Mimpinya semalam membuat Alec menatap Magnus yang sibuk dengan dapur dan Malik yang baru datang membuatnya tersadar.
"Ayah kenapa meliatin papa segitunya"
Magnus yang mendengar langsung menoleh.
"Tidak, ayah hanya merasa beruntung memiliki Malik dan papa"
"Oh, Malik juga beruntung kok punya papa dan ayah yang menyayangi Malik"
Magnus meletakan sarapan Malik lalu duduk bergabung.
"Makan lah, jangan bicara lagi"
Malik memang mudah teralihkan.
"Kau juga Magnus, kau makan untuk dua orang"
"Iya"
Alec menatap Magnus sembari menyesap kopi nya.
"Biar aku yang mengantar Malik, kau di rumah saja san istirahat. Beberapa hari kau sangat sibuk dengan urusan Malik dan rumah Magnus, lagipula hari ini tidak ada yang harus aku lakukan dan aku juga tidak kemana mana"
"Iya"
Magnus kembali berucap hanya satu kata.
Alec masuk dan menemukan Magnus di kamar mereka hingga Alec memegang bahu nya barulah Magnus tersadar dan langsung bangkit.
"Ada apa?"
Namun alih alih menjawab tapi Alec justru membuat Magnus terkejut, ia memeluk Magnus erat dan ada isakan pelan hingga Magnus membalas pelukan nya sambil mengusap punggung Alec.
"Alec, ada apa dengan mu?"
"Aku ingat beberapa hal"
"Apa yang kau ingat?"
"Kau datang di pernikahan ku dengan entah siapa gadis itu dimana kau seharusnya tidak datang, aku meninggalkan gadis itu di altar dan berjalan kearah mu...."
Alec terdiam sesaat.
"Aku mencium mu di hadapan semua orang Magnus"
"Ada lagi?"
"Eh..... saat kau mendaulat ku untuk memilih anggota tim ku dan Magnus aku ingat pernikahan kita"
"Ya bagus deh kau ingat semua itu, mengenai kau hampir menikah dengan gadis itu, aku membantu kau yang ingin lari dari pernikahan mu"
"Alec, perlahan dan jangan di paksakan"
Magnus meninggalkan Alec karena ada suara Malik memanggil nya.
"Magnus, aku mencintai mu"
Langkah Magnus terhenti namun ia tidak menoleh atau menyahut dan kembali berjalan menuju kamar Malik.
"Bagaimana kau tahu menggunakan semua itu?"
"Aku di ajari seorang di masa lalu"
"Aku suka melihat mu seperti ini Magnus, kau manis dan cantik sekali"
Magnus menoleh
"Apa yang kau inginkan hingga kau memujiku"
"Kau belum menjawab perasaan ku tadi"
"Aku tidak tahu, karena itu aku tidak menjawab mu"
"Kalau begitu aku akan mengganggu mu seharian, sampai kau menjawab ku dengan jawaban pasti"
"Alec, kenapa kau harus memaksa, jujur saja aku tidak tertarik untuk melanjutkan hubungan ini.... aku bertahan demi Malik dan anak belum lahir ini"
"Kau berhubungan dengan Siwon?"
"Apa kau gila ya, dengar baik baik tuan Alexander Gideon Lightwood-Bane..... ingat ujung nama itu dan aku bukan kau, kau mungkin lupa tapi aku tidak akan pernah lupa apa yang kita lalui dan bagaimana kau pernah mengkhianati ku"
Alec terdiam dan ada bayangan bagaimana itu terjadi dan bagaimana hancur nya Magnus.
"Aku...... aku teringat kau sangat hancur dan itu semua salahku"
Magnus pergi turun untuk menyiapkan sarapan lalu pergi, ia benar benar muak dengan tuduhan Alec.
"Mau kemana?"
"Ikut saja dan kau akan suka dengan ini"
"Jangan menarik ku, aku bukan anak anak Alec"
"Jika tidak begini kau akan menolak"
Magnus mengenal tempat yang mereka lalui dan ia terdiam sampai mereka berhenti di pagar yang penuh gembok dan nama, Magnus terdiam lalu menoleh.
"Alec bagaimana kau tahu tempat ini?"
"Mimpi ku dan aku ingat tempat ini"
Magnus diam menatap gembok bertuliskan nama mereka, Alec mengambil sesuatu dari sakunya dan Magnus terdiam.
"Alec"
"Agar kau tidak ingin meminta berpisah dengan ku dan biarkan aku mencintaimu semakin besar, Magnus"
Magnus tidak percaya dengan apa yang ia dengar dan ia sedikit terisak karena tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Mengapa kau lakukan ini dan apa yang merubah pikiran mu"
"Aku tidak ingin kehilangan kau dan anak anak kita"
Alec menulis nama mereka dan bersama Magnus memasang gembok nya di pagar lalu Alec melemparkan kunci nya acak.
"Agar kita bersama selama nya"
"Alec....."
"Kita mulai dari awal, aku Alec dan aku mencintai mu"
Mata Magnus memandang Alec.
"H...hai Alec, aku Magnus..... aku.... aku mencintai mu dan kau sekali lagi membuat ku jatuh cinta"
Magnus menghambur ke dalam pelukan Alec dan Alec mendekap nya erat, Magnus berharap hubungan mereka kembali seperti dulu dan memberi Alec sekali lagi kesempatan.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting You Home (End)
Romancekehilangan orang kita cintai menjadi pukulan berat untuk kita tidak terkecuali Magnus ditambah ia harus membesarkan anak mereka sendirian, ia bahkan dianggap penyebab tewas nya Alec hingga Magnus memutuskan melakukan hal yang tidak seharusnya di lak...