Kakugi

32 4 0
                                    

Mark melompat kaget ketika melihat seekor kakugi berjalan kearah tenda mereka dengan sempoyongan. Kakugi binatang berbulu tebal dan berwarna putih ini termasuk  salah satu binatang pemburu yang berada di lingkungan Schlecht.

"Ada apa hyung?" tanya Jaemin. Mendengar tak ada jawaban dari Mark,  ia pun ikut mengintip ke luar tenda "Sepertinya dia sedang terluka, kita harus bawa dia masuk".

"Jangan" larang Mark.

Anak-anak dream yang sedari tadi penasaran apa yang dilihat Mark akhirnya ikut mengintip juga dari daun jendela tenda.

"Kakugi" ujar Haecan pelan.

"Lucu sekali, mirip daegal" kata Chenle yang tiba-tiba teringat akan Daegal anjing kesayangannya dirumah.

"Hyung, kita harus bawa dia masuk" kata Renjun.

"Nggak boleh, dia berbahaya" ujar Mark.

"Hanya seekor anjing lucu, apanya yang berbahaya hyung?" tanya Chenle yang disetujui Renjun dan Jaemin.

"Kalian tidak tau kakugi itu apa?" tanya Haecan.

Kelima temannya menggeleng.

"Dia binatang pelacak pasukan Schlecht" jelas Haecan "Fungsinya sama seperti anjing di kepolisian".

"Tapi, saat ini dia lagi terluka parah" ujar Jaemin "Apa kalian tega membiarkan binatang tak berdosa itu mati tanpa pertolongan begitu saja?".

Mereka saling menatap satu sama lain, Haecan mencoba melirik Mark yang tampak serba salah.

"Terserah hyung" katanya pasrah.

Mark menarik nafas sejenak sebelum  mengiyakan "Tetapi kita harus tetap waspada, jangan sampai gegabah".

Mereka bertujuh pun sepakat untuk mengobati binatang malang itu. Jaemin dan Jeno keluar untuk mengangkat kakugi yang sudah tampak lemas ke dalam tenda, sementara Mark dan Haecan mengamati sekeliling tenda dengan tangan memegang pistol. Kakugi sudah  dimasukan ke dalam tenda, Renjun mengeluarkan alat medis dari ransel Mark untuk mengobati kakugi.

"Sepertinya  ada yang menembak kakinya" kata Renjun sambil mengamati kondisi luka kakugi. Renjun mencoba mengeluarkan peluru di kaki kakugi yang spontan membuat binatang itu melolong kesakitan, suaranya terdengar sayup karena tenaganya sudah habis. Setelah mengeluarkan peluru yang bersemayam, Renjun kemudian mengambil perban untuk membalut luka dan meneteskan antibiotik cair pada kaki kakugi.

****

Sementara itu ditengah  hutan pasukan Schlecht masih berpencar untuk mencari keberadaan Mark dan kawan-kawan. 

"Aku menyesal telah membawa kakugi tidak berguna itu ikut" kata salah satu pasukan Schlecht sambil mengikat kakinya yang terluka dengan sehelai kain.

"Apa gigitannya dalam?" tanya temannya yang juga merupakan pasukan Schlecht.

"Entahlah, tapi sangat nyeri" jawabnya "Setelah kau tembak dia malah kabur, dasar binatang bodoh".

"Biarkan saja, paling juga didalam hutan sana ia akan mati dengan sendirinya. Lagipula kita masih punya banyak kakugi-kakugi lain yang bisa diandalkan".

****

Renjun meletakkan kakugi yang  tadi sempat kehilangan banyak darah ke dekat perapian agar badannya hangat. Chenle pun turut melepas selimut yang sedang ia pakai dan memindahkannya ke badan kakugi yang sedang tertidur setelah mendapat perawatan.

"Dia tampak lucu jika tidak mengenalnya" gumam Haecan.

"Apa sangat mengerikan?" tanya Jisung.

"Jika dibumi kakugi disebut anjing" ujar Mark " Hanya saja Kakugi termasuk jenis anjing pemburu dan penyerang., sangat susah dijinakkan meskipun secara fisik terlihat sangat menggemaskan".

"Itu berarti jika sudah sehat dia bisa saja menyerang kita?" tanya Jisung lagi.

"Itulah yang aku khawatirkan" kata Mark.

"Meskipun saat ini kakugi masih lemah dan dalam masa perawatan tetapi kita tetap harus  waspada" ujar Renjun "Jika nanti keadaannya sudah pulih, dia harus dilepaskan kembali".

Semua mengangguk menyetujui pendapat Renjun, kecuali Chenle yang kini sudah tertidur pulas disamping kakugi.

****

"Ada apa?" tanya pemimpin pasukan Schlect kepada salah satu anak buahnya.

"Sepertinya saya tau kemana manusia bumi itu lari"  ujarnya sambil menunjukkan sesuatu yang barusan ia pungut dari tanah. "Ini gelang Haecan".

"Kamu yakin?" tanya pemimpin yang memakai topeng beda warna sendiri.

"Iya bos, saya juga yakin kalau mereka bersembunyi tidak jauh dari sungai itu" ujarnya sambil menunjuk ke arah aliran sungai dibawah kaki bukit tempat mereka berdiri sekarang.

Sang pemimpin pasukan itu pun lantas menyuruh pasukannya mengikuti jalan menuju arah sungai yang dimaksud. Langit semakin merangkak  menuju dini hari, sudah lebih dari duabelas jam mereka mencari keberadaan nct dream namun belum juga menunjukkan hasil.

****

(Akhirnya nya aku update lagi setelah lebih dari setahun, Terimakasih buat teman-teman yang masih setia membaca kelanjutannya. Jujur dari lubuk hati yang paling dalam aku ucapkan mohon beribu maaf).


















Nct Dream di Planet ToskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang