Bab:40

141K 17.3K 3.8K
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

⚠️ Banyak typo berseberan, di mohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

HAPPY READING!

Derap langkah terdengar di lorong rumah sakit, Erland yang kini berlari dengan penampilan yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja kini terus berlari menghiraukan orang-orang yang menatapnya aneh.

Tak hanya Erland, dibelakangnya juga Hendar dan para anak buahnya turut mengikuti Erland dari belakang hingga orang-orang yang melihat kedatangan mereka sontak langsung memberikan jalan untuk Erland.

Langkah Erland terhenti, matanya yang tampak memerah menatap tajam tulisan papan depan pintu di hadapannya.

Ruang jenazah

Dada Erland naik turun, antara marah atau mungkin sedang berusaha menetralkan dirinya.

Tangannya terkepal erat, demi Tuhan Erland tak pernah berharap sedikitpun dia bisa menemui istrinya di ruangan ini.

Berusaha menyangkal lagi, Erland menghapus air matanya yang sialnya tak pernah ingin berhenti keluar.

Hendar yang melihat itu terdiam, dia tau betapa besarnya rasa Erland pada Eliza, dia tau betapa tergila-gilanya Erland pada Eliza, dan dia tau betapa berharganya Eliza di kehidupan Erland.

Dan melihat Erland seperti sekarang, Hendar tak tau bagaimana mendeskripsikan kondisi Erland. Mungkin Erland terlihat berusaha tegar saat ini, tapi tak ada satupun orang yang tau betapa rapuhnya Erland karena mereka tak merasakannya kecuali Erland.

Menghapus air matanya dengan kasar, Erland langsung membuka pintu di depannya.

Hal pertama kali yang Erland lihat adalah beberapa polisi dan petugas rumah sakit sedang mengelilingi salah satu mayat di ruangan ini, mereka yang tadinya sibuk kini bersamaan menatap Erland yang baru saja membuka pintu.

Salah satu polisi menghampiri Erland yang masih berdiri di tempatnya.

"Tuah Demian." Ucapnya.

"Dimana istri saya?" Tanya Erland langsung menatap tepat mata polisi didepannya dengan tatapan tajam.

Polisi tersebut meneguk air ludahnya kasar.

Hanya orang kuno di negara ini yang tak mengetahui cinta sang kekayaan dunia pada istrinya, termasuk polisi ini juga.

Polisi ini rasanya tak mampu untuk menjawab pertanyaan Erland, hingga ia memundurkan sedikit tubuhnya dan melirik jenazah yang tak jauh darinya.

Erland mengikuti arah pandangan polisi di depannya, melihat mayat yang sudah tak terbentuk lagi dengan tubuh sepenuhnya hangus membuat Erland dengan cepat memejamkan matanya tak sanggup melihat itu.

Tak beda jauh dari Erland, Hendar pun langsung memalingkan wajahnya saat melihat mayat itu.

Tangannya terkepal lebih erat memperlihatkan urat-urat lengannya yang tercetak jelas, rahangnya mengeras dengan urat leher menonjol. Membuka matanya lagi, Erland menatap lebih tajam polisi di depannya.

"Saya tanya sekali lagi, di mana istri saya?" Tanya Erland dengan aura benar-benar mengancam.

Tubuh polisi di depannya sudah bergetar, bibirnya terasa tegang untuk berbicara.

The Antagonist's Perfect Husband [TAMAT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें