Awas typo bertebaran dimana-mana.
Hi author mau kalian vote ya biar author tau apresiasi kalian terhadap cerita ini.
___________________________________________HAPPY READING 💫
.
.
.
.
.Disaat usianya menginjak 5 tahun, yang dimana saat itu adalah momen-momen yang Gun butuhkan terhadap kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya.
Tapi lihat sekarang ia malah tidak sengaja selalu memergoki kedua orang tuanya selalu berantem, bahkan ia juga melihat dengan kedua matanya saat ibunya di pukuli.
Bahkan mereka sekarang sudah tidak peduli dengan adanya buah hati mereka didekat mereka yang sedang memperhatikan mereka adu mulut dan sedikit kekerasan.
Di saat itu juga Gun menangis dan berteriak meminta mereka berhenti berantem dan berhenti untuk saling memukul.
Bahkan di saat Gun memberanikan diri untuk memisahkan keduanya, ia malah menjadi bahan lampiasan mereka.
Sejak saat itulah Gun hanya bisa menangis dan terus berteriak meminta agar mereka segera mengakhiri yang saling adu mulut itu.
"Hiks..hik.. belhenti.. cudah.. cukup.. hiks.. huwaaa.. pho cudah cukup jangan pukul Mae lagi.. hiks.. hiks.. mengapa kalian celalu belantem!" Racun Gun.
Seketika mereka berhenti dan saling tatap dan berakhir menatap Gun. Kemudian keduanya membicarakan hal yang serius.
Namun sialnya saat itu Gun masih sangat kecil, ia tidak mengerti tentang pembicaraan kedua orang tuanya
Setelah keduanya selesai berbicara mereka terlihat sedang berpelukan entah apa maksudnya.
Yang Gun tau setelah melihat keduanya berpelukan Gun berspekulasi bahwa keduanya sudah berbaikan, Gun sangat bahagia melihatnya.
Mae Gun pun kini terlihat sedang menyamakan tinggi badannya dengan Gun, mae berlutut di depan Gun dan memegang kedua punggung Gun.
"Sayang" ucap Mae gun.
Gun pun mendongak ia bingung harus menjawab apa.
"Sayangnya Mae, boleh Mae bertanya?"
"Mm..boleh.." -gun.
"Apa gun sayang Mae?"
"Ya gun sayang Mae.." -gun.
"Apa gun suka Mae dan pho selalu berantem?"
"Tidak!" -gun.
"Kalau begitu, kamu mau kan ikut mae pergi dari sini?"
"Emang Mae mau kemana?" -gun.
"Kita pindah rumah yang lebih bagus.."
"Iakah?" -gun.
"Yeah itu benar sayang.
Bahkan di rumah baru ada taman bermain dan banyak mainan, gun mau?""Yah gun mau, gun cuka mainan!" -gun.
"Oke ayok kita pergi!"
"Tapi Mae, telus pho gak ikut?"
"Tidak sayang, pho mu tidak ikut.
Pho sedang banyak pekerjaan jadi pho tidak ikut""Tapi mengapa mengeljakanya tidak di lumah balu?"
Pho Gun yang melihat anaknya ngeyel pun akhirnya memilih angkat bicara
"Nak.. kamu menurut saja sama Mae mu. Pho tidak bisa ikut, nanti saat kamu sudah besar pasti kamu akan mengerti.
Jadi menurutlah, oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
my hard journey
Teen FictionGun yang kehidupannya tidak semulus apa yang di pikirkan orang lain. Ia selalu terjebak di dalam keluarga yang sangat menyedihkan. Sampai dimana ia bertemu dengan sosok pria yang mebuat Gun jatuh hati sekaligus kebenaran yang sosok itu ucapkan atas...