Nev mendecak kesal, merasa jika dirinya tak bisa menjawab lagi pertanyaan dari lembar soal ulangannya.
Padahal sudah dipilih dari yang paling mudah, tapi dirinya hanya bisa menjawab dua puluh lima dari lima puluh soal. Yang itu artinya masih ada setengah yang belum terjawab.
Nev mengangkat tangannya meminta izin pada Guru pengawas. "Buk izin ke toilet"
Setelah mendapatkan izin, Nev berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan keluar ruangan ujian.
Sampainya di toilet, bukannya buang air kecil, Nev justru mengeluarkan secarik kertas yang ia sembunyikan diantara ikat pinggangnya.
SRET...
Baru saja akan membukanya, tapi kertas itu sudah melayang di udara karena ulah tangan seseorang yang entah kapan datangnya.
"FINN APA YANG KAMU LAKUKAN?!" protes Nev saat temannya itu merobek-robek kertas contekannya kemudian membuangnya ke kotak sampah yang ada di toilet pria.
Finn tak langsung menjawab, melainkan melemparkan senyuman yang membuat Nev kesal dan ingin rasanya memukul wajah tampan itu.
Nev mengeryit saat Finn merogoh saku celananya lalu memberikannya padanya.
"Nih, untuk terakhir kalinya ya. Besok usahain belajar walaupun sedikit," ucap Finn menyerahkan kertas yang diterima ragu oleh Nev.
Setelah Nev menerima kertasnya, Finn segera keluar dari toilet tanpa mendengar sepatah katapun dari pria itu.
Nev tersenyum tipis begitu dirinya membuka kertas tersebut dan mengetahui isinya. Ternyata Finn telah menuliskan jawabannya pada kertas tersebut, dan memberikannya padanya.
Seketika Nev merasa malu pada dirinya sendiri yang hampir marah pada sahabatnya karena menegurnya yang ingin mencontek, tapi Finn justru memberikan jawabannya padanya.
"Orang aneh," gumam Nev menggeleng pelan mengingat perilaku Finn. Menegur, tapi memberi jawaban.
Nev menghapal jawaban tersebut lalu menyobek dan membuangnya ke kotak sampah sebelum berjalan keluar toilet untuk kembali ke kelasnya.
Saat Nev masuk kelas, Finn tersenyum penuh arti lalu menunduk saat Guru menegur Nev agar segera duduk.
"Thanks," lirih Nev saat melewati tubuh Finn.
Sedangkan di ujung ruangan, Thifa yang melihat gelagat aneh mereka seketika paham jika mereka tengah mencontek ataupun berbagi jawaban saat di toilet tadi. Tapi dirinya hanya diam, memilih pura-pura tak tahu. Thifa hanya bisa menggeleng pelan sambil menghela napas.
Finn yang tengah mengedarkan pandangan tak sengaja bertatapan dengan Thifa yang menatapnya dengan tatapan datar. Finn tersenyum ke arah Thifa, tapi yang gadis itu lakukan justru langsung mengalihkan tatapannya pada lembar ulangan.
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
PAYUNG PENGGANTI [HIATUS]
Teen Fiction"Aku masih membutuhkanmu sebagai payungku agar aku tak kehujanan. Jika payung itu rusak, maka aku akan kembali basah" Finn tersenyum tipis lalu mengangguk pelan sebelum berucap. "Maka carilah payung pengganti," katanya digelengi tak setuju oleh Thif...