-Flash back off-
"Elara, gua harap gua masih bisa lihat senyum manis lo itu disaat-saat terakhir," gumam Kana tersenyum kaku, seraya menatap surat hasil pemeriksaan kesehatan tersebut.
Kana meremas kertas itu hingga membentuk bola, dan membuangnya ke dalam tong sampah. Ia menghembuskan napas perlahan, Kana merasa pasrah, dia seperti sudah tahu apa yang akan terjadi kepada dirinya nanti.
"Kana lo baik-baik aja?" terdengar suara Elara dari arah luar ruangan, sekarang posisi Kana tengah di dalam salah satu ruangan markas OWL GIRLS.
"Gua baik-baik aja kok," balas Kana berbalik badan, raut wajahnya berubah drastis, wajah dingin namun tetap terlihat cantik, itulah ciri khas seorang Kana.
"Yakin Na? Gua perhatiin sejak lo datang ke markas raut wajah lo gak seperti biasanya, lo ada masalah, sini cerita sama gua. Gua siap dengerin kok," balas Elara khawatir.
"I am fine Queen, gak perlu khawatir, gua bukan anak kecil," ujar Kana lalu menepuk gemas kepala gadis itu, Elara sudah seperti adik baginya.
"Oke," balas Elara namun masih ada rasa kecemasan sendiri di dalam hatinya.
"Oh yah, udah siap gak nih? Sebentar lagi pertempurannya mau dimulai, kira-kira siapa yang bakal menang?"
"Gua sih siap-siap aja, gua sudah bisa ramal kalau geng kita yang akan menang. Terlebih lagi geng LEOPARD juga geng kuat, kita punya mereka," balas Elara percaya diri.
"Siap, gua suka semangat lo," senyum Kana, dan mereka berdua pun bergegas mengumpulkan seluruh anggota geng OWL GIRLS untuk berangkat bersama-sama menuju lokasi yang telah ditentukan.
Di sebuah lapangan yang sangat luas, hamparan tanah kering berwarna coklat, sedikit rumput-rumput liar yang tumbuh di atasnya. Ribuan motor-motor besar bergemuruh datang, menggetarkan bumi kota Byantara.
Jaket-jaket sangar dengan logo badas membalut gagah tubuh-tubuh kekar tersebut. Semangat berkobar, napas memburu, haus akan kemenangan, tersembunyi rapi dibalik helm full face itu.
Seperti perjanjian semula, bahwa geng OWL GIRLS juga harus ikut andil dalam pertempuran untuk membantu geng LEOPARD. Situasi itu sama persis seperti sekarang, kedua geng tersebut bersatu melawan dua geng yang tak kalah banyaknya di hadapan mereka saat ini.
"Apa lo takut? Gua gak butuh bocah lemah di sini," ucap Antarez pada Elara yang berdiri di sampingnya.
"Mungkin gua harus kasih paham lo, kalau cewek juga gak kalah kuat sama cowok. Gua bisa ratain mereka semua kalau lo mau, solo," balas Elara seraya melakukan pemanasan kepala.
"Haha, gua pegang omongan lo," di sebelah Elara berjarak dua anak saja, Kana berdiri di sana sudah siap dengan tongkat baseball besi yang ia pegang. Antarez menatap anak itu dengan pandangan berbeda.
Teriakan keras sebagai pertanda mulainya pertempuran, dua kubu lautan manusia bergerak maju ke titik tengah, hingga tawuran besar pun dimulai.
Suara pukulan, teriakan, semuanya bercampur menjadi satu di dalam sana. Tanah yang semula bersih kini ternodai oleh keringat serta tetesan darah. Sangat mengerikan. Sama halnya seekor binatang buas, perasaan mereka tidak akan pernah puas jika lawannya belum tumbang.
"Queen!" teriak Kana tetap berusaha untuk melindungi Elara, anak itu menumbangkan siapa saja yang berani menyakiti sahabatnya. "Gua harus lindungi Elara," batin Kana.
//Dep// Kana mendecak kesakitan, dadanya seperti ditusuk oleh ribuan jarum. Gadis berambut pirang itu mengerang, ditengah-tengah pertempuran. "Plis, gua mohon jangan sekarang," batin Kana mencengkram kuat dadanya.
Ia berusaha bangkit kembali, walau sekujur tubuhnya sudah terasa remuk. "Lo kuat Kana, tinggal sedikit lagi."
Sudah dua jam berlalu, banyak dari mereka yang gugur, tubuh terkapar penuh akan luka, serta mayat-mayat berceceran di medan pertempuran.
"Yes kita menang!" ucap Elara begitu senang, saat mengetahui hanya geng dia dengan LEOPARD saja yang masih bertahan. Akhirnya, mereka bisa memenangkan pertempuran sengit tersebut.
Disaat-saat Elara sibuk dengan perasaannya sendiri, dari arah belakang tanpa ia sadar ada seseorang berjalan tertatih-tatih menghampiri dirinya, seraya membawa sebuah pisau di tangan kirinya. "Mayat gua bakal tenang sebelum lihat lo mati!" teriaknya menghunuskan benda tajam itu ke arah Elara.
"QUEEN AWAS!!!"
"Argh," darah memuncrat kemana-mana, pisau tajam itu berhasil menusuk dalam perutnya.
"KANA!" kejut Elara melihat Kana sudah bergelimang darah. Gadis itu berhasil, dia berhasil melindungi Elara dari seseorang yang hendak melukai dirinya.
Dengan pisau yang masih tertancap di perut Kana, tubuhnya terkulai lemas terbaring di atas tanah, dengan Elara membantu menempatkan kepala sahabatnya itu di atas paha.
Tangisan Elara pecah, bulir air mata meluncur deras begitu saja. "Hiks, Kana," tangisnya. "Lo ngapain lindungi gua hah, sekarang lo yang terluka," sambung Elara tidak kuat menyaksikan perut Kana yang terluka parah.
"Jangan nangis El, bukan ini yang gua mau," balas Kana menyapu air mata di pipi Elara. "Gua hanya mau lihat lo senyum."
"Tapi Na, tubuh lo berdarah. Lo harus segera dibawa ke rumah sakit, lo harus sembuh!" panik Elara mencoba bangun, namun seketika ditahan oleh Kana.
"Gak perlu El, sebentar lagi gua sembuh," ujar Kana tersenyum simpul. "Darah dari perut gua sudah keluar terlalu banyak, semuanya gak akan sempat," sambung Kana semakin membuat Elara merasa sesak.
"Jaga geng OWL GIRLS baik-baik yah El, gua tahu lo cewek kuat."
"Kana lo ngomong apa! Jangan bilang lo mau pergi ninggalin gua! Enggak Kan, enggak, jangan, gua mohon!"
"Misi gua untuk melindungi lo sudah selesai. Maaf, karena belum bisa jadi sahabat yang baik untuk lo."
"Stop Kan, berhenti plis! Lo harus sembuh, lo harus pergi ke rumah sakit, gua gak mau lo pergi," tangis Elara semakin menjadi-jadi.
"Jangan demen-demen koleksi mantan lagi yah El, Antarez aja udah cukup. Gua yakin dia cowok yang baik."
Kana berusaha mengangkat tangan kanannya yang sudah berlumurkan darah, lalu menaruhnya di pipi Elara. "Gua pergi dulu Queen, gua tunggu bunga mawar dari lo di atas rumah gua nanti," sambungnya, dan perlahan menutup mata untuk selama-lamanya.
"Kana, bangun Kan! Kana!"
"Hiks, KANA!" teriak Elara berusaha membangunkan Kana, dengan menggoyang-goyangkan tubuh anak itu sekuat tenaga. Namun, itu semua sama sekali tidak berguna, karena kenyataannya tubuh gadis yang ada dihadapannya sekarang sudah tidak lagi bernyawa.
°•••[KING]•••°
KAMU SEDANG MEMBACA
KING
Teen Fiction[Sequel dari cerita brother konflik, pastikan baca brother konflik dulu supaya lebih paham alur ceritanya] Raja tanpa mahkota, mungkin itu adalah kata yang tepat bagi seorang Antarez Putra Kasela. Dia bukan dari kalangan bangsawan, hanya seorang rem...
Eps 20
Mulai dari awal