Part 19

457 68 35
                                    

Krist membuka pintu rumah lalu mengajak singto dan fiat masuk ke dalam.

"Mulai hari ini kita akan tinggal di sini" ucap krist.

Ya.. keduanya memang sudah kembali ke negara thailand seminggu yang lalu dan sekarang krist membawa singto dan anaknya ke rumah yang sudah di belinya beberapa hari yang lalu, bukan krist yang membelinya, itu hadiah kelulusan dari daddy krist untuk mereka karna krist mengatakan jika dia ingin hidup mandiri bersama singto setelah kembali ke negaranya.

Rumah yang terbilang cukup sederhana, tak terlalu besar dan juga tak terlalu kecil, tapi sepertinya sangat nyaman.

Tak lama mobil pengangkut barang tiba di depan rumah mereka, beberapa orang membantu memasukan barang-barang mereka dengan di bantu oleh krist juga.

Krist menatap semua barang-barang mereka yang hampir penuh di ruang tamu sedangkan singto mulai membuka kotak-kotaknya.

"Dimana fiat?" Tanya krist.

"Baru saja tertidur, kita bisa membereskan semuanya selagi dia tidur jadi fiat tak akan mengganggu" ucap singto.

"Baiklah" ucap krist.

"Besok aku akan mulai berkerja" ucap krist lagi.

"Dimana?"

"Di restoran X, bagaimana dengan mu? Apa jadi menerima beasiswa itu?" Tanya krist.

"Tidak, aku ingin mengasuh fiat. Jika aku kuliah aku akan jarang mempunyai waktu untuk fiat lagi nanti"

"Mungkin nanti? Jika fiat sudah cukup besar atau jika fiat sudah masuk sekolah taman kanak-kanak, kita bisa kuliah?" Ucap singto.

"Ya, terserah pada mu" ucap krist.

"Apa kuliah penting untuk kita sekarang krist?"

"Tentu saja, daddy tak akan membiarkan ku berkerja di perusahaannya karna aku tak mempunyai pendidikan tinggi" ucap krist.

Hampir tiga jam berlalu akhirnya semua barang-barang mereka sudah beres, singto berjalan ke dapur dan membuka kulkas mencari bahan masakan untuk di olah menjadi makanan.

Sedangkan krist berjalan ke kamar melihat fiat yang ternyata sudah terbangun dari tidurnya.

"Ayo temui papa" ucap krist sembari menggendong fiat.

Krist berjalan ke dapur dan melihat singto kini tengah membuat susu untuk fiat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Krist berjalan ke dapur dan melihat singto kini tengah membuat susu untuk fiat. Singto memberikan botol susunya kepada krist kemudian krist duduk di kursi dengan fiat yang berada di pangkuannya.

Fiat memang sudah tak takut lagi dengan krist sekarang, bahkan keduanya sangat dekat karna krist selalu menemaninya bermain.

"Apa fiat lapar?" Tanya krist.

Fiat hanya menganggukan kepalanya sembari meminum susunya.

Singto menghidangkan hasil masakannya di atas meja kemudian krist mendudukkan fiat di kursinya sendiri baru mereka makan siang bersama.

****
Setelah makan bersama mereka menemani fiat bermain, krist memang hanya ingin menghabiskan waktunya bersama anak dan suaminya sekarang sebelum besok dia sibuk berkerja.

"Ku dengar off dan gun pindah ke kota ini kemarin" ucap singto.

"Benarkah? Kapan kamu berbicara dengan mereka?" Tanya krist.

"Kemarin malam, saat kamu sudah tidur gun menghubungi ku dan mengatakan itu. Gun mengatakan jika dia merindukan kita dan ingin bertemu"

"Baiklah, jika aku libur berkerja kita bisa berkunjung ke rumah mereka nanti" ucap krist.
.
.
.
.
Pagi-pagi sekali singto sudah berkutat di dapurnya menyiapkan sarapan pagi untuk krist sebelum krist berangkat berkerja.

Krist pergi ke dapur dengan pakaian rapi kemudian memeluk tubuh singto dari belakang, ia mengecup pundak singto sekilas kemudian mengucapkan selamat pagi.

"Apa fiat sudah bangun?" Ucap singto.

"Belum" ucap krist.

"Sebaiknya kamu sarapan dulu" ucap singto.

"Bukankah aku sudah sarapan tadi" bisik krist di dekat telinga singto hingga membuat tubuh singto merinding.

Ya, tadi sebelum mandi krist memang sempat sarapan dengan tubuh singto.

"Itu berbeda dan tak membuat perut mu kenyang" bisik singto.

Krist tersenyum sembari mengusap bibir merah singto yang sedikit membengkak akibat ulahnya tadi kemudian mengecup bibirnya sekilas.

Singto menyiapkan makanan di piring krist kemudian duduk di sampingnya menemani sang suami sarapan.

"Kamu tak makan?" Tanya krist.

"Nanti saja bersama fiat, jam berapa kamu masuk nanti?" ucap singto

"Jam 8" ucap krist.

"Jaga mata, jaga hati saat berkerja nanti" ucap singto.

"Ya, sayang. Bukankah aku sudah mempunyai kamu dan fiat? Jangan meragukan ku, apa kesetiaan ku selama tiga tahun kemarin terlupakan?" Ucap krist.

"Ya, siapa tahu ada penggoda nanti, apa lagi usia mu masih sangat muda dan ku yakin mereka tak akan percaya jika kamu mengatakan jika kamu sudah menikah" ucap singto.

"Kamu tenang saja" ucap krist sembari memakan sarapannya.

Setelah sarapannya habis, krist berangkat berkerja sedangkan singto kembali ke kamarnya.

Krist menatap restoran mewah tempatnya akan berkerja kemudian masuk ke dalam.

"Apa kamu waiters baru kemarin?" Ucap seseorang.

"Ya" ucap krist singkat.

Seseorang memberikan seragam waiters kepada krist, kemudian krist memakainya.

"Krist..." Ucap seseorang, membuat krist menatap ke arah orang itu.

"Off!? Aku tak menyangka jika akan bertemu di sini, sejak kapan kamu berkerja di sini?" Tanya krist.

"Sudah hampir 2 minggu, bukankah aku sudah mengatakan kepada singto jika aku dan gun pindah ke kota ini?" Ucap off.

"Ya, singto memberitahu ku semalam. Aku bahagia bisa bertemu dengan mu lagi" ucap krist.

"Aku juga, jadi kapan kita bisa bertemu? Aku tak sabar ingin bertemu fiat"

"Tunggu sama-sama tak sibuk kita bisa bertemu, bawa chimon dan gun juga nanti" ucap krist.

"Itu pasti" ucap off.

Setelah berbicara lama, jam kerja juga sudah di mulai, kini off dan krist memulai perkerjaan mereka. Krist sedikit tenang saat tahu jika off berada di restoran yang sama dengannya. Entahlah awalnya krist menatap takut tadi sebelum masuk, takut dia akan di perlakukan tak adil oleh pekerja di sana, namun ternyata dugaannya salah, walau dia pekerja baru tapi semuanya bersikap ramah padanya dan bisa di ajak untuk berteman.













Tbc.

Wrong love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang