Taruhan.

524 49 10
                                    

Sebenarnya selain Ohm, Nanon itu dekat dengan semua anak Gmm. Apalagi dengan Off, meskipun gemar saling cubit tapi mereka tetap nempel sambil terus bercanda. Karna apa? Off royal. Apapun yang Nanon minta selagi masuk akal akan diwujudkannya. Memangsih royalnya bukan hanya pada Nanon, tapi prioritas lebih kentara.

"Nanun, mau ikut?"

"Ah, pasti main bola sodok lagi kan? Dengan gank jahil kalian itu?".

"Iya, pulangnya makan daging dan Som Tam lezat"

"Tapii...".

Tay yang asik menonton layar Tv hanya mengusap kepala Nanon yang berbaring dipangkuannya. "Pergilah, sempatkan  menghilangkan rasa setres kalian".

"Nanun lelah Phi, baru pulang syuting tadi" rengek Nanon.

"Aish, seperti kau saja yang lelah? Ayolah, pake jaketmu kita sudah ditunggu Gun di mobil". Off terus memaksa Nanon.

"Aku akan memberi tahu Ohm, kau tenang saja. Dia pasti tak keberatan karna kau pergi bersama OffGun" kata Tay sembari meraih ponselnya.

"Baiklah! Ayo berangkat!" Seru Nanon langsung melompat penuh semangat. Off hanya mencibir meski kemudian menggandeng lengan Nanon keluar. Sesekali mencoba mengecup pipi Nanon gemes namun di balas tendangan maut.

"Ingat! Jangan pulang terlalu larut!" Peringat Tay.

"Oke! Dad!"

Sahutan Off membuat Tay menggerutuk.

*****

Namun, Nanon hanya bermain game di ponsel selama Off, Gun, Joss, Pp, Boss, Boun bermain bola sodok. Ia tak peduli pada tawa renyah Phinya menikmati permainan. Asik sendiri pada dunia virtual yang memacu adrenalin.

".... Bagaimana menurut kalian?".

"Ide bagus".

"Ngomong-ngomong kau sudah minta izin pada Orang Tuanya?".

"Daddy Tay sudah mengizinkan" jawab Off.

Mereka tergelak lagi seperti setan menang lotre.

"Jadi, sepakat ya? Aku sesekali ingin nuansa baru mencium bibir anak kecil".

"Yak! Jangan bicara sembarangan".

Gun melotot kencang namun Off menoleh pada Nanon. "Kau bersedia kan, Nanun? Hei, Nanun! Kau dengar tidak?" Tanya Off.

"Apa? Iya,aku mau!" Karna terkejut Nanon menyahut cepat membuat tawa mereka makin tergelak. Meski kemudian Nanon bingung oleh ekspresi datar Gun namun berkesan mistis.

"Daging dan Som Tam..." bisik Joss pelan.

"Bodoh. Mereka bertaruh siapapun yang menang berhak menciummu, kau malah bersedia" Gun geleng-geleng kepala.

Nanon kaget." Ha? Tidak! A-aku tadi tidak mendengar papaun!".

"Fix! Sudah kami lock. Dilarang protes. Lelaki sejati memegang kata-katanya!" Ejek Pp sambil menguncupkan bibir disetujui Boss yang terus tersenyum lebar.

"Tapi lelaki sejati tidak mencium lelaki!" Seru Nanon kesal.

"O ya? Apa kau akan bilang bahwa Ohm Pawat bukan lelaki sejati?" Sahut Boun menahan tawa.

"Hei! Hei!, tak perlu banyak mulut! Tenanglah, aku yakin aku pasti menang".  Seru Joss bernafsu.

Nanon cemberut." Baiklah! Ayo Phi Off kau harus menang".

Pp dan Boun menoleh lalu tertawa geli oleh ketakutan Nanon. Bukankah dia akan tetap dicium lelaki sekalipun itu Off.

Gun hanya berdhem melanjutkan pukulannya yang sudah dua kali masuk.

All About Nanon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang