+Author POV+
"Urgh!"
Malam yang sunyi tapi tidak dengan penjara ini.
Suara lenguhan dan kekerasan terdengar dari salah satu sel.
"Memang menyamar adalah kelemahanmu"
"Oh, ya? Kalau benar, kenapa anjing-anjingmu tidak mengenaliku selama ini?"
BUAK!
"Shut the fuck up"
Posisi terikat di kursi dengan muka sudah memar.
Bomber tertangkap begitu saja di gereja dengan cara kotor.
Peluru bius.
"Now or never", Graves menjambak rambutnya. "Katakan di mana keberadaan mereka"
"Who knows? Aku saja tidak bertemu mereka"
Tidak menjawab akan ditinju di muka.
"This mask", Graves mengangkat topeng yang kemarin dipakai Bomber. "Topeng ini buktinya"
"Haha, kau tidak tahu itu bahkan dijual banyak di toko. Kau terlalu buta de-urgh!"
Kehilangan kesabaran sedikit saja dipukul.
Jambakan rambut dilepas kassr begitu saja.
"Kita belum selesai"
Bomber hanya tertawa kecil dan menatap remeh dari balik rambutnya. "You think so?"
"Potong rambutnya, kita pancing mereka kemari. Give me the serum"
"Truth serum? Is that real?"
"No darling, not that serum"
Sebuah suntikan entah apa isinya dimasukkan lewat leher olehnya.
"Ha! Poison? Is a bull-ahak!", Bomber batuk darah.
Rasa sesak dan panas seolah meremukkan tubuhnya ia rasakan.
"Ini akan membunuhmu perlahan, tentu ada penawarnya", Graves menunjukan 3 suntikan di sebuah koper kecil. "Jangan khawatir jika kau berubah pikiran akan aku berikan dengan senang hati"
"You...son of bitch!"
Tanpa dipancing pun orang yang dimaksud sudah menyusup dalam diam.
Penjaga di lusr sudah tumbang tanpa sepengetahuan Graves.
Bergerak dalam bayangan merupakan keahlian tim ini.
[Oh, God]
"What happened?"
[Consiguieron a la princesa]
"English please"
[Lt, they have yours]
Ghost bersembunyi di balik mobil yang telah ia pasang bom. "Mine what?"
[Bomber]
Ghost berhenti sejenak sebelum bergerak dan melumpuhkan penjaga lain.
"Share the location", Ghost bisa menenangkan pikirannya. "I will take her, you two take Alejandro and his boys"
[Yes sir]
[Ada di ruangan arah jam 9, di depan pintu ada satu orang, sekitarnya ada 4]
"Rog"
Ia harus tenang sekarang.
Tidak boleh sampai termakan emosi sendiri.
Sementara Bomber, ia sendiri berusaha melepaskan dirinya dari belenggu tali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Time
AdventureI never have this feeling before and i don't know how to say -Simon "Ghost" Riley