mengindahkan perintahnya.

"masuk kamar Jisung"

Jisung berlari kecil menuju kamarnya.  Setelah Jisung Masuk Haechan langsung menatap Mark dan Jeno.

"kalian berdua begitu menyedihkan"

"asal kalian tau,  Jisung adalah adik tiriku,  meski dia adik tiriku tentu aku tidak akan rela dia di sakiti tanpa sebab,  itu sebabnya aku menghajar Jaemin"

"kenapa tidak bilang?"

"penting untuk kalian tau?  Aku rasa tidak kan"

Haechan menatap Jaemin tajam "kalau kau berani menyentuh Jisung lagi,  aku tidak akan segan mematahkan tulangmu, kau harus ingat kata kataku ini"

Haechan berbalik badan hendak keluar,  tiba tiba Mark mencekal tangannya,  satu kali hentakan Mark sampai tersungkur.

"aku hanya ingin minta maaf"

"dan aku tidak sudi memaafkanmu hyung, hiduplah dengan rasa bersalahmu"

Jeno yg hendak meminta maaf mendadak menciut,  Haechan yg melihat Jeno seperti itu lantas maju, mendekati Jeno, lalu..

Bug...

Satu bogeman Haechan hadiahkan untuk Jeno.

Bug...

Di tambah satu tendangan juga dari Haechan untuk Jeno.

"peringatan untuk Jaemin tadi berlaku juga untukmu,  jangan ikut campur kalau kau tidak tau apa apa, itu terlihat menyedihkan dan satu hal lagi,  jangan coba coba meminta maaf,  aku tidak akan memaafkanmu"

Haechan menatap Mark menggunakan ekor matanya "tidak adil jika aku hanya mendorong hyung"

Tiba tiba Haechan menarik baju Mark dengan kasar lalu meninjunya dengan keras, kembali mendorong Mark dengan kasar "hyung kaget kan kenapa aku bisa bertindak brutal seperti ini?  Ini semua karena aku mulai muak dengan hyung"

Setelah mengatakan itu Haechan menatap Chenle "beritahu Yuta hyung dan Doyoung hyung,  aku menghajar adik kesayangan mereka"

Chenle menggeleng, "aku tidak akan melakukan itu"

Haechan hanya mengedikan bahunya lalu keluar dari dorm dream dengan santainya.

TBC

Yg sudah baca bookku yg BEST FRIEND,  cuma mau ngasitau,  SEASON 2 segera meluncur.

JEALOUS (HAECHAN FEAT ALL MEM NCT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang