Malam harinya.
Rena sudah bersiap dengan pakaian serba hitam. Begitupun dengan kedua adiknya yang sudah bersiap. Bedanya, Shella mengenakan kaos merah terang berbalu jaket hitam. Ovi mengenakan kaos putih dan mengenakan jaket denim hitam. Rena lah yang mengenakan serba hitam dari atas hingga bawah.
Jeya dan Yaya yang berada di ruang tamu pun terperangah melihat ke-tiga kakaknya seperti orang yang ingin melayat.
"Kakak mau melayat?" tanya Yaya ngasal.
Ketiga orang itu mendengus tak terima. Jeya menahan tawanya.
"Mau balapan, kalian berdua di rumah aja." Jawab Rena. Jeya mengangguk patuh dan kembali nonton serta memakan cemilannya.
"Ih Yaya mau ikut," rengek Yaya. Rena menatapnya tajam membuat nyali Yaya langsung ciut. "Ga jadi deh," lanjutnya dengan suara pelan namun di dengar oleh Jeya.
"Kak," panggil Jeya. Rena, Ovi dan Shella menoleh. Jeya yang dilihat oleh ke-tiga kakaknya itu menyengir lebar. "Nitip nasgor, pulsa 50 ribu, sama cemilan ya."
"Yaya juga nitip boneka Hello Kitty terbaru." Sahut Yaya dengan mata berbinar.
Shella dan Ovi menatap sinis kedua adiknya yang sangat suka memoroti Rena. Rena menghela nafas berat namun tetap mengiyakan permintaan ke-dua bontot itu.
"Oke, besok kalian bangun pagi dan bantu kakak masak terus berberes rumah," seru Rena. Ke-dua orang yang tadi meminta itu langsung tertuduk lemas.
"Yaudah cancel aja perkataan Jeya tadi," kesal Jeya.
"Yaya jugaa," celetuk Yaya. Jeya menatap sinis sang adik. "Apa ga suka?" sungut Yaya.
Ovi dan Shella meledek kedua orang itu, "makanya jangan banyak mau, belajar yang bener," cibir Shella yang masih di dengar oleh Jeya dan Yaya.
"Belajar bener juga kalau otaknya ga muat tetep aja bego," gumam Jeya yang di dengar oleh Yaya.
"Kakak, Jeya ngomong jorok," adu Yaya. Jeya melotot kan matanya. Menatap sang adik kesal, semakin kesal karena Yaya malah mengejeknya dengan ekspresi yang dibuat oleh Yaya. "Yaya ...." Geram Jeya.
Ketiga orang itu menghela nafas jengah.
"Yaudah kita pergi dulu. Jeya kunci pintu nya dari dalem, jendela, dan pintu dapur kunci juga. Lampu ter-"
"Iya iya, Jeya tahu. Dah sana, hus hus." Sela Jeya.
Rena berdecak sebal melihat adiknya ini. Ovi dan Shella terkikik geli melihatnya.
"Yaya, awas aja kamu ke kamar kakak." Ucap Ovi yang hanya mendapatkan cengiran dari Yaya.
"Yaya ga janji ya," balas Yaya.
Kemudian ke-tiga orang itu keluar dari rumah. Membiarkan ke-dua adiknya berdua di rumah.
Paling mereka berantem dan berantakin rumah nantinya.
****
Sampainya di arena balap.
Sudah hampir tengah malam.
Rena dan kedua adiknya disambut oleh Bimo dkk serta orang-orang seumuran adiknya yang dapat Rena tebak mereka adalah teman satu geng Bimo dan juga Shella ataupun teman satu kampus ke-dua adiknya.
Rena turun dari motor sport nya yang berwarna biru. Melepaskan helm nya dan membuat para pria disana memekik tertahan.
"Gila cakep banget kakak si Ovi."
"Anjir itu kakak mereka berdua yang nantangin Bimo?"
"Badas banget plis."
"Aura bad nya keluar banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
The best sister [on going] || hiatus
Teen Fiction[HIATUS JANGKA PANJANG] On going - update tergantung mood Bukan cerita hasil plagiat! Berani membaca = wajib follow Plagiarisme jauh jauh sana Irene as Rena~alias semua disini adalah fiksi dan fiktif belaka. Sekian~ high rank 🎖️#4 yeri dari 7,68 rb...