35

16 5 0
                                    

             HAPPY READING

"Mama papa, liat nih puisi aku ada dibuku ini." Ucap Afzha senang.

"Wahh, kamu keren banget. Ini bukunya dijual?." Tanya mama dan Afzha mengangguk.

"Berarti bisa dibaca semua orang dong?."

"Pasti."

"Anak mama emang pinter."

"Mah pah, minggu depan Senja ikut olimpiade IPA, doain ya semoga Senja menang." Ujar Senja.

"APA? KAMU IKUT OLIMPIADE? Mama enggak salah denger?." Ucap mama tak percaya.

"Jangan ikut, yang ada kamu buat malu nanti." Ucap papa.

"Lagian juga lo enggak akan menang, otak lo kan cuma sebesar otak udang." Ejek Afzha.

"Kalian enggak percaya ya sama Senja." Ujar Senja.

"Iya, papa enggak percaya. Asal kamu tau ya, anak bodoh yang dengan nekatnya ikut olimpiade itu cuma kamu." Ujar papa.

"Enggak papa kok kalo kalian enggak percaya sama Senja, Senja cuma minta doa nya aja." Ujar Senja seraya tersenyum tipis.

"Terserah! Tapi awas aja kalo sampe enggak dapet juara 1, mama enggak akan pernah izinin kamu buat ikut lomba gituan. Yang ada nanti bikin malu." Ucap mama.

Senja hanya tersenyum tipis saat melihat wajah orang tua nya yang tidak senang dengan apa yang akan Senja lakukan.

Kadang kala, Senja tidak habis fikir kenapa orang tua nya menganggap Senja itu bodoh? Kenapa orang tua nya selalu berfikir jika apa yang dilakukan Senja itu akan sia - sia?

Salah ya? Jika Senja memiliki suatu keinginan akan suatu hal. Senja hanya meminta papa dan mamanya untuk mendukungnya.

Bahkan, Senja sama sekali tidak ada niatan untuk membuat orang tua nya malu.

Senja ingin sekali melihat papa dan mamanya tersenyum padanya. Sekali saja, Senja ingin melihat tatapan itu. Tatapan penuh kasih sayang dari orang tua nya.

Senja menghela nafas lalu beranjak pergi ke kamarnya. Di balik kamar, Senja terduduk disudut kamar seraya membayangkan bagaimana tatapan benci papa dan mamanya.

Senja tersenyum kecut, lalu dia pun bangkit dari duduknya dan melihat dirinya dicermin.

"Senja, kamu itu bodoh." Ucapnya pada dirinya sendiri.

Lalu dia terkekeh pelan, menertawakan kebodohannya dan juga dirinya yang tidak berguna.

"Dasar anak bodoh tidak berguna." Ucapnya pada dirinya sendiri didepan cermin.

🌸🌸

Hari ini adalah hari paling dinanti oleh Senja dan Langit, karena hari ini mereka akan mewakili sekolah mereka dalam olimpiade.

"Kalau enggak juara jangan kebanyakan tingkah."

Kata - kata itu selalu berputar dikepala Senja saat ini.

"Salah ya kalo Senja minta dukungan dan semangat dari papa dan mama? Senja cuma mau apresiasi dari papa dan mama. Senja cuma mau buat papa dan mama bangga sama Senja." Batinnya.

"Jangan ngelamun, lo pasti bisa kok jawab semua soalnya nanti." Ujar Langit yang tiba - tiba datang.

"Ehh, aku enggak ngelamun kok. Aku cuma lagi nginget materi yang aku pelajarin." Ujar Senja.

"Senja ayo maju." Titah gurunya.

"SEMANGAAAT!." Teriakan Langit membuat Senja tersenyum.

Dan tak lama kemudian, Senja dan Langit pun berhasil menyelesaikan pertandingannya. Dan kini, adalah saat dimana penentuan juara.

"Pengumuman bagi seluruh peserta olimpiade diharapkan kumpul diaula, terimakasih."

Senja dan Langit buru - buru pergi ke aula. Jantung Senja benar - benar berdetak kencang dengan tidak beraturan.

Beberapa saat kemudian, akhirnya pengumuman juara pun diberitahukan. Senja sangat was - was takut tidak masuk kategori 3 besar.

"Selanjutnya, untuk juara kedua diraih oleh Senja Aletta Azanna."

Deg!

Senja mematung beberapa saat dan tersenyum setelahnya.

"Senja lo menang, lo juara." Ujar Langit seraya menggoyangkan tangan Senja.

Kemudian Senja berlari ke atas panggung dan menerima pialanya.

"Dan untuk juara pertama, diraih oleh Langit Aezar Winata.

"Yeayy, kamu juara pertama Lang." Ucap Senja tersenyum.

"Gue masih enggak nyangka bisa dapet juara pertama." Ujar Langit seraya menatap pialanya.

"Aku juga enggak nyangka dapet juara kedua." Ujar Senja seraya membayangkan betapa senangnya orang tua nya nanti jika melihat ini.

LANGIT SENJA  (End)Where stories live. Discover now