Chapter 1 - Langit Favoritku

997 90 4
                                    

Ini cerita baru aku! Semoga kalian suka ya! Jangan lupa vote, komentar dan follow akun aku! Terima kasih luv!<333
.
.
.
.
.
***

Merayakan lagi
Rasa yang pernah kita bagi
Pilih baju yang terbaik
Mengantar matahari yang cantik

Bermimpi bersama
Di kota yang banyak tawarnya
Kita buat jadi penuh rasa
Cerita yang kan kita jaga

Jika tak bersamaku lagi
Ingat warna langit favoritku
Jika memang sudah tak berjalan seiring
Jaga diri masing-masing

Sampai bertemu di lain bumi...
Sampai bertemu di lain hari...

Gabby Skyblue, gadis yang kini telah menginjak usia dua puluh satu tahun itu tengah menikmati pemandangan kota di atap toko tempat dirinya bekerja. Ia bekerja di Sun's Bakery and Pastry, dibagian baker.

Akhir-akhir ini ia jadi sering memikirkan seseorang. Ya. Seseorang yang pernah tinggal di hatinya, tetapi sudah pergi entah kemana. Gabby sengaja datang lebih pagi dari biasanya, ia hanya ingin menikmati indahnya langit di pagi hari seraya mendengarkan lagu yang berjudul Langit Favoritku dari penyanyi Teddy Adhitya.

Yang menjadi sedih
Biarkan bersedih
Yang kan datang nanti
Biar harap yang membawa pesan
Agar lebih berkesan

Jika tak bersamaku lagi
Ingat warna langit favoritku
Jika memang sudah tak berjalan seiring
Jaga diri masing-masing

Jika tiba waktunya nanti
Yang dipaksa yang kan terjadi
Walau memang sudah tak berjalan seiring
Jaga diri masing-masing

"Sampai bertemu di lain bumi... Sampai bertemu di lain hari... Temukan jalan yang terbaik... Relakan... Lepaskan..."

Gabby memejamkan matanya, tak terasa cairan bening mulai mengalir di pipinya. Gabby menangis, mengingat kembali kenangan-kenangan yang telah ia lalui bersama seseorang itu di masa lalunya. Pria yang sampai detik ini masih menempati ruang di hatinya.

"Kenapa kamu terlambat?" tanya seorang laki-laki dengan tatapan tajamnya yang menusuk.

"Anu...Kak... tadi abis beli bensin dulu," ujar gadis dengan rambut yang berwarna jingga cerah itu.

"Alasan kamu! Dari kelompok mana?"

"Itu... dari kelompok England, Kak." Gadis itu mulai gugup dan takut saat ia melihat sekilas wajah pria di hadapannya.

Pria itu terlihat menyipitkan matanya, "Jurusan Psikologi?"

Gadis itu mengangguk pelan. "I..iya, Kak."

"Ya sudah. Sana masuk barisan. Lain kali jangan terlambat lagi."

Gadis itu mendongakkan kepalanya, "A...pa?"

"Kamu tuli? Sana masuk barisan!"

"Jadi aku—maksudnya saya gak dihukum, Kak?"

"Oh jadi kamu mau dihukum?"

Gadis itu menggeleng cepat, "Eh nggak, Kak... nggak mau!"

"Ya sudah, sana masuk barisan!" ujar pria itu melotot tajam.

"Iya... iya, Kak. Ma...Maaf dan Terima kasih."

Gabby berlari ke lapangan, ia merutuki kebodohannya karena bangun kesiangan di hari pertama masuk kuliah. Selain itu, ia juga merasa sial dengan keadaan motornya yang sekarat bensin, dan membuatnya harus mengantri di pom bensin. Selama perjalanan, Gabby sudah membayangkan dirinya akan dihukum oleh kakak-kakak tingkatnya. Tetapi tadi, sulit dipercaya oleh dirinya bahwa Gabby tidak mendapat hukuman sama sekali.

My Sweet Nyctophile (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang