• Happy Reading •
Aroma kayu putih tercium di indra penciuman Lalisa. Dia pingsan bukan, karena sakit melainkan syok ketika mengetahui bahwa Jeka yang sangat bisa dikatakan calon suaminya ini telah memiliki dua orang putra. God, Lalisa berpikir bahwa selama ini Jeka adalah seorang pria single, tapi nyatanya pria itu adalah seorang duda. Sial. Sial.
Yang lebih karuan lagi salah satu anaknya adalah bocah ingusan tidak tau sopan santun. Tapi, tunggu dulu, jadi saat dia bertemu anak pertama Jeka ... itu ketika bocah sialan itu akan menemui ayahnya. Lalisa bisa gila.
"Dad, mungkin dia mati."
Axel menahan keras tawanya setelah mendengar ujaran adiknya. Demi Tuhan dia sedang kesal, tapi ada saja tingkah Alex yang merusak kesedihannya. Tentu, bersedih karena fasilitas yang selama ini melekat padanya ditarik kembali oleh sang ayah hanya, karena wanita ini. Ah, sungguh sebuah tontonan yang merugikan.
Jeka hanya menggeleng dan berusaha membangunkan Lalisa.
Detik berikutnya Lalisa perlahan membuka matanya. Dan dia masih sama terkejutnya ketika melihat wajah tiga orang laki-laki di atasnya. Lalisa sontak bangkit terduduk. Dia memegang kepalanya.
"Nggak. Nggak mungkin, kan? Jek, nggak mungkin kan?" Lalisa latah dan seakan tak mau percaya pada realitas yang jelas-jelas terpampang di hadapannya.
"Apa sih yang nggak mungkin, tante?" Alex bertanya.
"Tante?" Crap. Dia dipanggil tante? The heck! Apa dia sudah setua itu?
Alex mengangguk. "Kami anaknya daddy."
Lalisa memalingkan wajahnya pada Jeka. "Brengsek lo," katanya dan mendorong Jeka menjauh darinya.
"Lalisa, saya bisa menjelaskan."
"Nggak ada yang perlu dijelasin. Gue pikir lo bujang, taunya duda."
Axel lagi-lagi hampir terkekeh. Tapi, dia menahan begitu keras dan menikmati adu mulut ayahnya bersama wanita ini. Ah, seharusnya mereka berpisah setelah ini, karena ayahnya sudah berbohong.
"Iya, saya bukan bujang. Mereka anak-anak saya dari istri saya sebelumnya. Istri saya sudah meninggal tiga bulan setelah melahirkan putra bungsu saya."
Lalisa sedikit kaget dan sedikit empati. Dia melemparkan lirikan pada Alex. "Ya, tapi tetap aja. Gue nggak mau nikah sama lo."
"Lalisa ..." Jeka melirih, tapi suaranya tenggelam dengan suara putra sulungnya.
"Gitu dong, tante."
Entah dengan cara apa Jeka bisa membungkam mulut ceplas Axel. Tatapan tajamnya bahkan tak mampu membuat anak itu diam dalam sehari. Memang persis dirinya saat masih muda.
"Lalisa, saya berusaha untuk jujur padamu tentang keberadaan saya. Tapi, memang tentang kedua anak saya adalah yang paling saya sembunyikan. Saya takut kamu menolak saya setelah mengetahui semua ini."
"Iya, makanya gue hamil juga bagian dari rencana lo kan? Biar gue nggak nolak buat nikah sama lo. Licik lo, sialan!"
"Lalisa, saya minta maaf."
Alex dan Axel yang ada di sana terkejut mendengar ucapan Lalisa bahwa perempuan itu hamil. Mereka saling memandang sebelum akhirnya Axelion bersuara, "Hamil? Dad ... apa ini?"
"Tante hamil? Anak daddy?" Alex menimpali.
Lalisa menarik napas dan tangannya memegang pelipis. Pikirannya menjadi kacau seketika mengetahui fakta ini. Dia berusaha menenangkan dirinya sendiri sebelum berkata, "Iya, gue hamil. Hamil anak bapak lo berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ᴊᴇᴏɴ ꜰᴀᴍɪʟʏ • 18+
Random18+ // LISKOOK "Gue suaminya, jelas gue yang paling dia cinta." -Jeka "Yakin pak? Udah pernah masuk snapgram mami?" -Axl "Yahh ... udah pernah diajak ke tongkrongan mami?" -Alx "Kehidupan gue sebelumnya ibu panti asuhan kali ya?" -Lisa