23. Dobel Projek

39 17 42
                                    

Kerjasama merupakan strategi untuk meraih sukses dari dua sisi. Tujuan tercapai dan bertambahnya koneksi.

Kerja ganda, itulah yang sedang dijalani oleh seorang Safira. selain sibuk membangun karirnya sebagai fotografer ia harus menyelesaikan studinya sebagai mahasiswa tingkat akhir.

Bukanlah Safira jika merasa dikejar dua target berbeda dalam satu limit tertentu. Justru gadis itu malah terkesan santai dan cuek menjalani kehidupannya.

Di sebuah cafe yang masih lenggang pengunjung Safira terlihat sedang sibuk mengedit tugas skripsinya tanpa memperdulikan sekelilingnya.

"Sudah datang Mbak? Jadwal manggungnya kan masih tiga jam lagi?" Tanya penjaga Kafe sambil menatap gadis berhijab yang asyik dengan laptopnya.

"Iya lagi menunggu seseorang," jawab Fira tanpa menoleh ke pelayan di sampingnya.

"Oh ya sudah. Mbaknya mau pesan minum atau makan?" Pelayan kembali bertanya.

"Tidak , nanti saja kalau tamu saya datang," jawab Fira masih dengan mata menatap layar laptopnya.

"Baiklah permisi Mabk," sahut pelayan perempuan itu lalu pergi meninggalkan Fira.

Setengah jam menunggu akhirnya datanglah seorang pemuda berpenampilan cukup elegan. Pria bertubuh tinggi fengan kaca mata hitamnya menghampiri meja nomor 13. Tempat di mana Fira menunggu.

Lelaki itu berdiri di hadapan Fira dan menatap tajam ke arah gadis berhijab tanpa melepas kaca matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu berdiri di hadapan Fira dan menatap tajam ke arah gadis berhijab tanpa melepas kaca matanya. Fira yang tak menyadari kehadiran tamu di hadapannya masih saja terlihat sibuk memainkan jarinya di atas keyboard.

"Maaf apakah Anda yang bernama Safi?" Akhirnya setelah memperhatikan nomor meja, lelaki itu bertanya sambil menghentakkan telapak tangannys di meja , membuat Fira sedikit terkejut.

"Oh tuan Hermawan? Silahkan duduk! Sudah lewat lima belas menit dari waktu yang kita janjikan. Anda terlambat dan aku tidak akan memberikan banyak waktu untuk pertemuan kita hari ini," jawab Fira sambil melihat sejenak jam tangannya.

"Kalau tidak berkaitan dengan karyaku, aku juga tak punya banyak waktu untuk menemui fotografer ingusan sepertimu!" sahut Lelaki yang bernama Hermawan sambil duduk di depan Fira yang tersenyum sinis.

"Jadi apa maumu Tuan? Selain sebagai fotografer aku juga pecinta seni dan melakukan bisnis dengan berbagai karya seni. Dan kurasa aku tidak melakukan kesalahan."

Fira menatap lelaki di depannya tanpa merasa bersalah.

"Kau menjual fotografi hasil karyaku hampir lima kali lipat dari harga yang pasang saat pameran. Kau mengambil keuntungan dari karya orang lain jauh lebih besar dan aku merasa tak dihargai atas semua itu."

Merajuk Takdir 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang