39 : Faded

275 44 4
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Beberapa hari kemudian...

Mark tersenyum melihat piring makan Perth kini sudah kosong karena isinya telah berpindah ke dalam perut Perth. Dia senang melihat nafsu makan Perth kembali seperti sedia kala, tidak sia-sia dia membeli vitamin penambah nafsu makan.

Kini, Perth menunjukkan wajah ceria karena dirinya merasa kenyang, apalagi Mark menyuapi dia makan. Perth meraba perutnya yang tampak lebih menonjol dari biasanya. Dia pun tiba-tiba ingat kalau dirinya lebih bersemangat makan sejak dia minum vitamin penambah nafsu makan beberapa hari yang lalu. Lalu, dia tidak terima jika berat badannya tiba-tiba naik di saat dia sudah mati-matian menjaga berat tubuhnya tetap profesional melalui fitness.

"Phi, aku gemukan ya? Kok perutku gak rata seperti biasa? Seperti menonjol sedikit? Sepertinya aku harus berhenti minum vitamin penambah nafsu makan," Perth bertanya kepada Mark sambil memegang perutnya.

"Gak kok. Kamu masih seperti biasanya, cantik." Ujar Mark turut menempelkan tangannya ke perut Perth.

"Tapi kenapa perutku lebih besar dari biasanya?" Perth masih heran seraya memperhatikan perutnya yang memang sedikit lebih menonjol dari biasanya.

"Mungkin ada isinya." canda Mark berbisik di telinga kekasihnya.

"Isi ayam goreng?" Perth tidak mengerti apa maksud prianya, secara dia pria jadi mana mungkin terbesit di pikirannya kalau dia hamil.

"Siapa tahu ada baby di dalam karena Tuhan sangat sayang kepada pria cantikku ini." Ucap Mark kini mengusap-usap sayang perut Perth. Berikutnya Perth langsung mencubit pinggang prianya yang di pikir otak Mark ke geser.

"Auu! Sakit sayang..."

"Makanya jangan ngomong yang gak masuk diakal. Mana mungkin aku hamil, aku kan pria!" Terang Perth kemudian menjulurkan lidahnya guna mencibir Mark.

"Siapa tahukan, tapi aku benaran bahagia jika kamu beneran hamil!" Kata Mark lalu mengangkat alisnya.

Dia tidak memberikan respons. Dia lebih memilih beranjak dari ruang makan menuju kamar, dia mengantuk. Akhir-akhir dia sering mengantuk setelah makan, gampang lelah juga dengan mood yang naik turun.

"Phi, apa yang akan phi lakukan?" Tanya Perth saat Mark meraih pergelangan tangannya kemudian mendudukkan Perth di pahanya.

"Hhhmmm, hmmm, slurph..." Mark mencium pipi, leher bahkan dia hisap jakun Perth kemudian ciumannya beralih kebawah, ceruk leher Perth.

"Phi..." Cicit Perth mulai meremang panas tubuhnya oleh sentuhan Mark.

"Jangan bicara dulu! Biarkan aku menikmati waktu ini bersamamu." Titah Mark lalu kembali melanjutkan kegiatannya membelai, mencium bahkan meremas bokong Perth.

Perth diam saja, dia tak berani berkata apapun lagi selain menikmati belaian dan sentuhan prianya. Pelukan Perth mengerat dan sentuhan panas itu mulai sulit untuk ditahan.

"Phi... Jika tindakan phi semakin jauh, lebih baik kita ke kamar!" Ajak Perth tidak mungkin dia dan Mark bercinta di meja makan, beda lagi ceritanya jika mereka di apartemen dimana hanya ada mereka berdua di sana. Namun saat ini mereka di mansion utama keluarga Shukumpantanasan.

Perth bicara begini karena Mark mulai mendominasi liar. Akal sehatnya mulai hilang dengan tangannya yang mulai bergerilya menjelajahi wilayah terlarang Perth.

"Begitu aku punya penghasilan tetap, kita menikah ya!" Ucapnya menatap penuh nafsu pria manisnya.

Perth mengangguk sekalipun dia tidak membutuhkan uang saku dari Mark, Mark di sisinya saja dia sudah senang. Tapi dia tidak akan menolak jika Mark ingin menghidupinya, sebab dia tahu Mark punya harga diri yang tinggi.

It'S You! - The End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang