9.mencari

5 0 0
                                    

Terlihat seorang gadis sedang duduk termenung melihat keluar jendela.
Ia sedang melakukan perjalanan ke Bogor dimana nantinya ia akan tinggal disana.
Ia memakai Hoodie celana panjang dan masker sehingga bisa menutupi semua lukanya termasuk pipinya yang kini masih memerah bekas tamparan

Sebelum pergi meli tak memberi tau siapapun termasuk rey. Sebenarnya meli tak tega meninggalkan seseorang yang selama ini membuat ia selalu tersenyum dan mengisi hari harinya.

Meli memutuskan ingin melupakan kehidupan yang kejamnya itu.
Meli berpesan pada bi Sumi untuk merahasiakan keberadaannya.
Meli akan melakukan semuanya sendiri dan tidak ingin bergantung kepada orang lain.

Lamanya perjalanan membuat meli mengantuk sehingga membuat ia tertidur selama perjalanan.

"Sttt pusing banget kepala gue". Eluh Raka yang baru terbangun dari tidurnya,semalam ia ke club dan mabuk.

Raka mengambil posisi duduk dan memukul-mukul kepalanya pelan dengan bermaksud agar pusingnya itu hilang,ia mengedarkan pandangan dan mengetahui ia sudah berada di kamar,mungkin temannya yang mengantarkan ia pulang.
Raka bangkit lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri

"Huftt seger juga". Raka sedang memakai seragamnya lalu keluar kamar untuk sarapan

"Pah mah". Panggil Raka di ruang makan membuat Oliv dan Rama menengok

"Sini sarapan nak". Saut Oliv,Raka pun duduk dan mulai memakan sarapannya

Raka rasa ada yang kurang pagi ini,ah ia lupa kemana adiknya itu,ia bangkit bermaksud ingin mengajak adiknya untuk ikut sarapan pasti adiknya itu belum sarapan.

"Mau kemana?". Tanya Rama yang melihat Raka bangkit dari duduknya

"Mau ke atas panggil meli,pasti dia belum sarapan". Balas Raka lalu melanjutkan langkahnya

"Dia udah ngga ada". Ujar rama membuat Rama menghentikan langkahnya dan berbalik

"Maksud papah?". Tanya Raka

"Dia sudah papah usir dari sini". Ucap Rama,membuat Raka seketika terdiam beberapa detik

"Hah?". Ujar Raka masih belum percaya,ia segera berlari menaiki tangga ingin mengecek kamar adiknya apakah betul yang di ucapkan ayahnya itu.

*Cklek
Raka membuka pintu kamar meli dan mengedarkan pandangannya

"Mel,meli". Panggil Raka, lalu masuk mengecek lemari meli,Tak ada satupun baju yang tertinggal disana,ia memasuki kamar mandi dan nihil meli tidak ada di dalam.

"Lo kemana Mel". Batin raka

Ia keluar dari kamar meli dan turun menemui orang tuanya meminta penjelasan.

"Meli kemana pah?". Tanya Raka

"Mana papah tau". Balas Rama cuek

"Kenapa papah usir meli?". Raka kembali bertanya

"Dia membuat papah emosi,duduk dan lanjutkan sarapannya jangan tanya anak sialan itu". Ucap rama

"Kenapa papah tega ngusir meli pah?,apapun kesalahan meli mestinya papah maklumi,dia anak papah!". Ujar Raka emosi

"Meli ngga punya siapa-siapa lagi selain kita pah,meli ngga punya tempat pulang,sekarang meli sendiri pah.kenapa papah tega? Kenapa papah lakuin itu?". Ujar Raka meninggikan suara

Rama menggebrak meja makan lalu bangkit dari duduknya

"Jangan memancing emosi papah,duduk dan lanjutkan sarapannya". Perintah Rama

"Kemana Raka selama ini pah? Raka ngga bisa lindungi adik Raka sendiri dan sekarang Raka ngga tau dimana adik Raka". Mata Raka memerah menahan tangis.

Raka mengambil tas dan kunci motornya lalu pergi keluar rumah tanpa berpamitan pada orang tuanya, tujuannya yaitu 1,mencari meli.

Raka mengelilingi ramainya ibu kota mencari adiknya itu,ia memutuskan untuk bolos sekolah hari ini.

Sudah berkali-kali Raka menelfon meli namun nihil nomer meli tidak aktif.

Lama ia mencari bahkan sampai matahari kini sudah tenggelam namun nihil ia tak menemukan meli padahal ia sudah keliling dan menunjukkan foto meli ke beberapa orang tapi pengakuan dari orang-orang tidak ada yang melihat adiknya itu.

"Lo Kemana Mel". Batin rak

Lelah mencari,Raka memutuskan untuk membeli minum karena tenggorokannya kini sudah kering. Raka duduk di bangku sebuah taman dengan sesekali menengguk minumannya.

"Gue bukan Abang yang baik ya Mel,gue jahat gue bilang mau lindungi Lo tapi kenyatannya gue ngga bisa nepatin kata kata gue itu". Batin raka menyenderkan punggungnya pada bangku itu dan mengadahkan kepalanya ke atas

"Bahkan gue ngga bisa nemuin Lo".

"Gue tau selama ini Lo sakit, gue tau selama ini Lo butuh seseorang yang selalu ada disaat Lo terpuruk. Maafin gue Mel,maafin Abang Lo ini yang ketika Lo butuh gue ngga pernah ada buat Lo". Batin raka menyesal tak terasa air matanya lolos begitu saja

Lumayan lama Raka duduk di bangku itu hingga matahari menenggelamkan dirinya dan diganti dengan bulan,selama itu Raka menangis,merenung dan berfikir

"Huftt". Raka mendongak ke atas langit

"Gue harus cari Lo kemana lagi Mel". Batin raka



hurtfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang