Sesuai dengan perkataan Markenzo kemarin, kini ia tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Ia berjalan menuju dapur untuk menikmati sarapan terlebih dahulu.
"Selamat pagi den Kenzo." Sapa Teh Ningsih pada Kenzo.
Dengan senyuman khas nya ia membalas sapaan Teh Ningsih tersebut, "Pagi Teh, papa sama mama udah berangkat ke kantor ya?." Raut wajahnya berubah menjadi murung ketika Teh Ningsih mengangguk menjawab pertanyaan nya.
"Lagi lagi gue sarapan sendiri, gaenak amat." Ucap Markenzo setelah Teh Ningsih kembali ke dapur, dia memang sangat di bebaskan oleh orang tuanya untuk menjadi apa yang dia mau. Tapi mungkin banyak luka yang tersirat di dalam hati Kenzo.
Tak butuh waktu lama untuk menghabiskan nasi goreng buatan Teh Ningsih tadi, ia langsung bergegas untuk berangkat ke sekolah.
・ ・ ・ ✦
Markenzo baru saja sampai di sekolah, ia langsung disambut oleh para sahabat sekaligus adik kelasnya itu.
"Bangke, kok lo masuk sih. Seharusnya istirahat dulu." Ucap Hazkiel.
"Heh, sembarangan lo. Panggil gue bang Kenzo gausah bangke bangke." Ujar Markenzo yang tak terima dengan ucapan Hazkiel.
"Suka-suka gue lah."
"Dah lah bang, gausah di denger si buluk mah, gue laper nih, ngantin yuk gue belum sarapan." Ajak Arveno, sebenarnya semua sahabat nya sudah sarapan dirumah, tapi mereka mengerti mengapa Arveno selalu mengajak mereka untuk sarapan dikantin. Jadi, mereka akan selalu menemani Arveno sarapan di kantin sambil sedikit bercanda.
Dikantin, mereka menempati meja yang biasanya sering menjadi tempat mereka. Arveno pun sudah memesan makanan nya dan tinggal menunggu makanannya datang.
"Lo pada gak ada yang pesen makanan gitu, masa gue makan sendiri sih." Ucap Arveno.
"Gue sih udah makan tadi, nyokap masak nasi goreng tadi." Ujar Hazkiel.
"Iya No, gue juga udah tadi dirumah. Bunda gue siapin roti, maaf ya." Nasabian pun ikut berkata hal yang sama dengan Hazkiel.
"Enak ya jadi lo pada, punya ibu yang siapin makanan tiap pagi." Perkataan dari Arveno itu pun membuat mereka bungkam dan merasa tidak enak telah berbicara seperti itu.
"Gue belum sarapan kok No, tadi gue pesen nasi goreng juga." Markenzo sangat peka dengan perasaan Arveno, walaupun harus berbohong tapi setidaknya dia gak mau Arveno merasa kesepian atau sedih.
"Wih, ok bang. Gue ada temen makannya." Pemuda bertubuh bongsor itu pun menampilkan eye smile nya yang hanya di perlihatkan kepada teman teman nya saja.
"Idih sok imut banget si bang Veno, jijik tau gak." Rajian mencibir Arveno dengan muka julidnya.
Arveno melebarkan matanya saat mendengar perkataan dari Rajian yang, "Heh bocil, lo ngomong nya ga sopan amat sama yang lebih tua." Ucap Arveno.
"Yaelah bang No, diemin aja si Rajian mah." Ucap Cavindra dengan santai.
"Tau No, kaya kaga tau Rajian aja. Bocil julid." Ujar Renjana.
"Bang Renja ngaca dong, kaya sendirinya ga julid aja si." Rajian tidak terima dengan perkataan Renjana, padahal sendirinya Renjana pun julid.
"Malah ribut, ini nasi goreng udah dateng. Ven makan, bentar lagi bel, gue ada tugas yang belum selesai jadi harus cepet-cepet." Ucap Markenzo, yaa beberapa menit tadi saat masih ribut nasi goreng milik Arveno dan Markenzo sudah datang.
Arveno menggangguk dan segera memakan nasi gorengnya, yang lain hanya melihat atau sesekali mereka di suapi nasi goreng oleh Markenzo, karena gak mungkin dia menghabiskan ini padahal tadi sudah makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUZZLE PIECE - NCT DREAM
FanfictionCerita tentang 7 pemuda yang memiliki mimpi berbeda serta latar kehidupan yang berbeda, namun mereka mampu untuk saling merangkul dan menguatkan. Pertemanan mereka begitu indah, sehingga banyak orang yang ingin masuk ke dalam lingkaran petemanan mer...