Parkiran kampus tampak lengang, seorang cowok ganteng turun dari balik kemudi namun tidak mengitari mobil pun membukakan pintu. Dia hanya berdiri mematung di sana. Wah, kenapa ya? Oh ... no, ada tangan lain terulur membantu seseorang turun, dengan sangat hati-hati tangan sebelahnya berada di atas kepala sang gadis menjaga terbentur pintu. So sweet banget, ih.
Hampir semua mata melihat pemandangan di parkiran pagi ini. Pasalnya yang keluar dari mobil adalah Bramantyo dan gadisnya adalah Alicia. Yeay ... pasti mengira itu Eza kan. Hmmm ... sengaja diantar Tyo untuk mengalihkan perhatian sementara sebelum menunjukkan siapa dia sebenarnya dan sang CEO mengendarai motor sportnya bersama tiga sahabatnya.
Pemuda itu membukakan pintu mobil untuk gadis cantik berhijab. Dituntunnya hingga turun dari mobil dan membetulkan letak hijabnya. Sementara sang gadis dengan malu-malu menundukkan kepala pura-pura membetulkan posisi dressnya. Ah ... yang jomblo gak aman nih. Bucin banget tuh orang.
"Sayang, pulang kuliah Aa tunggu di sini, kita pulang bareng ya!" gadis itu hanya mengangguk dan melempar senyum.
"Tyo jagain calon bini gue, lecet dikit gue hajar lo!" ucapannya intimidatif.
"Siap, Bos, tapi sorry gue gandeng ya takut jatuh, ntar lecet, bisa modar gue," ujarnya seraya menarik tangan sang gadis menjauhinya orang yang sedang menahan gejolak hati.
Mereka berpisah di parkiran karena beda fakultas, tapi ada mata memandang tak suka. Seorang lelaki ganteng memandang penuh amarah karena merasa tersaingi dan keduluan. Dia mengira gadis itu pacarnya Bramantyo.
"Ah, sakit, aduh siapa sih, kurang kerjaan amat!" teriak Elis ketika hampir sampai di kelas, lalu membalikkan badannya dan melihat siapa yang merusak hijabnya.
"Gue, gue yang merusak hijab lo, hey, sudah berulang kali gue ingetin ya, jangan ganggu calon laki gue, ini malah semobil, dasar jalang lu, punya harga diri nggak sih, o ... aku lupa lo kan perempuan udik datang dari desa kuliah di sini karena beasiswa, udah udik miskin pula, tak mampu bayar uang kuliah disini ya karena mahal, lalu lo jual diri pada Eza atau Bramantyo, nggak sekalian sama tuh cowok gengnya," panjang kali lebar ni cewek ngomong.
"Kak Sely, aku tak seperti itu, Kak Sely mau sama Kak Eza atau Kak Tyo? Pikirin dulu Kak bisi nanti nyesel, trus nangis nyesek lho Kak!"
"Berani lu ya sama gue, lu nggak tau siapa gue?" cibirnya.
"Nama Kakak, Sely 'kan? Tuh aku tahu." balasnya tenang.
"Brengsek lu ya, nih rasain, buat kamu yang sudah mencoba merebut calon gebetan gue!" ujarnya seraya menarik hijab Elis hingga terpelanting ke belakang menabrak seorang berbadan kekar.
"Kamu, gak apa-apa?"
"Aman, Kak, terima kasih sudah membantu," ujarnya, setelah itu berdiri lagi dengan sempurna dan segera meninggalkan tempat itu. Pria itu menatap lekat wajah Elis. Memindai setiap inci wajah cantik di depannya membuatnya tak memalingkan muka.
"Tak habis pikir dengan otak wanita itu, apa salah dia dan siapa calon gebetannya? Kak Eza atau Kak Tyo? Tapi mereka gak cerita apa pun. Bodo amat ah, ke kelas saja siapa tahu Priska sudah datang," gumam Elis.
Thing ...
Ponselnya berbunyi dan ada pesan di grup bahwa kuliah di undur sampai jam sembilan karena dosennya ada meeting mendadak. Elis mengajak Priska ke taman belakang sekolah sekedar untuk duduk di tepi kolam renang.
"Pris, kamu masih marah sama aku?"
"Gak atuh Lis, kan aku sudah tau hubungan kamu dengan Kak Tyo."
"Kamu naksir yah sama Kakaku?"
"Ih, kamu mah Lis, aku malu tahu."
"Kamu teh gak usah malu atuh, nanti aku comblangin deh."
"Eliiisss ... ih kamu mah."
Byur ...
Elis dan Priska kecebur kolam renang, untung mereka jago berenang jadi tidak tenggelam. Terdengar gelak tawa di pinggir kolam. Ternyata Sely dan dua orang sahabatnya tengah tertawa mengejek sambil menjulurkan lidahnya. Bukannya menolong untuk naik ke darat malah melempari dua gadis itu dengan batu-batu kecil. Salah satunya kena pelipis Elis yang tak siap dengan serangan itu. Priska tak kena sebab tadi dia menenggelamkan diri ke bawah air.
Heboh para mahasiswa melihat kejadian itu. Sementara Elis dan Priska sedang berusaha melawan Sely dan teman-temannya yang terus terusan menyerang dengan batu dari segala arah. Mereka tak mengindahkan seruan para mahasiswa yang lain untuk menghentikan aksinya. Malah semakin beringas mengakibatkan Priska dan Elis kewalahan. Mereka timbul tenggelam di kolam renang.
Byur ... dua orang laki-laki menjatuhkan diri ke kolam renang, menolong dua gadis yang hampir kehabisan nafas karena mereka kebanyakan menyelam untuk menghindari batu. Itupun ada yang mampir di pelipis Elis dan kening Priska beberapa kali hingga keluar darah. Elis dan Priska sudah dalam keadaan lemah diserang bertubi-tubi apalagi terlalu banyak berada di under water seperti itu mengakibatkan mereka kekurangan oksigen sehingga pingsan setelah keluar dari kolam.
"Lepaskan!" seru seorang gadis ternyata Sely dan kawan-kawannya memberontak ketika beberapa orang mahasiswa dan Satpam menangkapnya dan memegang tangan mereka dengan kuat.
"Kalian ke ruang komisi disiplin kampus karena telah membuat keonaran!" ujar security namun Sely dan dua orang temannya memberotak berusaha melepaskan cengkraman security bahkan karena tak mau dibawa dia menginjak kaki Pak Security. Tapi tetap saja mereka tak bisa melepaskan diri.
"Gue nggak mau, Ezaaaa ...," teriaknya yang tak dipedulikan oleh security kampus dan tetap menggiring mereka ke ruangan itu. Sudah dipastikan akan mendapatkan hukuman.
"Sayang-sayang, bangun!" Eza mengguncang tubuh Elis.
"Priska-Priska, bangun Pris!" Tyo menepuk-nepuk pipi Priska.
"Mobil!" teriak Eza panik sembari melemparkan kunci pada Fery yang kebetulan dekat dengannya. Gadis itu dibopong dan segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Fery membawa mobil melaju dengan kecepatan tinggi karena Eza begitu panik.
"Cepetan, nyupir kaya keong!" bentak Eza.
"Sabar, Bos, bentar lagi nyampe" Fery mencoba mengatasi kepanikan Eza.
"Suster, tolong!" ujarnya setelah sampai di Rumah Sakit.
"Baik, Pak, silahkan tunggu di luar biar Dokter memeriksanya!" pinta suster.
Eza mengepalkan tangannya tanda marah besar dan semakin membenci Sely. Setelah menunggu beberapa waktu Dokter ke luar dari ruang tindakan, segera Eza dan Tyo menghampirinya.
"Dok, bagaimana keadaan mereka?" tanya Eza.
"Alhamdulillah, mereka selamat tetapi masih lemah karena banyak bakteri di lambungnya akibat minum air kolam."
"Alhamdulillah, terima kasih, Dok," ujar Tyo dan Eza hampir bersamaan.
"Kami boleh menjenguknya, Dok?" tanya Eza, kelihatan masih panik.
"Boleh, silahkan!" ujar Dokter lagi.
Bersambung ...
#AWB2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Pujaan Hati Eza
Teen FictionEza dan tiga sahabatnya seperti biasa keliling desa mengendarai sepeda. Mereka pergi ke Desa Sukamaju yang terkenal keindahan alamnya. Sampai di sebuah kedai mereka berhenti untuk sekedar mengisi perut. alangkah kagetnya mereka saat melihat gadis ca...