Bagian 07

839 63 14
                                    

Off duduk di tepi ranjang dan menatap Gun yang tertidur sangat pulas, ia sudah mandi karena bandannya terasa lengket.

"Babyy ayo bangun" Off mengelus-ngelus pipi merah kekasihnya.

Tapi setelah beberapa menit Gun tidak juga bangun, tapi Off tidak menyerah.

"Sayang ayo bangun, kau harus buang air kecil dulu" Sekarang Off bergantian meniupi mata Gun dan terlihat pria kecil itu mulai terganggu.

Perlahan matanya terbuka, ia mengerutkan alisnya. "Aku lelah phi" jawab Gun.

"Sebentar lagi kita akan tidur tapi kau harus buang air kecil dulu, ayo sayang" Off langsung mendudukan Gun di atas ranjang dan dihadiahi suara ringissan dari bibir pria mungil itu.

"Awww"

"Hei ada apa sayang?" Off panik melihat wajah Gun yang tengah menahan sakit.

"Sakit" ujar Gun sambil mengusap-ngusap tulang ekornya

Off meminta maaf sambil ikut membantu mengusapnya, lalu setelah lama berdiam Gun meminta digendong untuk ke kamar mandi.

Ia minta didudukkan di atas closet, karena ia merasa tidak sanggup berdiri dan merasa kakinya sangat lemas.

Off meninggalkan Gun untuk membersihkan diri, ia kembali ke kamar untuk membereskan semua kekacauan yang mereka buat.

Setelah buang air kecil selesai Off membawa Gun ke bali ke atas ranjang yang sudah rapi dan bersih.

Matanya sudah terkatup saat berada di dalam gendongan Off, sepertinya pria kecil itu benar-benar kelelahan.

Keesokan paginya Gun bangun lebih dulu, ia merasa tubuhnya remuk dan sekujur tubuhnya begitu kaku dan yang paling parah ada di bagian belakangnya yang terasa perih dan ngilu.

Ia melihat tangan Off melingkar di pinggulnya, lalu ia berputar perlahan menatap Off yang masih tertidur pulas.

Sejenak Gun melupakan rasa sakitnya dan menatap Off yang begitu tampan dan rupawan, betapa beruntungnya dia menjadi salah satu bagian dari hidup Off. Melihat bagaimana cara pria jakung itu memperlakukan Gun semua orang tau jika Off sangat mencintai Gun.

Tangan Gun terulur untuk menyentuh wajah Off, lalu tiba-tiba tangannya dicium oleh Off yang masih menutup matanya.

"Kenapa sudah bangun? Ini masih pagi sayang" suara serak Off saat bangun tidur begitu candu bagi Gun.

"Kau tidak ke kantor?" Tanya Gun.

Kepala Off merengsek masuk ke leher Gun, "Bukankah hari ini waktunya kau check up, aku ingin ikut"

"Itu masih pukul 5 sore phi, kau bisa pergi ke kantor lebih dulu. Aku tidak ingin pekerjaanmu menumpuk dan malah membuatmu begadang seharian di rumah, aku ingin jika kau sudah dirumah kau terus bersamaku" ujar Gun panjang lebar.

Off menghela nafas panjang, ia sangat tidak ingin pergi ke kantor dan lebih ingin menghabiskan waktu seharian bersama Gun sambil menunggu waktu check up.

"Apa kau mau ikut aku baby?"

"Kemana?"

"Ke kantorku, aku ingin mengenalkanmu pada mereka" Off bangun dari tidurnya dan menatap Gun yang masih terbaring.

Gun diam sejenak tak menjawab pertanyaan Off, ia masih ragu dan bimbang. Ia takut mempermalukan Off ketika pria itu memperkenalkannya pada semua karyawannya. Apalagi dengan keeadaannya yang hamil pasti membuat orang-orang disana menatapnya aneh.

"Ahh baiklah jika tidak mau, aku lupa kau pernah bilang jika tidak ingin bahwa hubungan kita beritahukan pada semua orang" suara Off terdengar kecewa, ia bangkit menuju kamar mandi.

Kamu akan menyukai ini

          

"Kau yakin?" Tanya Gun membuat langkah Off terhenti.

Off menoleh pada Gun yang sudah terduduk di atas ranjang, "Yakin tentang apa?" Off bertanya lagi

"Memperkenalkan aku pada semua karyawan kantormu" jawab Gun, ia menatap Off lekat

"Jika kau bersedia aku akan sangat bersemangat tapi jika kau tidak mau aku tidak akan memaksa" Off langsung masuk menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk pergi ke kantor.

Gun menghela nafas panjang, ia menutup matanya sejenak dan mencoba menstabilkan nafasnya. Ia sangat bingung sekarang, meskipun Off selalu berkata jika ia sangat mencintai Gun ataupun sebaliknya tapi jauh dilubuk hati Gun ia selalu merasa ketakutan.

Pria mungil itu mengusap perutnya yang semakin lama semakin membesar.

Gun menatap Off yang keluar hanya dengan menggunakan handuk di pinggangnya, rambut basahnya membuat pria itu terlihat tampan berkali-kali lipat.

"Aku mau" ujar Gun membuat Off yang awalnya mengabaikannya langsung menoleh.

"Kau yakin?" Off berjalan mendekat ke arah Gun.

Gun mengangguk mantap, sedetik kemudian Off langsung memeluknya hingga badan Gun terangkat. Ia memeluk Gun begitu erat karena bahagia.

"Terimakasih baby, kau sudah mau menerimaku" ujar Off

Setelah itu mereka bersiap-siap untuk berangkat ke kantor Off, ditemani banyak anak buah Off. Ia selalu memperketat keamanan Gun di dalam maupun luar mansion. Meskipun ketika Gun bersama teman-temannya terlihat tanpa pengawasan tapi jangan salah anak buah Off berada dimana mana saat Gun ada di luar mansion.

Meskipun begitu Gun tidak pernah keberatan dengan apa yang Off lakukan, karena ia berpikir jika ini adalah demi kebaikannya dan bayinya.

Ia juga sudah terbiasa dengan kehidupan mewah yang dulu pernah ia rasakan, ia harus selalu tampik modis saat keluar apalagi saat menemani Off kemanapun.

Tak salah jika banyak teman-teman Off yang selalu memujinya menawan dan cantik, karena Gun memang secantik itu untuk ukuran lelaki.

Bahkan wanita ataupun gadis-gadis yang bersanding dengannya akan kalah.

Gun berjalan keluar menuju ruang tamu utama untuk menemui Off, ia tampak sangat mempersona hingga mata para anak buah Off pun tak bisa lepas dari pria mungil itu.

Off merangkul pinggang Gun sambil berjalan menuju mobil yang sudah disediakan, Gun nampak sexy dengan balutan kemeja oversized dipaduka dengan celana jeans ditambah dengan belt coklat yang menghiasi pinggangnya.

"Berhenti menatapku seperti itu" Gun menutup mata Off dengab kedua tangannya.

Off terkekeh kecil, "Jika kau ingin, kita bisa mencari hotel di sekitar sini" ujar Off membuat Gun sedikit terkejut

"Untuk apa?" Tanyanya bingung

"Bercinta sayang" bisik Off tepat ditelinga Gun.

Gun memukul paha Off kencang, "Jangan macam-macam" nada Gun terdengar kesal karena Off bermain-main dengannya.

Lalu mereka tertawa bersama diikuti Earth yang juga ikut terkekeh melihat wajah lucu Gun saat marah.

Mobil Off berhenti di depan gedung perusaahannya, Gun menggenggam tangan Off yang hangat.

"Kenapa sayang? Kau gugup?" Off menggenggam balik tangan Gun yang basah dan dingin.

Pria mungil itu terlihat sangat gugup, Off membiarkannya berdiam sebentar sambil mengatur nafasnya. Setelah beberapa menit mereka keluar bergandengan tangan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Des 08, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Ruthless MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang