Chapter ???

376 52 2
                                    

BUSAN

TAHUN 2001

Langit malam yang begitu gelap dengan dingin yang menusuk.

Cahaya bulan tertangkap pada mata yang besar itu, menduduki dirinya di atas lantai dengan banyaknya mainan di hadapannya.

Jendela yang terbuka dengan tirai berkibar karena angin tidak menghentikan aksinya untuk terus menatap sang gerhana bulan menghiraukan suara ribut di belakangnya.

Pecahan vas, darah dan juga caci maki adalah peneman tidurnya.

Jungkook kecil menatap kedua saudaranya yang sedang bermain di aula dengan kedua pengasuh mereka tidak memperdulikan sosok kecil yang hanya bisa mengintip di balik tangga.

Jungkook mengangkat kepalanya keatas untuk melihat sebuah kamar dengan rantai di knopnya, memilih untuk menaiki tangga dengan langkah tertatih-tatih.

Tiada pengasuh, tiada ayah dan ibu meskipun mereka semua tinggal pada satu atap yang sama. Jungkook mendudukkan dirinya di depan pintu kayu putih itu lalu mengeluarkan sebuah mobil mainan berwarna merah dari sakunya dan bermain sendirian, menjadi peneman dari tangisan Ibunya sendiri.

Hari itu Jungkook menarik lengan Ibunya menuju kebun binatang, ia terus berbicara dengan semangat meskipun masih terbata-bata karena minimnya pelajaran yang ia terima di TK. Wajah pucat sang Ibu tersenyum mengangguk, membawa anak nya memutari kebun binatang bahkan memakan es krim bersama.

Hanya mereka berdua, tanpa adanya gangguan dan hanya adanya kebahagiaan.

Namun kebahagiaan itu hanya sementara, Jungkook hanya bisa berdiri saat sang Ibu berteriak di hadapan sang suami. Memaki dengan teriakan membahana dan mengatakan banyak hal yang buruk.

" Ibu " panggilnya membuat wanita itu melotot, menangis keras untuk memeluk Jungkook namun tarikan di surainya menjadi penghalang. Tamparan dan pukulan menjadi tontonan yang tak seharusnya ia lihat.

" Masuk ke kamarmu " suara berat muncul di belakang Jungkook, Namgil menarik lembut tangan kecil Jungkook lalu menuntunnya untuk masuk ke kamar.

Tak mengetahui bahwa itulah hari terakhir dimana ia melihat wajah sang Ibu yang ia sayangi.

Pakaian hitam membalut tubuh kecil yang duduk di samping peti sang Ibu, hanya sedikit kerabat sang Ibu yang datang dan di isi banyaknya pria tua berpakaian hitam dengan tawa di menghiasi wajah mereka.

Jungkook hanya bisa diam, mengepal tangan mungilnya dengan bibir bergetar. Ia tidak akan menangis, ia tidak akan pernah menangis pada hari dimana Ibunya berbahagia untuk terakhir kalinya. Karena Jungkook akan menghantar sang Ibu menuju taman bermain dimana tiada senyuman yang akan luntur dari wajah sang Ibu.

" Kau akan bersekolah bersama kedua saudaramu " Ryu meletakkan cap nya di dalam kotak, tidak berminat untuk menatap wajah sang buah hati yang hanya berdiri diam tanpa suara.

" Namgil, asuhlah anak ini untukku dan pastikan kebutuhannya terpenuhi. "

TAHUN 2005

Foto besar dengan empat wajah menjadi penghias utama dari rumah besar nan megah itu. Jungkook, Seobin dan Yeonjin menatap foto besar mereka bersama sang Ayah.

Senyuman mereka merekah saat menunjuk foto sama lain sambil tertawa, bahkan menarik sang pengasuh agar menggendongi mereka supaya bisa melihat lebih jelas.

" Adik tiri kenapa wajahmu sangat jelek disini " Seobin menunjuk wajah Jungkook di foto dengan jemarinya yang di penuhi selai cokelat.

" Bodoh kan Ibunya sudah mati sama seperti Mama kita " Yeonjin melempari Yeonjin dengan sepatu Barbie miliknya membuat anak lelaki itu menangis.

[KV] TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang