30 - Smiley Gabriel

3.9K 251 40
                                    

"Halo, Ryl

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo, Ryl."

"Halo, Mas. Lagi sibuk?"

"Enggak. Ada apa?"

Setelah menimbang-nimbang selama tiga hari, akhirnya Daryl memberanikan diri menghubungi kakaknya untuk bicara.

"Aku... mau bilang sesuatu." Daryl terdengar ragu.

Gabriel tersenyum simpul mendengar intonasi sang adik yang begitu. "Apa, tuh?" tanyanya santai. Ciri khas Gabriel, selalu terdengar ringan di setiap kesempatan.

"Mas Gabriel... ke rumahku lagi lah, Mas. Udah lama banget gak pernah ke rumah."

Terdengar seperti sebuah basa-basi, tapi Gabriel sudah tersenyum lebar ke mana-mana. Senang dan sangat tak menyangka, tapi ia ingin sok jual mahal dulu pada adiknya. Lantas, berdeham dan mengontrol suara supaya tak terdengar terlalu senang. "Emangnya kenapa?"

"Gak apa-apa sih, Mas. Ya... kangen aja. Aku ada saran buku-buku bagus nih buat Mas."

Apa? Kangen katanya?

Gabriel terkekeh pelan, mengeluarkan bunyi 'hehehe' yang amat lucu. Pada akhirnya, Gabriel tetap Gabriel yang tak bisa membohongi perasaan. "Oh gitu... ya ampun, senengnya aku."

Sekarang, giliran Daryl tersenyum mendengar respons Gabriel yang selalu apa adanya.

"Ya udah. Nanti Mas ke rumahmu. Kapan Mas bisa ke sana?"

"Anytime you want, Mas."

"Ah, yang bener?"

"Bener."

Senyum Gabriel perlahan hilang mendengar balasan Daryl. Bukan karena tak suka, tapi makin tak percaya. Adiknya yang bertahun-tahun ia perjuangkan itu, sekarang bisa selembut ini kepadanya.

Tiba-tiba saja, Gabriel teringat akan sosok Daryl kecil yang masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak, mengenakan rompi biru hendak pergi ke sekolah TK-nya. Saat itu, Gabriel sudah duduk di kelas 2 SD dan Stefanie di kelas 5 SD.

Masih ingat sekali. Setiap hari, mendiang Ibu mengantarkan Daryl ke sekolah TK yang tak terlalu jauh dari rumah. Sementara Bapak, punya tugas mengantarkan Gabriel dan Stefanie ke sekolah SD menggunakan mobil Toyota Kijang. Kebetulan, mereka bersekolah di SD yang sama.

Hah... rasanya Gabriel ingin menangis.

"Mas?"

"Ya."

"Kenapa diem aja?"

"Enggak." Gabriel menyengir. "Iya, nanti Mas ke rumahmu lagi pulang kerja, ya. Kayak dulu. Boleh begitu, Ryl?"

"Boleh, Mas. Kan, kubilang anytime you want."

"Sip, sip."

"Terus... ini, Mas."

HUSBANDS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang