❄𝓟𝓪𝓻𝓽 6

6.1K 733 17
                                    

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________







Ini gila. Ya, ini memang sudah benar-benar gila. Sungguh, bukan seperti ini yang diharapkan Zoia sejak awal. Dia sama sekali tidak mau bersangkutpaut dengan tokoh-tokoh True Love. Bahkan hanya untuk berbagi udara dalam jarak dekat saja ia tidak mau. Dirinya tidak mau terseret ke dalam alur.

Lantas setelah kegilaan ini terjadi, apa yang harus ia lakukan? Dia bukan hanya terseret, tetapi langsung mengacaukan alur. Kalau dia benar-benar menikah dengan tokoh utama pria, lalu bagaimana Libra bisa menikahi Tamiya? Arghhh! Ia tidak mau!



Zoia meremas rambutnya. Kenapa jadi dirinya yang terseret? Tidak bisa dibiarkan, dirinya harus bisa membatalkan kegilaan ini atau sekedar mencari jalan agar bisa kembali ke dunianya. Ya, itu jalan yang cepat.

Tapi... Bagaimana caranya untuk pulang? Atau sekedar membatalkan perjodohan ini? Dirinya tidak punya kuasa sama sekali.

Ceklek



Candice membuka pintu dengan pelan. Tangannya membawa nampan berisi sereal yang masih panas dan segelas susu untuk gadis cantik bermata biru itu. Gadis albino itu sedikit canggung. Sejak beberapa hari setelah pertamuan mereka dengan keluarga Kyle, Zoia banyak diam dari biasanya.

Candice tahu Zoia marah padanya. Ia tahu juga dirinya sangat egois menjadikan gadis itu sebagai tamengnya. Namun apalah daya, dia juga hanya manusia biasa yang ingin hidupnya lebih baik dengan masa depan sesuai kemauannya.

"Emm lo makan ya", ujar Candice.

Zoia menatap Candice.
"Jadi alasan lo ngangkat gue jadi keluarga lo karena masalah ini?", tanyanya dengan miris.

Candice mengambil duduk di samping gadis itu.
"Iya. Tapi selain itu, gue emang mau punya keluarga", ujarnya dengan suara pelan.


Zoia mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Apa ini nggak bisa dibatalin? Bisa ajakan balas budinya dengan cara lain, bukan harus dengan dijodohin?", ujar Zoia.

Candice memegang tangan gadis itu.
"Gue sempat ngomong sama Tuan Evens dua hari lalu sama seperti yang lo bilang. Tapi dia tetap mau jodohin lo sama anaknya. Gue rasa, dia tertarik jadiin lo menantunya Zoia", ujar Candice.

Zoia balik menatap Candice.
"Apa dasar dia tertarik? Gue cuman gadis bodoh dengan pikiran kolot yang nggak tahu apa-apa tentang dunia ini", ujarnya.

Candice tersenyum.
"Lo salah. Lo punya kelebihan Zoia. Aura yang lo pancarkan aja sangat kuat. Ya, aura seorang Puteri emang gitu hahahaha. Terus fisik lo sempurna, tentu saja Tuan Evens mau keturunannya sesempurna lo", celetuk gadis albino itu.

Zoia menghela napas.
"Ngawur lo", decaknya.

"Zo"

"Hm?"

"Maafin gue ya. Gue emang jahat manfaatin lo biar gue bisa bebas dari perjodohan itu dan lanjut kuliah ke universitas impian gue", ujar Candice dengan tulus.

Zoia hanya diam. Dia memang kecewa, sangat kecewa malah. Ia kira Candice menjadikannya adik tanpa niat terselumbung. Namun bagaimana lagi, mau marah tapi hanya Candice yang ia punya di dunia ini. Hanya Candice orang pertama yang mau menolongnya saat tersesat di dunia ini.

Snow White's an Extra [END]Where stories live. Discover now