58. ITB dan Orion

Start from the beginning
                                    

Alex tersenyum, "Makasih, Bang..." Alex mencondongkan badannya guna melihat kartu panitia yang menggantung di leher Arigel.

"WAHH! NAMANYA KEREN!" Sorak Alex kala berhasil menangkap nama dari mahasiswa ITB itu, Arigel Beta Orion.

Disitu juga Reza dan Alex menyadari jika Arigel membawa satu kanvas cukup besar dengan penutup hitam yang disimpan di punggungnya.

"Ini apa Bang?" Tanya Reza mencoba akrab.

"Lukisan nih, mau liat?" Tawar Arigel. Lantas mereka mengangguk.

"Yu, ke Galeri."

Sudah pasti yang dimaksud Arigel adalah Galeri Soemardja salah satu fasilitas di ITB.

Tiba di Galeri, Arigel memperlihatkan lukisan yang dia bawa. Lukisan yang memperlihatkan satu bulatan putih yang sangat mendominasi, dan satu bulatan oren yang tak nampak terlihat disamping bulatan putih itu.

"Orion?" Tanya Reza dengan mata yang masih menelisik lukisan Arigel yang kini tersenyum menatap karya nya.

"Ceritain dong Bang!" Pinta Alex dengan semangat.

"Ini yang warna putih Rigel, beta dari Orionis. Dan yang berwarna oren itu Betelgeuse, alpha atau inti dari rasi bintang Orion."

Alex menunjuk bulatan oren dengan telunjuknya, "Kenapa alpha kecil? Terus kenapa kok gelap?"

Arigel tersenyum, "Waktu gue baca buku, disitu tertulis semakin kesini Betelgeuse semakin meredup, mungkin itu karena umurnya." Arigel memperhatihatkan mimik wajah Reza yang terlihat sangat mengamati lukisan karyanya.

"Kenapa Rez?" Tanya nya.

"Tapi yang lebih terang tidak selalu menggantikan mereka yang sudah redup." Ucap Reza dengan mata yang menatap dalam lukisan milik Arigel.

~~~~🥀~~~

"Apa yang menyebabkan sebagian remaja zaman sekarang banyak mengalami hal yang menggangu di kepalanya?" Tanya juri satu.

Di Aula Barat ITB sudah terdapat tiga meja yang berisikan dua orang siswa/wi. Lomba debat terbuka sudah dimulai sejak tiga puluh menit yang lalu.

Suara alarm terdengar dari meja Reza dan Alex, "Izinkan saya menjawab," Alex menatap juri satu.

"Waktu satu menit dimulai dari, sekarang," ucap dua orang pembawa acara.

"Menurut pandangan saya, para remaja sering mengalami perdebatan dengan dirinya sendiri, baik dalam hatinya maupun dalam pikirannya. Saya mengalaminya sendiri, jika perdebatan dengan pikiran itu sangat melelahkan dan sangat menggangu. Kadang dalam kepala kita terdapat alur yang kita buat sendiri ketika kita lelah ataupun disaat keadaan kita tidak baik-baik saja. Jadi, penyebabnya bisa saja karena kita terlalu memforsir kinerja otak, keadaan kita lelah dan berpikir terlalu keras, terimakasih." Alex menundukan matanya sekilas.

"Sisa waktu 26 detik."

"Ada yang ingin menambahkan?" Pertanyaan terlontar dari juri dua.

Alarm terdengar dari meja yang ditempati satu perempuan dan dua laki-laki.

"Izinkan saya mengeluarkan pendapat saya." Ucap seorang pemuda dengan nama Benua Chandra Biru di ID nya.

"Waktu satu menit dimulai dari, sekarang."

"Ketika para remaja mengalami beberapa perdebatan pikiran yang sangat menggangu kepala, itu bisa disebabkan dengan tekanan dari diri sendiri maupun dari orang terdekatnya. Bisa saja mereka mempunyai orang tua yang selalu menuntut dirinya untuk sempurna, dirinya sendiri yang terlalu ambis dengan kehidupan, maupun dirinya yang sedang membutuhkan hadirnya seseorang yang tidak ada karena orang itu mampu menemaninya...

Aku, Kamu & LEMBANG (END)Where stories live. Discover now