Taehyung POV
Aku tidak bisa berpikir jernih atau lebih tepatnya, aku tidak ingin berpikir jernih. Darahku mendidih dan amarah mengaburkan akal sehatku. Aku marah pada pria asing itu. Apa dia tidak tahu bahwa Jungkook sudah menikah? Apa yang dia kagumi dari Jungkook? Aku yakin dia tidak mengenalnya. Dia pasti psikopat. Aku akan menyelamatkan Jungkook sebelum terlambat.
Aku membuka pintu dan langsung masuk ke Cofresso sesuai informasi Mina. Tanganku terkepal kuat dan napasku memburu. Aku harus memberi pelajaran pada pria itu. Mengamati sekeliling, aku mencari tanda-tanda keberadaan Jungkook sambil mengingat pakaian yang dia kenakan saat meninggalkan rumah pagi ini.
Itu dia. Mataku tertuju padanya yang sedang duduk membelakangiku, tapi yang paling menarik perhatianku adalah mantel familiar yang dia kenakan. Saat aku berjalan menuju meja tempat dia berada, aku juga melihat seorang pria duduk di depannya.
Kemarahanku semakin memuncak dan saat aku mendekat, aku mengepalkan tangan kananku lebih kuat dan begitu aku sampai di sana, aku mengarahkan pukulan tepat ke wajah pria itu. Tindakanku menarik perhatian semua orang, tapi aku tidak peduli dan tanpa membuang waktu, aku berbalik, memegang tangan Jungkook dan menyeretnya pergi.
Dia berhenti di dua langkah pertama, aku menoleh dan melihat pria itu memegang tangan Jungkook yang satunya. Itu membuatku semakin marah. Aku kembali berjala ke arahnya.
"Kau tahu konsekuensi dari tindakanmu? Dia wanita yang sudah menikah! Dia istriku," kataku padanya tapi untuk sesaat, wajahnya yang bingung menatap sesuatu yang ada di belakangku.
"Siapa?" tanyanya dan itu membuatku mengerutkan kening, bingung. Aku akhirnya menoleh dan perlahan, kebingunganku digantikan oleh keterkejutan saat mataku tertuju pada wanita yang kukira sebagai istriku.
"Taehyung." Aku dengan cepat menoleh ke arah suara yang familiar itu dan Jungkook sedang berdiri di tempat yang berbeda.
Anehnya, aku bahkan tidak tahu apa yang harus aku rasakan dalam situasi saat ini.
Aku keluar dari kafe, menuju mobilku dengan Jungkook mengikuti dari belakang. Aku merasa bingung, malu, kesal, dan jengkel pada saat yang bersamaan. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku butuh jawaban jadi aku menoleh padanya.
"Apa ini lelucon? Lelucon yang kamu dan Mina buat?"
"Apa maksudmu, Tae? Kamu yang memukul orang yang tidak bersalah tanpa alasan yang jelas."
"Tidak bersalah? Bukankah dia bersamamu? Bukankah kamu datang ke sini untuk menemuinya?"
"Ya, tapi .... "
Aku berdecak dan memalingkan muka dengan jijik.
"Kamu bilang suka padaku tapi kamu justru berkencan dengan pria lain."
"Apa? Tidak, itu tidak benar. Kamu tidak percaya padaku?"
"Ya dan untung saja aku tidak termakan oleh kata-kata bualanmu," kataku lagi sambil menggelengkan kepalaku. Aku tidak ingin melihatnya lagi. Aku marah pada diriku sendiri karena terlalu mudah dibodohi.
"Tae!" Dia berseru keras, mengambil langkah lebih dekat dan menatap mataku. "Semua orang percaya pada apa yang mereka pilih untuk percayai. Jika kamu berpikir bahwa aku mengkhianatimu, maka tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku hanya ingin kamu tahu, perasaanku padamu tulus. Aku tidak tahu apakah kamu memiliki perasaan yang sama padaku. Dan hati-hati di jalan Pak Kim Taehyung." Dengan marah, dia berbalik kembali ke kafe.
"Oke. Lakukanlah apapun yang ingin kamu lakukan. Aku tidak peduli," aku menambahkan saat kemarahanku memuncak. Tanpa menatapnya lagi, aku masuk ke mobil, membanting pintu.
"Ke bandara," kataku pada sopir tepat ketika aku masih bisa merasakan kemarahan dan kekecewaan melonjak dalam diriku.
***
Jungkook POV
"Apa-apaan ini Mina?! Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?" aku bertanya dengan kesal pada Mina.
"Dan kenapa kamu memakai mantelku?" kataku, kebingunganku semakin membuatku marah. Aku berdiri di depannya, melipat tangan di dada dan menunggu penjelasannya.
Aku memperhatikan saat dia tertawa kecil dalam upaya untuk menenangkanku, tapi saat ini tidak ada yang bisa membuatku tertawa atau tersenyum.
"Kook, aku sudah memberitahumu bahwa aku suka mantelmu dan aku ingin mencobanya. Kamu tersenyum mendengar pernyataanku saat pergi ke toilet. Bagaimana aku bisa tahu suamimu tiba-tiba masuk dan salah mengira aku adalah kamu?"
Aku mengerutkan kening mendengar penuturannya. Di satu sisi, ceritanya meyakinkan tapi di sisi lain, ada sesuatu yang salah. Aku mengalihkan tatapanku ke pria yang duduk di depannya.
"Dan sebenarnya siapa kamu? Kenapa duduk di kursiku?"
"Oh, dia temanku. Dia datang dan kebetulan, aku juga disini," kata Mina dan pria itu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Aku menatapnya dan Mina secara bergantian. Ada yang janggal tapi aku tidak tahu apa itu. Pada akhirnya, aku menghela nafas saat teringat pertengkaranku dengan Taehyung. Dia akan melakukan penerbangan jauh dan kami mengucapkan salam perpisahan melalui pertengkaran yang konyol.
"Kook, kamu baik-baik saja?" Mina bertanya dengan cemas.
"Dia salah paham dan aku memarahinya meskipun aku tahu itu. Dia mengatakan hal-hal yang menyakitkan jadi aku hanya berusaha membela diriku tapi sekarang, kami tidak akan bisa menyelesaikan semuanya karena dia akan pergi selama satu minggu hari ini," kataku sambil menghela napas.
"Dia akan pergi?!" Reaksi terkejutnya lebih dari yang aku harapkan sehingga aku juga terkejut.
"Y-ya."
"Tidak, dia tidak boleh pergi. Maksudku ...." Dia memegang bahuku, memaksaku menghadapnya. "... Kamu tidak boleh membiarkannya pergi. Satu minggu adalah waktu yang lama dan ... banyak hal yang bisa terjadi selama hari-hari itu. Kamu harus menemuinya sekarang."
Aku menyipitkan mata melihat tingkah anehnya.
"Meskipun aku tidak tahu apa yang merasukimu tapi ... aku tidak bisa. Aku bahkan tidak tahu jam berapa penerbangannya atau bandara mana. Dia tidak memberitahuku apa pun selain fakta bahwa dia akan pergi."
"Kita bisa menelepon sekretarisnya. Tanyakan padanya. Aku yakin dia tahu."
Ide Mina cukup masuk akal, tapi, ada begitu banyak kesalahan yang bisa terjadi ditambah ... dia tidak akan pergi selamanya.
"Mina, dia hanya pergi seminggu. Dia akan kembali dan setelah itu, kami bisa bicara," kataku mencoba melepaskan diri dari cengkeramannya tapi cengkeramannya semakin kuat.
"Itu bukan hanya seminggu, Kook. Itu adalah hari, jam, menit dan detik yang cukup baginya untuk bertemu wanita lain, jatuh cinta padanya dan meninggalkanmu."
Aku mendengus. "Kamu melebih-lebihkan. Apa kamu pernah bertemu Taehyung? Dia bukan tipe pria yang jatuh cinta dengan mudah."
"Kejar dia Jungkook!" Mina berseru dan membuatku bingung. Sorot matanya memberitahuku bahwa dia bersungguh-sungguh dalam setiap kata yang baru saja dia ucapkan. Aku dilema. Aku merasa ini tidak diperlukan tapi pada saat yang sama, Mina mungkin benar.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cruel Bride
FanfictionKim Taehyung adalah CEO Kim Enterprises yang dingin dan kejam. Dia sangat teliti dan penuh perhitungan dalam segala hal. Saat dia mengetahui bahwa hutang sebuah perusahaan kecil telah membebani status keuangannya, dia menawarkan sebuah alternatif pa...