14

421 58 6
                                    

Saat Renji segaja memesan makanan di luar pasta dan sup tiram itu aromanya sangat kuat. Dia berpura-pura berada dipihak (Name) dan khawatir dengan bayinya.

Sampai akhirnya Renji sendiri yang mengatakan semua kepada teman-teman bahkan beritanya sudah tersebar luas. Mahasiswa yang mendapatkan biayasiswa hamil di luar nikah.

"Sekali rusak tetap rusak (Last Name)-san jadi buat apa aku merahasiakannya lagi..."

"Haa... Itu benar memangnya apa yang bisa aku perbaiki..."

Waktu menujukan malam hari (Name) berjalan tanpa arah Dia berhenti saat melihat air danau yang tenang. Pikirannya benar-benar sudah lelah dengan semuanya.

"Pertama kejadian yang terjadi dengan Kageyama... lalu Ayahku meninggal dihari itu juga"

"Bertemu dengan Kageyama yang sama sekali tidak ingat apa yang Dia lakukan kepadaku... Lalu...lalu bayi yang ada dalam perutku ini..."

Tiba-tiba turun hujan beberapa orang mulai memakai payung ada yang berlari mencari tempat berteduh. Sedangkan (Name) masih ada di tempatnya air matanya juga keluar saat hujan mulai mengunyur badannya.

"Semua...

Semuanya

Semuanya jadi semakin rumit.... Di berhentikan magang, biaya siswa, bahkan kuliah.... aku..."

"Kenapa harus jadi seperti ini... Huaa"

"Memangnya apa lagi yang bisa aku perbaiki... Aku bahkan tidak tau harus hidup bagaimana lagi"

"Bahkan melakukan aborsi saja sudah sia-sia memangnya apa yang bisa aku perbaiki...hikss" ucap (Name) sambil menunduk.

"Ayah...Ibu maaf"

Melihat percikan air hujan yang ada di danau yang tadinya tenang sekarang tidak lagi. Tiba-tiba (Name) teringat sesuatu.

"Iya... benar Kageyama.. Aku harus menelponnya memberi tahunya"

(Name) mengeluarkan kartu pengenal milik Kageyama tangannya mulai mengetik nomor di hpnya lalu segera menekan gambar ikon telepon yang menunjukkan status berdering.

'Tunggu... (Name) jika aku jujur dengannya... Apa Kageyama akan menerimanya ?'

'Bagaimana jika Dia tidak mau bertanggung jawab... tidak mungkin Dia bisa juga berkata seperti wakil Direktur tentang melakukan aborsi'

Teleponnya akhirnya terhubung dengan nomor Kageyama.

"Moshi-moshi... Ini Kageyama Tobio yang bicara"

'Kageyama yang aku kenal... tidak mungkin seperti itu'

Saat (Name) mendengar suara Kageyama diseberang sana. Entah kenapa mulutnya sulit untuk berbicara.

'Ini sungguh suara Kageyama'

"Hmm Moshi-moshi ?"

"...A-aku hamil..."

"Ya ? hmm apa ini.... sedang salah sambung atau bercanda ..."

"Tobio kemarilah ayo lanjutkan latihan"

(Name) mendengar seseorang memanggil Kageyama dengan bahasa asing. 'Dia ada di Italia'

'Kageyama sedang berlatih dan aku mengganggunya... bahkan aku belum pernah mendengar Kageyama bertanding di Italia'

'Selama berbulan-bulan Dia hanya latihan... Aku masih ingat Kageyama pernah berkata tentang impiannya yang ingin bertanding di liga dunia seperti Italia'

Choice [Kageyama Tobio x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang